Part 17

4.3K 327 6
                                    

Pagi- pagi sekali Sea sudah bangun lebih dulu sebelum papi nya mengetuk pintu kamar milik nya, membuat pemuda itu merasa bangga kepada diri nya sendiri karena bisa bangun sepagi ini. Biasa nya Sea akan bangun paling pagi itu jam 7 pagi. Itu pun jika di banguni, kalo tidak Sea tidak akan bangun-bangun sampai jam 10 pagi.

Pemuda itu segera berlari kearah kamar mandi untuk segera membersihkan tubuh nya, sebelum nanti memakai pakaian kuliah yang sudah diri nya siapkan beberapa hari yang lalu agar tidak lupa.

"Sea hari ini berangkat nya bareng sama daddy. Gak bareng dia lagi yang biasa nya selalu bersama dengan Sea saat pertama kali masuk sekolah seperti beberapa tahun yang lalu."ucap Sea dengan memakai pakaian milik nya dengan pelan karena diri nya mengingat sesuatu hal yang membuat diri nya merasa sakit. Semua tentang Reynan membuat hati Sea sakit saat mengingat nya.

Mungkin karena terlalu sering bersama dengan pemuda itu membuat Sea jadi kurang terbiasa di saat seperti ini jika tanpa pemuda itu.

"Sea! Bangun! Ini sudah lumayan siang loh kalo kamu belom bangun bisa terlambat nanti!."

Saat Sea sudah selesai memakai pakaian milik nya terdengar suara daddy nya membuat pemuda itu tersenyum karena sekarang ia bangun lebih dulu dari papi nya, dengan senyuman menyebalkan Sea berjalan kearah pintu kamar milik nya, membuka pintu kamar itu sebelum tersenyum jahil menatap papi nya.

"Sea masih inget loh dulu. Papi pernah bilang kalo Sea bangun pagi, papi bakalan kasih uang jajan lebih jadi sekarang Sea menagih janji itu."ujar Sea dengan mengulurkan tangan nya kearah papi nya, membuat Rayno tersenyum kecil.

"Baiklah, papi bakalan kasih uang tambahan sebanyak 50 ribu. Jadi kalo kamu bangun pagi terus uang saku tambahan nya akan papi tambahin 10 perhari nya gimana?"

Kedua mata bulat Sea berbinar mendengar tawaran yang di berikan papi nya karena ini sama persis seperti diri nya waktu kecil dulu, beda nya dulu uang tambahan nya cuman seribu sehari nya. Tapi sekarang menjadi 10 ribu perhari nya! Sea sangat ingin itu agar uang jajan nya bisa sampai 200 ribu karena biasa nya pemuda itu akan membawa uang saku sebanyak 100 ribu perhari nya.

***

Kedua tatapan tajam milik Reynan dengan perlahan terbuka, menatap jam dinding yang ada di dalam kamar milik nya dengan tatapan datar sebelum menduduk kan diri nya diatas tempat tidur. Perkataan papa nya kemarin membuat pemuda itu merasa sedikit kepikiran, pasti yang di kata kan papa nya memang benar ada nya karena di dalam dunia ini tidak boleh yang nama nya berlebihan, mulai dari mencintai seseorang secara berlebihan, membenci seseorang berlebihan, menyimpan dendam dengan seseorang secara berlebihan, tapi apa yang bisa Reynan lakukan karena memang diri nya mencintai Al sedalam itu, pemuda kecil itu merupakan cinta pertama nya jadi Reynan merasa jika seluruh hati nya harus di miliki pemuda itu tanpa tersisa sedikitpun maka dari itu Reynan sangat mencintai Al melebihi apapun itu.

Setelah cukup lama terdiam diri diatas tempat tidur Reynan segera beranjak dari sana untuk segera membersihkan diri karena hari ini kuliah pertama nya, jadi diri nya tidak boleh datang terlambat kesana nanti.

