Pagi hari yang indah, suasana keramaian siswa masih sama di sekolah. Berbeda dengan suasana hati seorang remaja laki-laki yang kini hanya berdiam diri sambil menatap beberapa siswa yang berjalan dibawah sana.
Tak jauh dari sana ada seorang gadis yang terus menatap kearahnya, tatapan nya begitu sendu. Namun, ntah apa arti dari tatapan gadis itu.
Arsha yang kini sedang kebingungan dengan sikap pacarnya yang tiba-tiba saja berubah, apa lagi sekarang dengan terang-terangan Bella dekat dengan laki-laki lain dihadapannya.
"Masalah akan terus muncul ketika kalian berdua sama-sama egois!" Ntah dari mana datangnya, tiba-tiba saja Davina kini sudah berada di samping Arsha.
Arsha tersenyum sinis. "Bukan gue yang mulai!"
"Bella perempuan, dia berhak marah jika pacar nya tidak memperdulikan nya-"
"Nggak peduli?!" Arsha sedikit membentak, tapi itu mampu membuat Davina terkejut.
"Kalau gue gak peduli sama dia, gue gak akan negur dia!" Lanjutannya.
Arsha menunjuk Davina. "Selama ini Lo diam, lalu kenapa tiba-tiba Lo berani ngobrol sama gue?!"
"A-aku hanya gak mau Bella terluka!" Jawabnya.
"Lalu bagaimana dengan gue?!" Tanya Arsha.
Arsha mendekat kearah Davina membuat gadis itu refleks mundur. Arsha terkekeh melihatnya, kemudian ia menunjuk kearah gedung yang ada di depan sana. Di sana terlihat Bella bersama dengan seorang laki-laki yang merangkulnya.
"Lo lihat. Lihat baik-baik dengan mata Lo, jadi disini siapa yang paling egois?!" Ucap Arsha.
Davina melihat ketempat yang di maksud oleh Arsha.
"Gue bukannya gak peduli dengan teman Lo itu, gue punya masalah pribadi yang gak seharusnya orang tau, termasuk Bella!" Ucapnya.
"Kehidupan gue gak harus berputar pada gadis itu, gue berhak atas diri gue sendiri. Sudah terlalu banyak gue mengalah, apa gue gak punya kesempatan untuk berhenti?!"
Davina menelan ludah nya melihat Arsha begitu emosi. "Maaf aku-"
"Jangan bilang maaf, Lo berhak membela teman Lo sendiri!" Ucap Arsha. Setelah mengatakan hal itu Arsha langsung pergi dari sana.
Arsha berjalan dengan perasaan yang sangat kesal, ia tak tau hubungan nya bersama dengan Bella malah membuat nya semakin tidak baik, apakah ini adalah sebuah karma karena dia pernah menyakiti seseorang yang sudah tulus pada nya. Tapi tidak ada karma yang benar-benar terjadi di dunia ini, dan dia pun tak boleh mempercayai nya.
Arsha menaiki tangga untuk menuju lantai dua, namun tak sengaja ia melihat Haikal yang berlari begitu tergesa-gesa menuruni tangga.
"Cari Ziva, bawa dia ke aula sekolah. Akan ada penyerangan di sekolah!" Ucap Haikal, setelahnya cowok itu kembali berlari menuruni tangga.
Arsha terdiam beberapa detik, seperti cowok itu sedang mencerna perkataan Haikal yang tiba-tiba. Setelah beberapa detik terdiam, cowok itu langsung sadar dan berbalik menuruni tangga sambil berlari.
Arsha berlari di lantai dua menuju gedung sebelah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat nya berlari. Ia langsung masuk kedalam kelas 10 mipa2, kelas pada saat itu sudah memulai jam pelajaran, namun belum ada guru yang masuk kedalam kelas.
Tanpa berpikir panjang Arsha menghampiri Ziva yang sedang duduk sambil membaca buku, siswa lain yang melihat kedatangan Arsha secara tiba-tiba menjadi terkejut.
Arsha langsung menarik tangan Ziva untuk segera pergi namun gadis itu malah menahannya.
"Jangan pegang-pegang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ia Rahasiaku
General Fiction"Bertahun-tahun kita dekat, namun sampai sekarang kita masih belum bisa mengenal satu sama lain!" <><><> ❌ TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!!! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA CERITA INI! JIKA TIDAK SUKA TINGGALKAN SAJA! INI CE...