Suasana langit senja terlihat indah disebuah pantai. Burung-burung dan suara ombak menambah ketenangan pada saat itu.
Seorang laki-laki menatap lurus, seperti sedang termenung sambil menatap air laut. Keadaan pantai sangat tenang dan tak terlalu berisik, percayalah disana terasa menyenangkan.
Tak berselang lama seorang gadis memeluk nya dari belakang, membuat laki-laki itu sedikit terkejut. Ia tersenyum, kemudian mulai membalas pelukan gadis itu. Diciumnya kening gadis itu dengan perlahan, seolah ia benar-benar menyayangi gadis itu.
Wajah gadis itu tidak begitu terlihat jelas, akibat hari semakin gelap. Keduanya kini duduk di pasir, dengan si gadis yang menyandarkan kepalanya pada pundak laki-laki itu, keduanya nampak bahagia sekali.
Saat laki-laki itu hendak mengelus rambut gadis itu, ia melihat sebuah jepit rambut yang tak asing bagi nya. Ia kemudian mengambil jepit rambut itu, gadis itu hanya memperlihatkan senyum nya yang manis.
Saat ia benar-benar melihat jepit rambut itu, tiba-tiba kepalanya terasa sangat.
Dan saat itu juga Haikal terbangun dari tidurnya, ia menatap langit-langit kamarnya untuk beberapa detik, setelah nya ia mengubah posisinya menjadi duduk, kepala nya terasa pusing sekali.
Suara ketukan pintu pada apartemen nya terdengar sangat jelas, ia melihat jam dinding nya menunjukkan jam 2 malam, ia langsung bangkit dan keluar dari kamar nya.
Haikal langsung membuka pintu, terlihat disana Naufal datang dengan menggendong Ziva di punggung nya terlihat gadis itu pingsan, keadaan cowok itu tidak baik bahkan terlihat luka lebam di wajahnya.
Naufal langsung masuk kedalam, dan Haikal langsung menutup pintu. Haikal menyuruh Naufal untuk meletakkan Ziva di dalam kamarnya, karena apartemen hanya terdapat satu kamar.
Naufal meletakkan Ziva yang masih memejamkan matanya, terdapat luka di kening gadis itu. Naufal duduk disamping adiknya nya, memegang tangan adiknya itu.
"Maaf!" Gumamnya.
Haikal datang sambil membawa kotak P3K. Ia meletakan kotak tersebut diatas nakas, dan dirinya duduk di sebuah bangku yang ada disana.
"Jangan minum terus, Lo masih remaja!" Ucap Naufal, pada saat masuk ia melihat di dekat sofa terdapat botol minuman alkohol.
"Ada apa?!" Tanya Haikal.
"Kita ngobrol di sofa!" Ucap Naufal.
Keduanya keluar kamar, tak lupa Naufal menutup pintu kamar. Keduanya duduk di sofa.
"Keadaan rumah udah gak aman lagi. Para bawahannya Alex terus mantau gue, gue takut Ziva akan menjadi sasaran untuk membuat gue lemah!" Ucap Naufal.
"Sudah gue bilang bang, kita bawa anak-anak untuk Serang mereka!"
"Penyerangan akan membawa banyak korban jiwa, gue gak mau mereka terlibat."
"Untuk sementara waktu, Ziva tinggal disini. Gue mau Lo janji buat jagain adek gue selama gue gak ada!" Ucapnya.
Haikal mengernyitkan dahinya. "Lo mau kemana?!"
"Gue harus mengakhiri ini semua sendiri, mungkin itu cara yang terbaik!" Jawabnya.
"Lo yakin?!"
"Sangat yakin!"
"Lalu bagaimana tentang pembunuhan kedua orang tua Lo?!"
Naufal nampak menghela nafas. "Gue sudah lihat di cctv dengan jelas, adik papah gue yang telah melakukannya. Namun pada hari pemakaman kedua orang tua gue, dia di temukan bunuh diri di kamarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ia Rahasiaku
General Fiction"Bertahun-tahun kita dekat, namun sampai sekarang kita masih belum bisa mengenal satu sama lain!" <><><> ❌ TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!!! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA CERITA INI! JIKA TIDAK SUKA TINGGALKAN SAJA! INI CE...