Hingga beberapa menit kemudian Reynan kembali keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian yang sudah diri nya pilih tadi, berjalan kearah cermin yang ada di dalam kamar milik nya sebelum menatap penampilan diri nya sekarang. Terlihat sama seperti biasa nya, cuman yang berbeda hanyalah diri nya akan berangkat sendirian nanti tidak bersama dengan Sea lagi karena keadaan sudah berbeda sekarang.

Setelah memastikan penampilan diri nya sudah rapi, Reynan memutuskan untuk segera keluar dari dalam kamar milik nya. Agar bisa sarapan bersama dengan kedua orang tua nya di ruang makan. Pemuda itu berjalan menuruni tangga dengan langkah pelan sebelum berjalan kearah ruang makan yang sudah ada ayah nya yang tengah membaca koran dengan kopi di hadapan pria itu.

"Ayah sudah sarapan?"tanya Reynan dengan mengambil tempat duduk di samping ayah nya. Membuat Zani yang tengah fokus membaca koran yang ada di tangan nya langsung mengalihkan tatapan milik nya kearah Reynan yang memanggil diri nya.

"Belum. Ayah masih menunggu papa kamu masak."

Reynan hanya menganguk mengerti mendengar perkataan ayah nya itu, sebelum papa nya keluar dari arah dapur dengan membawa beberapa lauk untuk menemani mereka sarapan.

"Hari pertama kuliah pulang nya lumayan cepet kan?"tanya Ivan dengan mengambil kan sarapan untuk Reynan membuat pemuda itu menganguk sebagai jawaban sebelum mulai sarapan dengan tenang bersama dengan kedua orang tua nya. Mereka selalu sarapan bersama meskipun Zani kerja atau pun tidak, karena itu sudah menjadi kebiasaan keluarga mereka jika sarapan ataupun malam makan harus bereng.

***

Raynan mengeluarkan motor milik nya dari dalam gerbang rumah nya dengan pelan sebelum mulai naik keatas motor milik nya, namun saat ingin menyalakan motor milik nya telinga tajam milik nya mendengar suara pemuda yang cukup familiar di dalam pikiran nya.

"Sea harus berangkat bentar lagi tapi mobil nya malah rusak!"

Reynan mengalihkan tatapan milik nya pada Sea yang tengah berdiri di samping mobil dengan bibir yang terlihat sangat cemberut, terlihat kedua mata bulat itu berkaca-kaca membuat Reynan langsung turun dari atas motor milik nya sebelum, berjalan kearah Sea.

"Kenapa?"tanya Reynan dengan menatap Hans yang tengah berusaha memperbaiki mobil mereka yang tiba-tiba tidak bisa menyala.

"Mobil nya tiba-tiba mati sendiri. Saat saya ingin menghidupkan nya kembali tidak bisa."

Reynan menganguk karena ayah nya pernah mengalami hal seperti itu. Mobil nya harus di bawa ke bengkel agar bisa kembali menyala.

"Harus di bawa ke bengkel agar bisa kembali menyala, jika hanya di perbaiki sendiri tidak akan pernah bisa."ujar Reynan dengan menatap Hans, membuat pria paruh baya itu menganguk sebelum menatap Sea.

"Sea berangkat nya bareng sama Reynan saja untuk hari ini, karena jika harus menunggu di perbaiki dulu akan sangat lama."ucap Hans dengan berat hati, diri nya tidak ada pilihan lain selain menyuruh Sea berangkat bersama dengan Reynan karena jika tidak maka Sea akan terlambat datang ke kampus.

Jika semua ini tidak terjadi maka Hans tidak akan pernah menyuruh Sea berangkat bersama dengan Reynan sampai kapan pun itu.

"Ayo."ucap Reynan dengan menarik tangan kecil milik Sea dengan pelan membuat pemuda itu mau tidak mau mengikuti langkah Reynan sebelum naik keatas motor yang sudah di nyala kan oleh Reynan.

Mereka berangkat bersama meninggal kan Hans yang tengah menatap mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.

Bersambung..

Votmen_

SEA[BXB] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang