08

2.6K 254 2
                                    

"jika kau masih mau diam seperti ini aku akan pergi saja, mind akan mencari dan memarahiku nanti jika hanya duduk diam disini dijam kerja, kau juga tau itu" nam sudah sangat sabar menghadapi freen sedari tadi

ia meminta nam untuk menemaninya disebuah kafe yang tak jauh dari kantor, tetapi sedari nam datang sampai sekarang tak ada sepata kata pun yang keluar dari mulut freen, ia hanya mengaduk minumannya sambil menopangkan dagunya tanpa mempedulikan nam

"freen" panggil nam

"freeeeen"

"sarocha!"

"freen chankimhaaa"

freen menoleh pada nam yang sudah emosi dengannya, ia hanya menatap nam dengan datar tanpa ekspresi dan merasa bersalah

"mau sampai kapan kau diam? apa gunanya aku disini, aku akan balik ke kantor saja" nam berdiri dan mengambil tas nya yang berada diatas meja dengan kasar

"kenapa kau memilih becky menjadi sekretaris ku?" pertanyaan tersebut berhasil membuat nam menghentikan langkah nya dan kembali menoleh kepada freen yang masih setia mengaduk aduk minumannya dan menopang dagu

nam kembali duduk, ia rasa freen sedang membahas masalah beberapa hari yang lalu dibuat becky, sepertinya freen masih tidak memaafkan becky, pikir nam

"kenapa tiba tiba membahas becky? apa kau masih tidak memaafkan becky?" tanya nam tetapi freen hanya diam dan terlihat enggan untuk menjawab pertanyaan itu

"freen aku rasa kau terlalu berlebihan kepada becky, she just want to help you apa itu salah? dan juga ini semua salah para wartawan itu" nam juga tidak mengerti dengan freen yang terlalu membenci becky

"aku tidak memintanya untuk menolongku phii" jawab freen

nam menarik nafasnya dan membuangnya dengan kasar, ia kemudian memijit pelipisnya, berbicara dengan freen membuatnya harus banyak bersabar

"oh gosh, freen stop being so childish, dia sudah meminta maafkan? kenapa begitu susah untukmu memaafkan nya?" nam menghentikan tangan freen yang sedari tadi sibuk mengaduk minumannya

"aku sudah memaafkannya p'nam, aku hanya heran kenapa kau memilihnya untuk menjadi sekretarisku? apa aku bisa mengganti sekretaris saja? aku rasa becky terlalu banyak drama, aku tidak suka" ujar freen dengan wajah serius, nam menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak setuju dengan hal tersebut

"no no no, kamu tidak bisa mengganti sekretaris semaumu, dan juga jika kau mengganti nya kau sama saja tidak menghargai pilihan ku" nam melipat kedua tangnnya didepan dada

"yang benar saja" akhirnya freen meminum minuman yang sedari tadi hanya diaduk nya

"freen kau hanya perlu pendekatan dengan becky, aku rasa becky tidak terlalu buruk untukmu"

"maksudmu?" tanya freen bingung dengan ucapan nam

nam menaik turunkan alisnya berniat untuk menggoda freen yang terlihat kesal, ia memukul pelan pundak nam

"becky cantik dan berbakat-"

"ya berbakat membuatku emosi" potong freen yang tak mau ucapan nam makin kesana kemari

nam hanya tertawa, freen meminum minumannya sebelum berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari kafe tersebut disusul oleh nam dibelakangnya

---

setelah kejadian tadi, becky hanya duduk berdiam diri dikursi kerjanya

ia bahkan tidak pergi makan siang dan hanya memikirkan kejadian tadi pagi, ia sudah pasrah jika dipecat oleh sang boss

sibuk memikirkan akan bekerja dimana jika ia dipecat dari perusahaan ini membuat becky tidak menyadari kedatangan mind yang baru saja keluar dari ruangan freen setelah mendapati freen tidak berada diruangan itu

"becky? freen dimana?" tanya mind membuyarkan lamunan becky

becky tampak kaget membuat mind khawatir dan dengan reflek memegang kedua pundak becky

"hei kau kenapa? apa ada masalah?" tanya mind karena wajah becky terlihat sedikit pucat

becky menepis pelan tangan mind dari pundaknya karena merasa tak nyaman "ah sorry sorry" mind menjadi tidak enak

ia menyadari sikap becky yang seperti tidak suka didekati oleh dirinya, sedikit membuatnya sedih tetapi ia berpikir tidak akan menyerah begitu saja

"no it's oke, miss freen pergi begitu saja tadi, dia tidak memberitahu ku akan kemana" becky menjawab pertanyaan dari mind kemudian berdiri dari duduknya

ia merasa kepalanya seperti ingin pecah, mungkin efek menangis terlalu lama tadi

becky sedikit oleng membuat mind yang melihat itu dengan cepat menahan badan becky agar tidak terjatuh

"are you oke?" tanya mind memastikan karena wajah becky semakin pucat, dan juga ia merasakan badan becky dingin

mind meletakkan telapak tangannya di dahi becky bertujuan untuk mengecek suhu tubuh becky, ternyata wajah becky juga dingin

"kamu kedinginan? apa ac nya terlalu dingin? aku akan menaikkan suhunya"

setelah menaikan suhu, mind melepaskan jasnya lalu dipakaikan kepada becky dan hal tersebut tidak mendapat penolakan dari becky karena ia merasa blazer yang ia kenakan tidak cukup untuk melindungi tubuhnya dari dingin

"is it better?" tanya mind dan dianggukan becky

"mind? becky kenapa?" tanya nam yang baru saja datang dan melihat wajah becky yang begitu pucat

"aku tidak tau,  badannya sangat dingin dan tadi dia sedikit oleng, ku rasa kepalanya pusing" jawab mind, mendengar itu nam langsung mendekati becky dan memeriksa suhu tubuh becky

nam melihat kearah freen yang seperti tak peduli dan hanya melihat saja "apa kau tadi memarahi becky lagi sampai dia menangis?" tanya nam dengan mengerutkan dahinya

freen membuang wajahnya enggan untuk menjawab

"entahlah, dia saja yang terlalu lemah" freen membuang pandangannya enggan untuk bertatapan dengan becky, sedangkan becky sudah tidak ada tenaga untuk berbicara

"freen!" ucap mind dan nam secara bersamaan

"why?" tanya freen tak suka karena kaka dan sahabatnya itu membela becky

"becky sedang sakit freen, setidaknya jika kau tidak ingin membantu nya, tolong jaga bicaramu" nam sudah tidak habis pikir dengan freen yang sangat tak suka dengan becky

"becky kau istirahat saja, pekerjaanmu nanti nam yang akan handle untuk sementara" ujar mind

sebenarnya ada rasa kasihan dan bersalah terlihat diwajah freen, tetapi dirinya berusaha untuk menutupinya

freen kemudian masuk kedalam ruangannya terlebih dahulu karena tidak ingin seseorang mengetahui hal tersebut

melihat itu, mind dan juga nam menggelengkan kepalanya, freen tetaplah freen yang selalu tak peduli dengan sekitarnya

"aku akan mengantar becky ke rumahnya nam, kau tetaplah disini dan jangan kemana mana" mind berniat untuk menggendong becky tetapi becky menolak dan menjauh dari mind

"saya bisa pulang sendiri miss" tolak becky

"jangan gila becky, jika kau tak mau diantar mind, biarkan aku yang mengantarmu"

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang