"nam tolong bantu aku mencari sekretaris untuk freen"
mind, anak sulung dari keluarga chankimha memasuki ruangan nya dan mendapati nam selaku sahabat dan juga sekretaris pribadinya sedang mengatur dokumen diatas meja kebesaran mind
nam mendengar nama freen yang tak lain adalah sahabat dan adik dari mind langsung menoleh dan melototi mind karena kaget "freen? apa dia sudah menyelesaikan studynya? dan langsung kerja disini?" tanya nam masih dengan mata yang melotot
"iya, tolong bantu aku mencarikannya sekretaris, kamu yang paling tau selera freen kan, ibu menyuruhku untuk mencari seseorang yang bisa membuat freen nyaman bekerja dan tidak tertekan, aku percayakan semunya padamu" mind mengangkat kedua sudut bibirnya dan menaik turunkan alisnya
"ya, adik perempuanmu itu selalu menyusahkan ku, tapi tidak apa apa akan kucarikan, kebetulan teman ku sedang membutuhkan pekerjaan, nanti kutanyakan apa dia bisa atau tidak, terserahku kan?"
" ya ya terserah kau saja, apa aku ada meeting pagi?" mind mengambil minuman dipendingin minuman yang terletak disudut lalu melihat kearah jam ditangannya
"untuk pagi ini tidak ada, setelah makan siang kau harus menghadiri grand opening brand baru dari perusahaan ayahku, dan setelahnya kau ada meeting dengan klien jam 3 siang" jawab nam sambil membacakan schedule mind dari ipad yang ia genggam
"kenapa siang sekali? apa tidak bisa pagi ini?"
"no no no, kau harus mengerjaan ini dulu pagi ini, ayo cepat" nam menghampiri mind yang sedari tadi berdiri di depan pendingin minuman sambil memegang sebotol kopi instan dingin ditangannya lalu menarik mind untuk segera duduk dikursi kerjanya
"ya ya aku bisa sendiri nam" pasrah mind dan menuruti nam
---
"seharus aku meminta uang dulu sebelum kesini"
"tuhan tolong aku, aku lupa aprtemen ini harus dibayar minggu depan dan uangku hanya cukup untuk membeli makanan saja"
"aku pikir aku akan gila sekarang" rebecca armstrong atau biasa dipanggil becky itu sedang uring uringan dikasurnya sambil sedari tadi mengutuk dirinya sendiri
ia baru saja keluar dari rumah orang tuanya dan pergi ke apartemen untuk menghindari sang ayah yang selalu menyuruh nya untuk berkenalan dengan anak rekan bisnis nya
becky sungguh sangat merasa tidak adil dengan sikap ayahnya itu, kakanya selalu dibiarkan dan tidak ditekan seperti dirinya, ia meresa hidup nya tidak tenang jika terus menerus berada dirumah
"dari pada kau bekerja diperusahaan ku lebih baik kau menikah dengan salah satu anak rekanku, itu akan lebih memudahkan mu rebecca"
itulah ucapan yang membuat becky marah dan memutuskan untuk keluar dari rumah saja
ayahnya tidak mempercayai becky untuk ikut mengurus perusahaannya, ia lebih mengandalkan richie karena richie adalah seoarang laki laki dan mampu menanggung tanggung jawab besar
terlalu meremahkan nya, padahal becky sudah menghabiskan waktunya untuk sekolah bisnis tetapi tetap saja sang ayah tidak memperbolehkan anak bungsu nya itu untuk bekerja dan malah menyuruhnya untuk menikah saja
"tidak, aku akan semakin gila jika berada dirumah itu, aku tidak tau harus bagaimana sekarang" ia terus terusan menangis diatas kasurnya
tring...
bunyi itu membuat becky menghentikan tangisannya dan mengambil hp tersebut untuk melihat siapa yang menelpon nya pada pagi hari
"p'nam?" satu alisnya terangkat, tidak biasanya nam menelpon nya pagi pagi seperti ini
"iya phii ada apa?" tanya becky tanpa basa basi
"ah beccaa, kau apa kabar?"
"aku baik phii, tumben sekali kau menelponku pagi pagi begini, ada apa phii?" tanya becky yang semakin penasaran
"aku mendengar dari irin kau kabur dari rumah orangtua mu, apa kau baik baik saja sekarang?"
