22. 🔞

1.5K 43 0
                                    

"Ih mau kemana sih?"

"Belajar nembak."

"Hah? Gila lo!"

Sagara benar-benar membawa Serena ke lapangan luas dan jauh depan sana ada sebuah benda sebagai objek sasaran.

"Jari tengah, manis, kelingking lo harus mengikat melingkari bagian luar sama depan pegangan. Jari telunjuk harus ada di luar bagian pengaman pelatuk."

"Pegang kuat, genggam pegangannya di belakang pelatuk."

"Gini?"

CUP!

"Iya sayang."

"Ih apa sih, buruan ajarin!"

Sagara menggelengkan kepalanya terkekeh sesaat sebelumnya Serena menolak untuk diajari tetapi kini Serena lah yang paling semangat.

"Genggam lembut kaya lagi jabatan tangan."

"Ih lo mah, tadi katanya pegang kuat."

CUP!

"Nurut aja, kalo lo bawel gue cium terus."

Sialan ni mafia satu. -batin Serena.

"Tempatkan tangan pembantu setinggi mungkin di sekitar pegangan.
Keempat jari harus ada di bawah bagian pengaman pelatuk, jari telunjuk harus menekan bagian bawah luar."

"Yang kuat pegangnya, Serena."

"Ibu jari harus mengarah ke depan bertemu ibu jari yang lain dari sisi lain senapan."

"Kok ribet sih, perasaan nembak ya tinggal nem-"

CUP!

"SAGA-"

"Apa? Kan gue udah bilang kalo bawel, gue cium terus."

"Ishh, dah buru lanjut."

"Ambil Pistol, angkat sampe posisinya di depan lo. Lengan harus lurus, siku sedikit menekuk, senapan harus ditempatin di deket wajah."

CUP!

Sagara pun mendekatkan wajahnya pada Serena, lalu kembali mengecup pipinya.

"Heh, gue gak ngomong ya ini."

"Bidik pistol, tekan pelatuk lurus ke belakang."

"Kenapa diem? Tekan pelatuknya, Serena."

"Se-serius?"

CUP!

"I-IYA IYA TUNGGU DONG, SABAR."

Serena memejamkan matanya, gugup.

Tetapi..

DOR!

Ia pun akhirnya menembak objek yang ada di depannya, peluru tepat pada sasaran.

"Sa-sagara, Sagara gu-gue beneran nembak."

"Next time, don't close your eyes when shooting."

Serena mengangguk sambil senyuman itu belum hilang.

Gue kerjain seru nih. -batinnya.

"Sagara, ada kudanil." Serena menunjuk ke arah kanan.

CUP!

CUP!

CUP!

CUP!

Sagara diam mematung dengan perlakuan Serena barusan. Entah apa yang merasuki Serena, ia mencium pipi kanan Sagara dengan kecupan yang bertubi-tubi.

"Are you serious, hm?"

Sagara menempelkan hidungnya pada hidung Serena, balik menggodanya.

"Sagara, nanti ada yang liat." Bisik Serena saat tangan Sagara memasuki celananya.

HE'S A MAFIA 🔞 || KIM SUNWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang