FF 12

842 87 4
                                    

Keesokan paginya Nukuea seperti biasa mengunjungi coffee shop dan memesan kopi latte kesukaannya.
Banyak mata memandang padanya sambil berbisik2.
Tapi Nukuea mengacuhkan mereka.

Tiba2 sebuah tangan merangkul bahunya.
Nukuea sangat terkejut karena menyangka kalau itu Yi.
Nukuea lupa kalau Yi sudah tidak ada di sana.
Begitu Nukuea melihat siapa yang merangkulnya Nukuea semakin terkejut.

"Bos?" ujar Nukuea, Lian menatap Nukuea.

"Bos apanya? Phi." ujar Lian sambil tersenyum.

Nukuea melihat sekitar dan melihat banyak pegawai di sana yang berpura2 memalingkan wajahnya namun sembunyi2 menatap Nukuea dan Lian.

"Phi, malu." ujar Nukuea yang membuat Lian mengernyitkan dahinya.

"Kau malu aku rangkul? Teganya kau." ujar Lian.

"Phi, bukan itu maksud Kuea." ujar Nukuea dengan wajah yang cemberut.

"Biarkan saja mereka. Jangan di hiraukan. Ini urusan kau dan aku. Lagipula apa yang membuat kau malu, yang merangkulmu ini adalah seorang bos yang tampan." ujar Lian, Nukuea melihat pada Lian dengan pandangan yang jijik lalu memukul perut Lian.

Semua orang melihat Nukuea dengan wajah iri, karena selain Nukuea, siapa lagi yang berani cemberut dan memukul Lian Bos mereka.
.

Siang harinya Nukuea kembali ke rumah makan di seberang jalan dan membeli 2 porsi makanan.
Nukuea lalu membawanya ke atas atap dan menunggu Lian untuk naik ke atas.

Namun sampai habis waktu istirahat, Lian masih juga belum datang.
Akhirnya Nukuea pun menyimpan makanan itu di atas tembok, kalau2 Lian naik saat dia sudah turun.

Nukuea pun menuruni tangga dan keluar dari tangga darurat yang membawa dia ke atas atap.
Tiba2 Nukuea melihat seorang wanita muda keluar dengan Lian dari sebuah lift, Lian tertawa2 dan merangkul wanita itu.

Nukuea bertanya2 siapa wanita itu.
Namun akhirnya Nukuea mengacuhkannya dan berjalan kembali ke tempat bekerjanya.

Tiba2 wanita yang selalu bersama Yi dulu, menghampiri Nukuea.

"Kuea, sudah kubilang, seharusnya kau sadar diri siapa kau dan siapa bos Lian. Tadi kami lihat tuan Lian merangkul seorang wanita dan mencium bibirnya di depan ketika wanita itu akan pergi." ujar wanita itu sambil tertawa dan pergi meninggalkan Nukuea.

Seharusnya Nukuea tidak perduli, karena Lian hanya sahabatnya, namun mengapa hatinya sakit? Kenapa Lian menciumnya waktu itu?
Apa Lian mempermainkannya? Pikir Nukuea.

Nukuea pun mengambil berkas dan keluar dari tempat bekerjanya dan berjalan ke ruang atasannya yang meminta berkas itu di serahkan hari ini.

Pikiran Nukuea melayang2.
Namun walau hatinya terasa sakit namun Nukuea berusaha tenang.

"Lian hanya sahabatnya."

Kata2 itu yang terus Nukuea ulang2 dalam pikirannya.
Namun tak bisa Nukuea pungkiri kalau hatinya terasa sakit.

Sore harinya Nukuea membereskan barangnya dan bersiap untuk pulang.

Ketika Nukuea berjalan akan keluar gedung tiba2 Nukuea melihat Lian berjalan menghampirinya sambil tersenyum.
Nukuea pun tersenyum pada Lian.

"Aku antar pulang yah?" ujar Lian.

"Tidak usah Phi. Kuea bisa pulang sendiri, lagipula Kuea ada perlu dulu ke suatu tempat." ujar Nukuea.

"Tak apa, aku antar." ujar Lian dan membuat Nukuea kembali menundukkan kepalanya.

"Tidak usah, Phi. Kuea permisi dulu." ujar Kuea dan berjalan melewati Lian.

Lian menatap Nukuea dengan wajah bingung.
Nukuea pun berjalan dan masuk ke dalam taksi yang sudah menunggu di depan gedung.

Nukuea ingin menangis namun Nukuea pikir tidak ada alasan untuknya menangis.
Apa yang harus dia tangisi, Pikir Nukuea.

Nukuea akhirnya sampai di jalan depan rumahnya dan turun dari taksi lalu berjalan menuju rumahnya.

"Kau berbohong padaku." ujar Lian.

Nukuea sangat terkejut mendengar suara Lian dari belakangnya.
Nukuea memejamkan matanya dan berbalik sambil tersenyum.

"Kenapa kau berbohong?" ujar Lian sambil berjalan menghampiri Nukuea.

"Kuea hanya ingin sendiri, Phi." ujar Nukuea dan Lian pun mengernyitkan dahinya.

"Apa ada masalah?" tanya Lian lagi dan akan memegang pipi Nukuea.
Namun Nukuea memalingkan wajahnya, menghindar dari sentuhan Lian.

Lian pun menarik kembali tangannya.

"Tidak ada, Phi. Kuea hanya merasa kurang enak badan dan ingin segera tidur." ujar Nukuea.

"Kuea masuk dulu, Phi. Sampai besok." ujar Nukuea dan membalikkan badannya dan kembali berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Lian masih berdiri di sana bingung dengan sikap Nukuea.
Sementara Nukuea masuk kedalam dan menyalakan lampu lalu masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya lalu menangis.

Nukuea tidak dapat menahan airmatanya.
Mengapa hatinya sesakit ini mengetahui kalau Lian sudah mempunyai kekasih.

Bukankah dia dan Lian hanya sebatas sahabat?
Ciuman yang Lian lakukan padanya hanya untuk membodohi mantan kekasihnya.
Namun apa alasan ciuman Lian di rumah Nukuea?

Nukuea merasa dia harus menghindari Lian agar tidak ada lagi salah paham di hati Nukuea.






TBC

Friend or Faen (ZeeNunew) 017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang