FF 28

796 67 5
                                    

Seminggu kemudian Nukuea sudah sembuh total dan hari itu Nukuea berencana ingin pulang dan kembali bekerja.

"Kau yakin akan kembali bekerja hari ini?" tanya Lian.

Nukuea menatap wajah Lian dan berjalan menghampirinya lalu memeluk pinggangnya.

"Phi sudah merawat Kuea seminggu penuh dan Phi juga selama itu tidak bekerja. Terima kasih Phi." ujar Nukuea lalu berjingjit dan mencium bibir Lian.

"Terima kasih apa? Kuea sakit karena Phi." ujar Lian sambil cemberut memeluk pinggang Nukuea dan Nukuea pun tersenyum.

"Kuea harus pulang sekarang."

"Pulang kemana? Ini sekarang adalah rumahmu juga." ujar Lian sambil tersenyum dan membuat Nukuea juga tersenyum sambil memukul pelan dada Lian.

"Phi tidak bercanda. Kuea pindah ke sini, na?" ujar Lian.

Nukuea menunduk dan tersenyum.

"Phi ingin mengurus Kuea, Phi juga ingin menjaga Kuea, tapi... Yang paling utama, Phi tidak ingin berpisah dengan Kuea... Naa?" ujar Lian sambil mengoyang2kan sedikit pinggang Nukuea dan Nukuea pun tertawa pelan.

"Uhmm." gumam Nukuea.

"Benar?" ujar Lian sambil tersenyum dan membelalakkan matanya.

"Uhmm." gumam Nukuea lagi.

Lian pun tiba2 berbalik kebelakang sambil tersenyum lebar dan kembali memeluk Nukuea.

"Terima kasih naa. Eghh." ujar Lian dan memeluk Nukuea dengan erat dan gemas.
Nukuea pun tertawa bahagia.

"Hari ini kita tidak usah bekerja, kita ke rumah lamamu dan membereskan semua barang2mu dan membawanya kemari, ok? Besok baru kita berangkat bersama ke kantor. Ok?" ujar Lian dan Nukuea pun mengangguk.
Lian kembali memeluk erat Nukuea dan segera mengambil kunci mobil dan berangkat ke rumah lama Nukuea.

Seharian itupun mereka sibuk membereskan barang2 Nukuea dan memasukkannya ke dalam mobil.
Tidak begitu banyak barang yang Nukuea punya hingga tak begitu banyak memakan tempat dalam mobil Lian.

Nukuea memandang sekitar rumahnya, rumah yang sudah dia tempati hampir 11 tahun sendirian.
Nukuea tersenyum dan menutup pintu itu.
Nukuea menemui yang empunya rumah dan menyerahkan kunci rumah itu dan akhirnya pergi menjauh dari rumah itu.
.

Pagi harinya Lian terbangun dan dia tidak menemukan Nukuea di dalam kamar, Lian pun turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar.

Lian berjalan pelan mencari keberadaan Nukuea.
Dan Lian pun tersenyum melihat punggung Nukuea di dalam dapur.
Nukuea memakai apron dan sedang mengerjakan sesuatu.

Lian berjalan pelan mendekati Nukuea dan segera memeluk pinggang Nukuea membuat Nukuea terkejut.

"Phi, Phi mengagetkan Kuea." ujar Nukuea.
Lian menyimpan dagunya di bahu Nukuea.

"Apa.yang kau lakukan?" tanya Lian.

"Membuat sarapan." ujar Nukuea dan Lian pun mengangguk2kan kepalanya.

"Phi, Kuea susah bergerak jika Phi seperti ini." ujar Nukuea sambil tersenyum.
Lian pun dengan cemberut dan melepaskan Nukuea lalu berjalan dan duduk di kursi makan.

Lian memandang Nukuea terus tanpa berkedip.
Nukuea yang sedang membuat sarapan pun tetap merasa tidak enak di pandang seperti itu.

"Phi jangan pandang Kuea seperti itu." ujar Nukuea.

"Ini tidak boleh, itu jangan, lalu Phi harus bagaimana?" tanya Lian merajuk dan menyandarkan kepalanya di tangannya yang terlipat di meja.
Dan Nukuea pun tertawa pelan.

Setelah Nukuea beres, Nukuea pun menata hidangan itu di atas meja.
Namun Lian masih merajuk dan masih memalingkan wajahnya.

Nukuea tersenyum dan berpikir apa yang akan dia lakukan untuk merayu Lian.

Nukuea mendekati Lian dan duduk dipangkuannya lalu melingkarkan tangannya di leher Lian.

"Jangan marah lagi, naa!" ujar Nukuea dan mencium bibir Lian dengan lembut.

Di wajah Lian yang cemberut terlihat sedikit senyuman dan Nukuea melihat itu.

"Phi mau apa agar Phi tidak marah lagi?" ujar Nukuea lagi.

Lian pun tersenyum dan menatap wajah Nukuea lalu memeluk pinggang Nukuea.

"Menikahlah dengan Phi dan jadi istri Phi." ujar Lian dengan wajah yang serius.

Nukuea membuka sedikit mulutnya dan membelalakkan matanya karena terkejut.

"Humm? Atau Phi tidak akan memaafkanmu. Hum?" ujar Lian lagi.

Nukuea menundukkan kepalanya dan tersenyum.

"Kuea, Phi serius. Kuea harus menikah dengan Phi. Hum?" tanya Lian dan mencium pipi Nukuea.

Nukuea kembali melihat wajah Lian yang tersenyum manis padanya.
Dan Nukuea pun menganggukkan kepalanya pelan sambil mengedipkan matanya dan tersenyum bahagia.

Lian memeluk pinggang Nukuea lebih kencang dan menempelkan kepalanya di dada Nukuea.
Sementara Nukuea mengelus2 punggung Lian.

"Kuea, Phi sangat mencintai Nukuea." ujar Lian sambil menatap mata Nukuea.

"Hum. Kuea juga sangat cinta pada Phi." ujar Nukuea.

Mereka berdua tersenyum bahagia dan Nukuea menurunkan wajahnya dan mencium bibir Lian.
Lian pun memegang belakang telinga Nukuea dan membalas ciuman Nukuea.







TBC

Friend or Faen (ZeeNunew) 017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang