Siang ini selepas pulang sekolah Ziva sudah berada di mall, dimana beberapa orang berkumpul untuk berbelanja, bermain, dan makan. Gadis itu masih menggunakan seragam sekolah nya, namun ia juga memakai hoodie berwarna coklat susu.
Semalam tiba-tiba saja abangnya menelepon dan mengajak dirinya untuk bertemu di pusat perbelanjaan seorang diri. Ia sangat terkejut, apa lagi yang ia tau kakak laki-laki nya itu diculik oleh beberapa orang yang tidak ia kenal.
Ia mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling mencari sang abang. Pasalnya nomor yang abang nya gunakan untuk menghubungi dirinya sudah tidak aktif lagi, ia tidak tau harus bertemu dimana dengan abang nya dimana. Gadis itu mulai menaiki eskalator untuk mencari dilantai dua.
Ntah apa yang terjadi, pada saat abangnya menghubungi nya pun cowok itu terdengar terburu-buru. Ia merasa khawatir sekali takut terjadi apa-apa dengan abangnya itu.
Bunyi telepon terdengar, ia langsung melihat handphone dan ternyata yang menelepon dirinya adalah Haikal. Ziva langsung mengangkat telepon nya itu.
"Dimana?" Tanya Haikal tanpa basa-basi.
"Di mall, ada apa?" Jawab Ziva.
"Pulang sekarang dan hati-hati pulang nya, gue dapet info dari anak-anak ada yang liat bang Nauval." Ucap Haikal.
Ziva yang mendengar hal itu langsung mengernyitkan dahinya, ia menghela nafas tangannya mengepal.
"Sebenarnya aku semalam dapat telepon dari abang ku, dan hal itu yang membuat aku berada di mall. Dia ingin ketemu sama aku disini." Ucap Ziva.
"..."
"Haikal?"
"Jangan kemana-mana, gue kesana!"
Sambungan telepon tersebut terputus, Ziva memperhatikan sekeliling ia memegang dadanya khawatir takut-takut terjadi sesuatu.
Dan secara tiba-tiba seseorang dengan jaket berwarna hitam, dengan wajah tertutup topi oleh masker menarik tangannya. Ziva awalnya terkejut, namun sampai pada akhirnya ia mengenali punggung orang yang telah menarik nya, itu adalah punggung Nauval.
Ia dibawa kesebuah tempat cafe yang ramai sekali dengan banyak orang. Ziva kembali dibuat keheranan dengan Nauval yang bersikap seperti terburu-buru. Nauval membawa Ziva masuk kedalam ruang pribadi karyawan yang ada di cafe tersebut.
"Dek." Ucapnya kemudian membuka masker.
Saat itu juga Ziva memeluk abangnya, sungguh ia merindukan kakak laki-laki nya itu. Ziva dibuat khawatir dengan luka-luka yang terdapat di wajah Nauval, serta tangan cowok itu yang juga memiliki banyak luka goresan.
"Abang ini!" Gadis itu meringis melihat nya, ntah kenapa ia dapat merasakan sakit saat melihat luka-luka Nauval.
"Abang nggak apa-apa dek."
"Ayo kita ke rumah sakit! Ayo temui polisi, Abang harus laporin orang-orang jahat itu!" Ucapnya menarik Nauval untuk keluar.
Nauval menahannya, cowok itu menangkan Ziva. "Nggak apa-apa."
"Kenapa abang selalu bilang nggak apa-apa?! Kenapa abang nggak cerita semua yang terjadi sama Abang ke Ziva? Abang jangan jadiin Ziva orang lain, Ziva merasa bodoh nggak bisa apa-apa!"
"Husstt... Kamu adik abang yang paling abang sayang. Tuhan sangat baik sekali memberikan adik seperti kamu kepada abang." Ucap Nauval seraya mengusap kepala Ziva dengan sayang.
Nauval mengeluarkan sebuah kotak berbentuk segitiga dan sebuah amplop dari dalam jaket nya. Cowok itu memberikan nya kepada Ziva.
"Kotak itu untuk kamu dan amplop nya kamu berikan ke Haikal, jangan sampai amplop tersebut jatuh ketangan orang lain selain Haikal, abang percayakan kepada kamu." Ucap Nauval.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ia Rahasiaku
Fiksi Umum"Bertahun-tahun kita dekat, namun sampai sekarang kita masih belum bisa mengenal satu sama lain!" <><><> ❌ TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!!! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA CERITA INI! JIKA TIDAK SUKA TINGGALKAN SAJA! INI CE...