setelah kejadian tersebut, mind menjadi sangat dingin kepada freen, dan juga dirinya sudah sangat jarang berada dikantor
tetapi freen menganggap hal tersebut adalah hal yang bagus untuknya dan juga becky
seperti pada siang hari ini, mereka berdua berniat untuk makan siang bersama keluarga becky
freen sedikit merasa takut untuk bertemu dengan keluarga becky, karena dirinya tau keluarga becky masih belum bisa menerima bahwa dirinya menyukai anak bungsu keluarga armstrong itu
"kau tak perlu khawatir phii, it's oke semuanya akan baik baik saja" becky mengelus tangan freen yang sedang berada diatas pahanya
freen yang sedang fokus menyetir itu menoleh pada becky "aku sangat takut jika hubungan kita tidak disetujui oleh kedua orang tua mu, becky"
"jangan menjadi pesimis seperti itu, orang tuaku memang belum terbiasa dengan hubungan yang seperti ini, tapi aku yakin mereka pelan pelan akan menerimanya" becky berusaha untuk menangkan freen, karena ketegangan sangat terlihat dari wajah kekasihnya itu.
tak lama kemudian mobil mereka memasuki parkiran sebuah restaurant yang freen ketahui adalah milik keluarga armstrong
setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi, freen keluar terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil untuk becky
"ini hanya makan siang phii, jangan terlalu tegang" kekehan keluar dari mulut becky saat melihat wajah freen yang semakin tegang
becky meletakkan kedua telapak tangannya di wajah freen lalu mengusapnya dengan ibu jarinya
"aku sangat mencintaimu becky" freen memegang tangan becky untuk menjauhkan tangan itu dari kedua pipinya
ia kemudian memeluk becky dengan erat, becky membalas pelukan itu sambil mengusap punggung freen
"ayo" keduanya melepaskan pelukan itu lalu melangkah menuju ke dalam restaurant yang sangat ramai itu
para pelayan yang mengetahui becky adalah anak dari pemilik restaurant tersebut menyapa nya dengan sopan
"tuan dan nyonya armstrong sudah menunggu anda di dalam, nona" ujar salah satu pelayan tersebut sambil memberitahu letak ruangannya
mereka mengikuti pelayan tersebut sampai di depan pintu vvip room "terimakasih" ucap freen kepada pelayan tersebut, pelayan tersebut memberikan senyuman dan anggukan kepada freen sebelum melangkah pergi menjauh dari mereka
becky menggenggam tangan freen lalu membuka pintu vvip room tersebut
ketiga orang yang sudah terlebih dahulu berada di dalam ruangan itu menoleh pada becky dan freen dengan senyuman
"akhirnya kalian sampai juga, ayo nak masuk" ujar nyonya armstrong yang sudah berdiri untuk menyambut anaknya
becky dan freen mendekat lalu memberikan salam kepada tiga orang tersebut
"silahkan duduk" suara berat khas tuan armstrong terdengar, hal itu membuat freen semakin gugup
"kita makan terlebih dahulu" sambung tuan armstrong setelah becky dan freen duduk
makanan memang sudah terlebih dahulu di pesan agar menghemat waktu, karena mereka hanya memiliki sedikit waktu saat istirahat makan siang
...
sedangkan dilain sisi, mind juga sedang berada disebuah cafe yang sering ia datangi saat merasa gelisah
"permisi nona, seseorang menyuruhku untuk membuatkan ini untuk mu" seorang pelayan meletakkan waffle dimeja mind
"seseorang? siapa?" tanya mind penasaran, karena dirinya pergi ke tempat ini sendirian
"anak pemilik cafe ini nona, aku rasa dia tertarik padamu, dan karena kau sudah lama tidak datang kesini sepertinya dia sangat senang melihatmu lagi dan memberikan ini untuk mu" ujar pelayan tersebut lalu pergi menjauh dari meja mind
mind masih melihat ke segala sudut cafe itu untuk mencari keberadaan seseorang yang dimaksud oleh pelayan cafe itu
"heii" sapa seseorang dari belakang mind yang membuatnya kaget dan dengan spontan menoleh ke belakang
terlihat seorang anak perempuan yang masih mengenakan seragam sekolah tersenyum ke arahnya
mind berdiri agar bisa melihat anak perempuan itu dengan jelas "apa kau yang memberikan ini untukku?" tanya mind yang sudah sangat penasaran
"yah, aku melihat mu seperti sedang banyak masalah, jadi ku rasa kau bisa menenangkan pikiran mu dengan memakan waffle itu" anak perempuan itu kembali tersenyum, namun sayangnya mind tidak bisa melihat dengan jelas mata indah anak manis itu karena terhalang oleh kacamata tebal yang digunakannya
"thanks, tapi kau tak perlu melakukannya" mind kembali duduk dan diikuti oleh anak perempuan itu, ia duduk dikursi kosong yang berada disamping mind
"siapa yang menyuruh mu duduk disitu?" tanya mind yang membuat anak perempuan itu memanyunkan bibirnya
"apakah aku tidak bisa duduk di samping mu?" terdengar sangat sedih, anak perempuan itu perlahan mulai berdiri dari duduknya, melihat itu mind menahan tangan anak perempuan tersebut lalu menyuruhnya untuk tetap duduk
"nama mu siapa?"
"aku neung, and how about you?" anak perempuan bernama neung itu sangat senang dengan pertanyaan yang dilontarkan mind
"namaku mind, dan sepertinya kamu masih sekolah? right?"
"iyaa tapi tahun ini aku akan lulus dan akan mengikuti tes masuk perguruan tinggi" jawab neung dengan semangat, karena ia sangat senang bisa berbincang dengan orang yang sudah lama ia kagumi dari jauh
"good then" hanya itu yang keluar dari mulut mind, ia kemudian meminum minuman yang tadi ia pesan
neung melihat mind dengan wajah sedih "kamu tidak memakan waffle itu?" tanya neung dengan nada sedihnya
mind melihat ke arah neung lalu ke arah waffle itu bergantian, ia rasa seperti dirinya sudah kenyang tetapi ia tak mau jika anak kecil itu memperlihatkan wajah sedihnya
ia kemudian mengambil waffle itu lalu mamakannya "kamu mau?" tawarnya kepada neung
neung kemudian membuka mulutnya, melihat itu mind terkekeh lalu memasukan sepotong waffle itu ke dalam mulut neung
"makanlah aku akan menyuapimu" ujar mind
"kau tidak ingin memakannya?" tanya neung
"aku sudah keyang neung, makanlah aku akan menyuapimu"
sebenarnya sedih setelah mendengar itu, tetapi neung juga senang karena ia disuapi oleh mind.