"irin benar benar membuatku malu astaga, iya phii aku sedang di apartemen sekarang" becky meremas seprei menahan malu karena ulah irin
"apa kau membutuhkan pekerjaan sekarang? kebetulan aku disuruh mencarikan sekretaris untuk adik bosku, apa kau mau?"
becky terkejut, ia sangat senang, pikirnya ia akan diusir dari apartemen ini karena tidak bisa membayarnya
"becky?"
"ah ya phii aku mau, apa saja yang harus aku siapkan?"
"aku yang akan mengurusnya, kau hanya perlu memberikan resume mu padaku agar bisa ku berikan pada adik bosku nanti, kau bisa ke kantor sekarang?"
"tentu saja, aku akan menyiapkan resume ku dulu lalu ke kantormu"
"oke aku akan menunggumu"
"terimakasih banyak phii"
"no problem becky, ku tunggu di kantor ya"
"okkey"
"YAH AKU MEMANG SELALU BERUNTUNG, THANK GOD"
---
mobil sedan putih baru saja memasuki kediaman chankimha, terlihat satu sedan hitam berada dibelakangnya
"putri kesayangan ku" seorang wanita berlari keluar saat melihat sedan putih terparkir tepat di depan pintu masuk rumah mereka
pintu mobil sedan dibuka dan menampilkan freen dibaliknya, anak kesayangan Mrs. Chankimha ini baru saja pulang setelah menyelesaikan study nya diluar negri selama bertahun tahun
sang ibu dengan cepat memeluk anaknya untuk melepas rindu yang sudah lama ia pendam
freen membalas pelukan hangat itu "apa kau sehat? bagaimana keadaan kesahatanmu sekarang mom?" walaupun pertanyaan itu terdengar dingin tetapi sang ibu tau betul bahwa anaknya itu bersungguh sungguh dengan pertanyaannya, ia sangat mengkhawatirkan kesehatan nyonya chankimha
"aku selalu sehat sayang, dan tenang saja mom sudah rutin olahraga lagi jadi kau tak perlu khawatir berlebihan"
freen mengangguk lalu menciumi kedua pipi sang ibu "apa ada orang di dalam mobil itu?" ia mengira ada orang di dalam mobil sedan hitam yang berada dibelakang mobil yang baru saja ditumpangi oleh freen
"ah itu isi barang barangku selama di US, aku membawa hampir semuanya" jawab freen lalu mendekat kearah mobil itu dan membuka bagasi mobil tersebut
freen mengambil sesuatu dari dalam sana, sebuah kotak kecil persegi dan sebuah bunga "this is for you mom, i bought it sehari sebelum aku berangkat"
nyonya chankimha terlihat terkejut dan mengambil bunga itu dari tangan freen selagi freen membukakan kotak persegi itu dan memperlihatkan nya kepada sang ibu "hope you like it" freen tersenyum melihat reaksi ibunya yang sangat terkejut
"how do you know i want to buy this" nyonya chankimha terkejut karena mengetahui freen membelikan barang yang sedang ia incar dari beberapa hari yang lalu
freen memasangkan kalung tersebut kepada sang ibu yang masih terharu "do you like it?" tanya freen setelah selesai memasangkan kalung itu dileher putih sang ibu
nyonya chankimha mengangguk dengan semangat "of course, apakah terlihat bagus?"
"you're always beautiful with whatever you wear mom"
"anak kesayangan ku ini sangat mengetahui apa yang mommy suka"
mereka berjalan kedalam rumah dengan freen menggandeng sang ibu untuk menuntun berjalan kedalam
"freen bisakah kau tetap dirumah untuk beberapa hari? mommy sangat merindukanmu, jika kau sudah mulai bekerja pasti tidak akan ada waktu banyak dengan keluarga" nyonya chankimha sebenarnya sangat menginginkan berkumpul dengan keluarga kecilnya ini hanya untuk sekedar berkumpul, bercerita dan saling terbuka satu sama lain, tetapi ia tau bahwa semua anggota keluarga nya sangatlah gila kerja, jadi apa boleh buat
"apapun untuk mu mom" jawab freen, ia juga sangat merindukan suasana rumah ini, bangun tidur tanpa beban pikiran karena tugas dan ditambah sekarang ia bisa bersama sang ibu terus menerus
"terimakasih sayang"