Arsha berangkat sekolah dengan menggunakan motor sport miliknya, motor yang ia beli sendiri hasil menabung dari SD. Arsha memarkir kan motornya tepat di parkiran sekolah yang sudah ramai dengan beberapa murid.
Dari arah depan Arsha melihat dua anak kembar berbeda rahim itu berjalan kearahnya sambil melambai-lambaikan tangannya. Siapa lagi kalau bukan Kafka dan Farhan. Keduanya adalah sahabat Arsha dan hanya mereka berdua lah yang mau berteman dengan cowok itu.
"Sha. Nanti siang sekolah ada pertandingan voli sama kakak kelas. Lo gak ikut?" Tanya Farhan.
"Nggak minat. Kalau kalah pasti disuruh masuk geng!" Arsha menatap orang dengan tatapan tajam. Cowok itu tak pernah suka dengan seseorang yang melihatnya.
"Pacar Lo kan sepupunya ketua geng di sekolah," ucap Kafka.
"Gue gak peduli. Urusan sama Bella kan pacaran, ngapain harus dibawa-bawa ke sepupunya?" Tanya Arsha.
"Nih Sha. Lo gak tau gitu kalau ngebantah Haikal?" Pertanyaan dari Kafka membuat Arsha menatap cowok itu kemudian ia terkekeh.
"Ngapain takut. Kita sama-sama manusia!" Jawab Arsha.
"Wihhh hebat." Farhan bertepuk tangan sesekali menepuk pundak Arsha.
Arsha langsung menghampiri sebuah motor besar berwarna merah tua. Kemudian cowok itu berjongkok, aksi Arsha hanya di tonton oleh kedua temannya itu.
"Lo kempesin motor Haikal?!" Farhan geleng-geleng kepala dengan tingkah laku Arsha.
"Itu hal kecil buat dia yang sok jadi penguasa di sekolah!" Ucap Arsha.
"Bagus! Lanjutkan!" Sahut Kafka.
Ketiganya itu langsung berjalan masuk kedalam sekolah. Banyak pasang mata yang melihat kearah ketiga. Kalian tau, jika Arsha ini terkenal loh seantero sekolah, karena sifat jahil yang cowok itu miliki, karena sifat nya yang seperti itulah yang tak banyak orang suka padanya.
Pada saat hendak menaiki tangga tiba-tiba saja ia tak sengaja menabrak seseorang.
"Hah m-maaf, Sha!" Gadis itu meminta maaf sambil menunduk membuat Arsha memutar bola mata malas.
"Vin. Gue ada disini, bukan dibawah sana!" ucap Arsha yang mampu membuat gadis bernama Davina Anjani itu mendongak menatap Arsha.
"Wihhh ramai!" Suara Bella memecahkan suasana keheningan.
"Vin. Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Bella, Davina adalah teman masa kecilnya Bella jadi mereka akrab sekali.
"Nggak ko." Jawab Davina.
Arsha melihat kebawah, "Vin. Dibawah ada apa sih?" Tanya Arsha, karena melihat Davina menunduk kebawah terus sedari tadi.
"Dia takut sama muka Lo!" Ucap Farhan.
"Lihat Abang Kafka aja, dek. Jangan lihat muka seremnya Arsha!" Ucap Kafka sok kegantengan.
"Muka udah ganteng kayak gini masih di takutin aja. Vin, kalau Lo mau takut, sama si Haikal aja noh. Jangan ke gue!" Ucap Arsha.
"Kayak Safa tuh berani sama si Arsha!" Ucap Farhan.
"Udah, kasain temen ku!" Ucap Bella.
"Yaudah, bell nanti pulang sekolah sama ku ya." Bella menjawab dengan anggukan, lalu Arsha dan kedua temannya melenggangkan pergi dari kelas itu.
####Dikantin yang terlihat ramai Arsha dan kedua temannya lagi curi-curi pandangan melihat sekitar kantin. Mata Arsha terhenti kala ia melihat gadis yang sudah beberapa bulan ini menjadi pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ia Rahasiaku
Ficção Geral"Bertahun-tahun kita dekat, namun sampai sekarang kita masih belum bisa mengenal satu sama lain!" <><><> ❌ TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!!! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA CERITA INI! JIKA TIDAK SUKA TINGGALKAN SAJA! INI CE...