FF 21

726 72 4
                                    

Seminggu sudah Lian dan Nukuea menjalani hubungan tersembunyi.

Malam setelah Lian dan Nana pulang bekerja, Mae memanggil mereka ke dalam kamar Mae.

"Lian, Mae sudah berbicara pada orangtua Nuchy, bulan depan kalian menikah. Ok? Ohh Mae sungguh bahagia menantikan pernikahan kalian." ujar Mae.

Lian dan Nana pun membelalakkan matanya.

"Tapi Mae, Lian belum siap untuk menikah." ujar Lian.

"Umurmu sudah 34 tahun, apalagi yang kau tunggu, hah? Jangan bilang kalau kau masih mengharapkan pria itu?" ujar Mae.

"Bukan begitu Mae."

"Mae juga mendengar kalau selama ini kau tidak pernah berkencan atau bahkan menemui Nuchy." teriak Mae.

"Lian sibuk Mae." ujar Lian.

"Sibuk? Dulu kau selalu bisa berkencan dengannya, kenapa sekarang dengan bantuan kakakmu kau malah lebih sibuk?"

"Pekerjaan Lian sekarang bertambah Mae, karena lama Lian tinggalkan." ujar Nana.

"Nana, jangan bilang kalau kau berkomplot dengan adikmu ini?"

"Berkomplot apa, Mae? Nana bahkan tidak mengenal siapa kekasih Lian." ujar Nana gugup.

"Kekasih kau bilang? Sejak kecil kalian selalu berkomplot untuk melawanku. Dengarkan kalian, jika sampai benar kalian berkomplot demi pria itu, maka jangan salahkan Mae jika Mae berbuat yang lebih lagi pada pria tak tahu diri itu." ujar Mae.

"Mae." teriak Lian sambil berdiri.

"Dengarkan Lian. Jika kau sampai menggagalkan pernikahanmu, maka pria itu pun akan Mae hancurkan, kau mengerti? Dan mulai besok kau tinggal kembali di kamarmu, Lian. Sekarang keluar kalian." teriak Mae.

Lian mengeraskan rahangnya dan keluar dari kamar Mae diikuti oleh Nana.
Nana menatap wajah Lian, lalu Lian pun berjalan cepat menuju kamarnya.

Lian membanting pintu di belakangnya dan menjerit sekerasnya.
Nafasnya terengah2 menahan emosinya.
Gigi Lian bergeretak dan airmata mengalir di pipinya.

Tak lama kemudian Nana masuk dan berjalan perlahan mendekati Lian.

"Lian." ujar Nana pelan.

Lian tetap menghadap tempat tidurnya dan berdiri dengan tegap.
Nana pun perlahan menghampiri Lian dan memegang bahunya.

"Apa yang harus kulakukan Phi? Aku meminta Nukuea untuk menungguku." isak Lian.

Nana pun ikut menangis melihat adiknya dan mengelus bahunya.

"Maafkan Phi, Lian." ujar Nana.

Lian menghadap pada Nana dan memeluknya.

"Maafkan Phi yang tidak bisa membantumu, Lian." isak Nana.

"Bagaimana kalau Nukuea menungguku selamanya Phi? Apa yang harus Lian lakukan?" isak Lian.

Nana mengeraskan rahangnya dan berpikir akan melakukan apapun demi adiknya.
.

Keesokan harinya Nukuea menunggu Lian di atas atap dengan makanan di tangannya.
Nukuea tersenyum dan menyimpan makanan itu di atas tembok pagar.

Namun Nukuea tidak ingat melihat Lian hari ini.
Apakah Lian datang terlambat ataukah dia yang datang terlambat?

Nukuea menunggu dan menunggu, namun sampai waktu makan siang habis, Lian sama sekali tidak terlihat.
Nukuea mengkhawatirkan Lian dan bertanya2 apa yang terjadi.

Akhirnya Nukuea meninggalkan makanan yang dia beli untuknya dan Lian lalu kembali turun kebawah.

Karena sangat mengkhawatirkan Lian akhirnya Nukuea nekad menunggu Lian di depan pintu keluar gedung setelah pulang bekerja.

Tak lama kemudian Nukuea melihat Nana namun tanpa Lian.
Nukuea pun berjalan mendekati Nana.
Nana membelalakkan matanya yang melihat Nukuea di pintu keluar gedung itu.

"Selamat malam Phi." ujar Nukuea.

Nana segera mengenggam tangan Nukuea dan membawanya kembali ke dalam gedung dan memasuki lift gedung.

Nana mematikan lift itu di tengah2.

"Kuea."

" Maaf Phi, Kuea sudah lancang menghalangi jalan Phi. Tapi Kuea sangat khawatir pada Phi Lian. Apa ada yang terjadi Phi?" tanya Nukuea.

Nana menatap wajah Nukuea dan tiba2 Nana memeluk Nukuea.

"Maafkan Phi, Kuea. Phi tidak bisa lagi membantu kalian." ujar Nana.

Nukuea terkejut mendengar itu.

"Apa yang terjadi dengan Phi Lian, Phi?" tanya Nukuea dan melepaskan pelukan Nana.
Nana pun menghela nafas panjang.

"Lian kembali dikurung oleh Mae, Kuea." ujar Nana.

Tubuh Nukuea pun mendadak lemas mendengar kabar itu.
Nukuea menyandarkan badannya di dinding lift itu.

"Lian akan menikah sebulan lagi. Dan Phi tidak bisa melakukan apa2. Kuea, bisakah kau melupakan Lian?" ujar Nana.

Nukuea pun meneteskan airmata.

"Lian selalu ingat janjimu padanya untuk selalu menunggunya. Jika kau bisa berjanji melupakan Lian maka Phi rasa Lian akan bisa lebih tenang. Lian sangat mencintaimu Kuea, percayalah. Dia sangat tersiksa dengan pernikahan ini." isak Nana.

Nukuea melamun dan tak lama kemudian Nukuea menegapkan badannya dan menatap Nana.
Nana pun terkejut dengan sikap Nukuea.

"Maaf Phi tapi Kuea tidak akan pernah bisa melupakan Phi Lian. Kuea sangat mencintai Phi Lian. Maafkan Kuea juga yang egois membawa Phi Lian kedalam hidup Kuea yang susah. Tapi Phi.. Jika Phi Lian tidak bisa menjemput Kuea, maka Kuea yang akan menjemput Phi Lian." ujar Nukuea dan menghidupkan kembali lift itu.

Nana tersenyum dan menepuk bahu Nukuea.







TBC

Friend or Faen (ZeeNunew) 017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang