FF 22

748 83 6
                                    

Akhirnya hari pernikahan Lian dan Nuchy pun berlangsung.
Lian berdandan dengan tanpa ada ekspresi di wajahnya.

"Lian sayang, ayo cepat, pengantinmu sudah selesai berdandan." ujar Mae sambil tersenyum.

Lian pun berdiri dan berjalan tanpa sedikit pun melihat pada Mae.
Mae menundukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Lian.

Lian keluar diiringi tepuk tangan dan sorakkan tamu undangan.
Tamu yang datang pun begitu banyaknya.
Mae melihat Lian yang berjalan seperti mayat hidup.

Lian pun akhirnya sampai di depan altar dengan pendeta di depannya.
Lian melihat ke pintu masuk.

Tak lama kemudian Nuchy pun masuk dengan diiringi musik pernikahan.
Nuchy tersenyum lebar dan melambaikan tangannya ke tamu yang datang.

Mae dan Nana pun berdiri menyambut pengantin perempuan sambil bertepuk tangan.
Lian menyambut tangan Nuchy yang di serahkan oleh ayahnya.

"Pho titip Nuchy ya, Lian." ujar ayah Nuchy.
Namun Lian hanya terdiam dan membalikkan badannya menatap pada pendeta.

Ketika semua hening, Lian dan Nuchy menghadap kepada pendeta.

Namun sebelum pendeta itu mengatakan apa2, tiba2.

"Phi Lian." teriak Nukuea dari belakang.

Semua tamu dan juga keluarga melihat pada Nukuea.
Nukuea berjalan mendekati Lian.
Lian membelalakkan matanya.

"Phi, Kuea tahu kalau Phi berjanji akan menjemput Kuea. Tapi Kuea juga tahu kalau Phi tidak bisa memenuhi janji Phi. Karena itu, sekarang Kuea datang untuk menjemput Phi." ujar Nukuea sambil menangis.

"Apa yang kau lakukan disini. Pergi." teriak Lian.

Nukuea berhenti dan mengulurkan tangannya pada Lian.

"Kuea tahu kalau Kuea egois dan tidak tahu diri, tapi demi cinta Kuea pada Phi, Kuea akan berusaha untuk mendapatkan cinta Phi. Phi sudah berkorban dan berjuang demi mendapatkan cintanya Phi, dan sekarang.. Giliran Kuea yang berjuang demi cintanya Kuea." ujar Nukuea.

Lian pun menangis namun Lian memalingkan kepalanya.

"Pergilah Kuea, Phi mohon." isak Lian.

"Tidak akan, Kuea tidak akan pernah melepaskan Phi pergi kemanapun sampai kapanpun." ujar Kuea yang bersujud dan menangis sambil menangis terisak.

"Phi pernah bilang kalau Phi tidak akan pernah melepaskan Kuea, kenapa sekarang Kuea harus melepaskan Phi Lian." ujar Kuea lagi.
Airmata Lian mengalir begitu deras.

Nuchy pun hanya bisa terdiam melihat adegan itu.
Tiba2 Lian memegang tangan Nuchy dan menghadap pada pendeta.

"Ayo teruskan." ujar Lian.

Namun pendeta itu hanya terdiam dan melihat pada Nukuea yang masih bersimpuh berlutut di depan kedua pengantin.

"Apa Mae sudah puas melihat anak Mae seperti ini? Semoga Mae sekarang bahagia." ujar Nana yang berjalan menghampiri Nukuea dan merangkul bahunya dan ikut menangis.

Nukuea menundukkan kepalanya dengan tangannya yang masih menggapai ke depan.
Nukuea mengeluarkan semua emosinya.

"Phi pernah bilang pada Kuea kalau Phi akan memperjuangkan apa yang tidak pantas untuk Phi menjadi pantas, Phi juga menhilangkan rasa malu Phi hanya untuk berjuang demi mendapatkan Kuea orang yang Phi cinta. Phi juga pernah bilang kalau Kuea tidak boleh selalu menundukkan kepala Kuea karena Kuea berharga. Hari ini Kuea menghilangkan rasa malu Kuea dan mendengakkan kepala Kuea demi mendapatkan Phi Lian cintanya Kuea." ujar Nukuea yang kembali berdiri dan berjalan menghampiri Lian.

Lian menahan kakinya yang terasa begitu lemas.
Lian mengertakkan giginya agar menahannya untuk tidak berbalik dan memeluk Nukuea.

Sementara Nana melihat pada Nukuea dan Lian dengan airmata yang mengalir.

Seluruh tamu yang datang pun tidak satupun yang mengeluarkan suaranya.
Ada yang menangis karena ikut terharu, namun ada juga yang memandang LianKuea tanpa berkedip.

"Lian. Phi tahu kalau Lian takut terjadi apa2 pada Nukuea jika kau membatalkan pernikahan ini, tapi pernahkah Lian berpikir apa yang akan terjadi pada Nukuea jika Lian meneruskan pernikahan ini? Lian tahu kalau Lian meninggalkan Nukuea kali ini. Dia tidak akan pernah mengangkat lagi kepalanya, dia akan selalu menganggap kalau dia orang yang paling hina. Pernahkah Lian berpikir seperti itu?" ujar Nana.

"Nukuea bisa berani dan mendengakkan kepalanya seperti sekarang ini karena percaya pada kata2mu. Namun jika semua kata2mu itu hanyalah kebohongan, bagaimana dia akan pernah percaya lagi pada orang2 di sekitarnya?" ujar Nana lagi.

Lian mendengarkan perkataan kakaknya yang sangat dia percaya.
Lian juga sadar kalau kata2 kakaknya itu benar.

Akhirnya Lian pun melepaskan genggaman tangannya dengan Nuchy dan melihat pada Nukuea yang dengan tegap berdiri menghadap padanya.






TBC

Friend or Faen (ZeeNunew) 017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang