"tolong lepaskan tangan saya miss" becky mendorong freen dengan kasar karena kesabarannya sudah habis
ia sedari tadi meminta freen untuk melepaskan tangannya dan berhenti menariknya dengan paksa keluar dari cafe itu
freen yang mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja tersulut emosi, ia mengepalkan tangannya dengan erat berusaha untuk mengontrol emosinya agar tidak meledak
"mau anda apa miss? saya cape" butiran air kembali keluar dari mata becky, ia sangat emosional sekarang
"saya bukan mainan yang bisa anda mainkan sesuka hati, saya cape miss semua yang saya lakukan selalu salah, saya rasa beberapa hari bekerja dengan anda sudah sangat menguras kewarasan saya, dan seperti yang saya bilang tadi keputusan saya sudah bulat" becky melihat freen yang sama sekali tak berkutik dan hanya melihat kearahnya dengan tanpa ekspresi membuat air matanya semakin berjatuhan karena ia merasa tak dihargai dan dipermainkan oleh freen sekarang
"saya permisi, maaf sudah mengganggu waktu kerja anda" becky ingin pergi tetapi dengan cepat ditahan oleh freen
"saya minta maaf" kalimat itu keluar dari mulut freen, walaupun sekarang ia masih berusaha untuk menahan emosinya ia tetap tak mau jika becky pergi dan berhenti menjadi sekretarisnya
becky menepis tangan freen yang menahan tangannya "anda pikir dengan minta maaf perbuatan dan perkataan anda yang sangat kasar itu bisa saya maafkan begitu saja?"
freen menghela nafasnya setelah mendengar itu "ya saya tau, apa yang harus saya lakukan untuk bisa dimaafkan?" tanya freen dan kali ini dia benar benar ingin meminta maaf agar becky memaafkan nya dan tetap bekerja dengannya
becky terdiam, ia juga bisa merasakan bahwa freen benar benar dengan kalimatnya itu
"becky?" panggil freen karena becky tak menjawab pertanyaannya
"becky apa anda benar benar tidak ingin memaafkan saya?" tanya freen lagi tetapi becky tetap saja hanya diam sambil melihat wajah freen dengan mata yang sembab
"rebecca armstrong?!"
tanpa menjawab freen, becky masuk kedalam mobil freen begitu saja, freen yang heran pun sempat terdiam untuk mencerna maksud dari tingkah becky, dan tak lama kemudian ikut masuk kedalam mobilnya
"jadi sekarang saya sudah dimaafkan?" tanya freen setelah menutup pintu mobilnya dan memasang seatbelt nya
becky tetap diam dan tak berniat untuk menjawab freen, pandangan nya lurus kedepan
freen melihat itu hanya bisa menghela nafas lalu bersiap untuk menyalakan mobilnya "kita akan ke kantor sekarang" ujarnya
"jangan kasana"
baru saja ingin menginjakkan pedal gas, freen langsung mengurungkannya lalu menoleh pada becky, ia menghela nafasnya lagi sambil mengepalkan tangannya untuk menahan emosi
becky bisa melihat itu dengan ekor matanya tapi ia tak mempedulikannya
"kita akan kemana?" tanya freen dengan nada yang berusaha dibuat pelan
"tolong antar saya pulang" jawab becky, mendengar itu freen mengangkat satu alisnya
tetapi ia tetap mengikuti perintah becky dan pergi kesebuah apartemen
nama apartemen itu terdengar asing ditelinga freen, ia mengetahui hampir semua apartemen yang ada dibangkok karena sebagian besar apartemen tersebut adalah milik keluarganya, tetapi tidak dengan apartemen ini
mereka pergi ke apartemen itu dengan keadaan yang super canggung, freen fokus menyetir dan becky fokus dengan hp nya, ia juga sesekali melihat kedepan untuk memastikan jalan yang diambil freen benar
apartemen itu tidak begitu jauh dari cafe tadi, membuat mereka sekarang sudah sampai di depan gedung penginapan bertingkat itu
"anda bisa turun sebentar?" tanya becky dan dijawab dengan anggukan kepala oleh freen
dan setelah memarkirkan mobil sedan putih itu dengan rapi, becky keluar dari mobil itu dan diikuti oleh freen
mereka berjalan berdampingan masuk kedalam gedung itu, freen sebenarnya bingung dengan becky yang tiba tiba meminta untuk diantatkan ke apartemen ini
tetapi mungkin ia harus mengikuti permainan becky dan menahan semua pertanyaan itu
mereka memasuki lift, suasana semakin canggung karena hanya ada mereka berdua di dalam lift tersebut
"kau tak berniat untuk mengurung saya diapartemen ini kan?" curiga freen, mendengar itu becky melihat freen dengan ujung matanya malas
"saya hanya memastikan" lanjut freen karena melihat tatapan tajam dari becky
tak lama kemudian lift itu terbuka dan menampilkan seseorang yang sama terkejutnya dengan becky setelah melihat satu sama lain
"yaakk becca! kau benar benar, aku dan jennie mencarimu sedari tadi, apa hp mu sudah tidak berguna lagi? aku menelpon mu berkali kali, sedang sakit tapi malah berkeliaran" orang itu adalah lisa, kaka sepupu nya becky
lisa yang ingin mengoceh lagi terdiam saat melihat seseorang disamping becky yang tak lain adalah freen
freen menatap lisa dengan datar tanpa ekspresi, hal tersebut membuat lisa mengerutkan pelipisnya dan menatap becky dengan tatapan seperti meminta jawaban
"aku pergi menemui miss freen tadi di cafe, kau sangat berlebihan phii, awas aku mau lewat" becky melewati lisa begitu saja, sedangkan freen masih heran dengan lisa yang terus menerus menatapnya dengan tatapan tak suka
"kenapa kau menemui nya? bukannya semalam kau bilang ingin berhenti saja karena tak kuat dengan tingkah boss mu ini?" sarkas lisa yang mendapatkan tatapan tajam dari becky
"diamlah phii, kau bisa membuatnya kesal"
mereka berjalan menuju unit becky, di dalam nya tentu saja sudah ada jennie yang sedang menata makanan di atas meja ruang tv untuk makan siang mereka
"sayang lihat lah becky, dia malah berkeliaran tak jelas dengan wanita tak berekspresi ini" lagi lagi lisa mendapatkan tatapan tajam dari becky, walaupun becky sangat kesal dengan freen, ia tetap menghargai freen sebagai atasannya
"lisa mulut mu" marah jennie setelah melihat siapa yang dimaksud oleh kekasihnya itu
jennie menghampiri becky untuk mengecek suhu badan becky, dan ternyata suhu badan becky sudah sedikit kembali normal
"apa kau akan memberikan surat itu disini? kenapa tidak kau berikan saja di kantor? kenapa malah mengajak nya kesini, bekcy?" tanya jennie dengan bisikan, freen melihat itu tetapi ia tidak mendengar apa yang dibisikan oleh jennie pada becky
"aku tidak jadi berhenti phii, aku tetap bekerja untuknya" becky menjawab pertanyaan jennie dengan suara lantang nya agar lisa yang sudah duduk diruang tv itu juga dapat mendengarkan nya
tentu saja jennie dan lisa kaget dan menatap freen dengan tatapan curiga, mereka curiga freen mengancam becky untuk tidak keluar dari kantornya dan nantinya malah menyiksa becky
"sudahlah phii, biarkan dia makan siang disini bersama kita, sepertinya dia belum makan siang karena terburu buru ingin menemui ku"
"yang benar saja, siapa yang terburu buru ingin menemui mu? cih" batin freen tak terima dengan ucapan becky