"terimakasih freen, sering sering ya makanan gratis nya" ujar seulgi lalu memeluk sahabat nya itu dan diikuti oleh yang lainnya
mereka sudah selesai makan siang, dan sekarang sudah menunjukan pukul 1 siang yang artinya mereka sudah harus kembali bekerja
keenam sahabat nya itu pamit pergi terlebih dahulu karena memiliki pekerjaan yang harus segera diselesaikan, termasuk nam
nam pergi duluan ke kantor setelah mendapatkan telepon dari mind dan buru buru menyebrang kesebelah
setelah memastikan semua teman teman nya sudah pergi, freen mennggenggam tangan becky untuk menyebrang jalan menuju kantor
terlihat sudah tidak ada lagi penolakan dari becky, karena mau dia menolak pun freen tidak akan mendengarkan nya
dan seperti biasanya saat memasuki kantor, para karyawan yang berlalu lalang memberikan salam kepada freen saat berpapasan
freen hanya membalas salam dari mereka dengan sebuah senyum tipis sedangkan becky hanya menundukan kepalanya karena ia merasa semua orang melihat nya dengan tatapan tak suka
sadar akan hal tersebut, freen mengelus tangan becky yang sedang ia genggam "it's oke, jangan pedulikan mereka"
becky menganggukan ucapan freen dan dengan cepat melangkah masuk ke dalam lift
"kau bisa melepaskan nya? aku merasa sangat kesal dengan tatapan mereka seperti ingin membunuh ku, phii" becky berusaha untuk melepaskan genggaman tangan mereka tetapi freen malah semakin mengeratkan genggaman nya
"tidak ada yang akan membunuh mu, akan ku bunuh juga mereka nanti" ujar freen
"sekali lagi aku akan bilang, KAU TERLALU BERLEBIHAN P'FREENNN"
freen yang mendengar itu tertawa karena gemas dengan wajah becky, alis yang seperti ingin menyatu karena sang empuh mengerutkan dahi nya itu membuat nya semakin terlihat menggemaskan
"aku serius p'freen, tolong lepaskan"
"no"
"p'freennn"
"i said no"
"p'fr--"
"hey becky"
seiring terbukannya pintu lift, terdengar suara yang tak asing di telinga keduanya memanggil becky
tak lain orang itu adalah mind, ia berdiri di depan pintu ruangan freen dan terlihat sebuah kotak dan juga bunga digenggaman anak pertama keluarga chankimha itu
freen sudah tau apa yang akan dilakukan sang kaka, dan hal ini adalah hal yang paling ia takuti
"m-miss mind? kau sedang apa?" tanya becky mendekat kearah mind, sedangkan freen menahan dirinya untuk tidak mengikuti becky mendekat kearah mind
becky menoleh ke belakang melihat freen yang seperti bingung ingin berbuat apa, ia hanya menggelengkan kepalanya saja sambil menatap mata becky dalam
freen perlahan melepaskan genggaman tangan mereka, ia membiarkan becky untuk mendekat pada mind
"ini untuk mu" mind memberikan bunga itu pada becky
"untuk apa?" tanya becky hanya melihat bunga itu tanpa ada niat untuk mengambil nya
"terima saja" mind menarik tangan becky untuk mengambil bunga itu, dan dengan terpaksa becky mengambil bunga tersebut
"becky, aku tau ini sangat tiba tiba tapi aku sudah tidak bisa menahan nya lagi" ujar mind yang malah membuat becky semakin bingung karena sekarang mind tiba tiba membuka kotak yang sedari tadi ia genggam itu
freen menutup matanya, ia tidak siap mendengarkan apa yang akan diucapkan mind, ia mengepalkan kedua telapak tangan nya
"aku menyukai mu becky, aku ingin kau menjadi milik ku" mind memberikan kotak yang sudah ia buka itu kepada becky
ternyata isi dari kotak tersebut adalah cicin
freen mengalihkan pandangan nya, ia menahan emosinya dan memutuskan untuk masuk kembali ke dalam lift dan meninggalkan keduanya
di dalam lift ia hanya bisa menahan dirinya, ia semakin mengeratkan kepalan kedua telapak tangan nya
setelah sampai kembali di lobby kantor, ia keluar dengan langkah yang cepat dan mata yang sudah berair menuju parkiran
"hei heii, freen what's going on?" nam yang berpapasan dengan freen terkejut dengan wajah dan mata freen yang sudah memerah karena menahan amarah
freen langsung memeluk nam dan mengeluarkan air mata nya tanpa bersuara di pundak nam
nam mengelus punggung sahabat nya itu berniat untuk menenangkan sang sahabat walaupun ia tak tau apa yang terjadi kepada nya
"tenanglah tenang"
setelah merasa cukup, freen melepaskan pelukan itu dan menatap nam dengan mata yang bengkak dan merah
"siapa yang membuat mu menangis?" nam membersihkan sisa sisa air mata yang menempel di pipi freen dan juga mengelus pelan kedua mata yang sudah bengkak itu
"katakan padaku"
semua karyawan yang berada di lobby menatap mereka berdua, mereka juga penasaran apa yang membuat anak dari ceo mereka itu menangis
"kita sekarang ke mobil saja, kau bisa menceritakan semuanya padaku disana, disini banyak orang" nam menggenggam tangan freen dan melangkah menuju tempat parkir
dan setelah sampai disana, nam menyuruh freen untuk masuk ke dalam mobil nya
nam kemudian membawa nobil nya keluar dari area kantor dan pergi ke tempat yang enak untuk mengobrol
"tenangkan dirimu lalu katakan padaku siapa yang membuat mu menjadi lemah seperti ini"
freen menghela nafasnya dan membuang nya perlahan dari mulut
"p'mind menyuruh mu membeli bunga?" tanya freen
nam menoleh sebentar pada freen lalu kembali melihat kearah jalan "yah, dan sebuah cincin" jawab nam
"w-waitt, apa dia?" lanjut nam
"yah she did it"
nam dengan cepat menepikan mobil nya karena kaget dengan apa yang baru saja dikatakan freen
"astaga freen i'm so sorry, aku tidak tau jika itu untuk--"
"tidak apa phii, kau tak salah dan p'mind juga tak salah"
freen memijit pelipisnya karena ia rasa kepalanya sebentar lagi akan meledak
"kau benar phii, aku terlalu lambat dan ragu ragu" helaan nafas kembali terdengar dari mulut freen
nam hanya bisa mengelus pundak sahabatnya itu, ia dapat merasakan kesedihan yang sedang dirasakan freen sekarang
"apa becky menerima nya?" tanya nam
"aku tidak tau"
"what do you mean you don't know?"
"aku tidak ingin mendengar jawab becky, dia terlihat sangat senang jadi mungkin mulai sekarang aku harus mengikhlaskan nya"
"sorry" nam kembali memeluk freen karena ia merasa bersalah karena malah membantu mind
"it's oke"