"Kenapa? Lo istri gue, gak masalah kalo gue sembarangan masuk."
Dengan sengaja, Sagara menarik handuk yang Serena pakai terburu-buru saat dirinya langsung masuk begitu saja.
"Lagian, gue udah liat semuanya. Leher lo, dada lo, tahi lalat yang ada di payudara kanan lo ini, perut lo, dan-"
CUP!
"This."
"Aakhhh."
Sagara menyentuh tiap titik sensitif Serena, tak lupa mencium kepunyaan yang istri. Tangan Serena berpegangan pada dinding kamar mandi.
Mafia itu mendudukkan istrinya di atas bath ub dan melanjutkan kembali ciumannya di bagian bawah tubuh sang istri. Dari ciuman, jilatan hingga hisapan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aawwhh." Desah Serena, kedua tangannya berpegangan erat pada pinggiran bath up.
"Disini sempit lagi, sayang."
"Sa-Sagara."
Tiga jari Sagara mengocok di dalam sana dengan perlahan namun semakin cepat pula gerakannya.
"Aarghh plis."
Tiga jari Sagara berhenti, ia melepas seluruh pakaiannya. Tetapi Serena masih belum terbiasa dengan itu, ia masih merasa kaget melihat milik Sagara yang sangat besar tepat di depan matanya.
"Hah? Gila lo! Engga, gue gak mau!"
"Jangan bantah atau lo habis sama gue!"
Sagara mendekatkan kepala Serena pada miliknya, ia meminta istrinya untuk mengulum miliknya.
"Sagara, ini besar."
"Muat."
Serena menutup kedua matanya, perlahan mulutnya terbuka. Sagara memasukannya.
"Kulum, emut kaya lo makan lolipop."
"Ahh, iyaa gitu."
"Damn, shit aakhh."
"Hi-hisap, Serena!"
"FUCK, ENAK!"
"Dikit lagi sayang, sodok terus."
"UKHHHH."
Sagara mengeluarkan cairannya memenuhi mulut Serena.
