Bagian 19

3 2 0
                                    

Ziva dengan sabarnya menunggu Haikal di samping motor cowok itu. Haikal akan mengantar Ziva pulang ke apartemen tapi ia sedang pergi sebentar mengambil tas di dalam kelasnya.

Tiba-tiba saja handphone Ziva berbunyi menandakan bahwa ada yang menelpon dirinya. Saat dilihat yang menelepon dirinya adalah nomor yang tidak ia kenal.

"Hallo... Siapa?" Tanya Ziva to the points.

"Selamat anda menang undian uang kejut senilai 10 juta-"

"Saya blokir nomor nya, gak penting!" Ucap Ziva.

"Ehhh santai sorry cuma bercanda!" Terdengar kekehan dari si penelpon.

Ziva berdecak memutar bola matanya malas. "Siapa?!"

"Keane!"

Ziva terdiam mendengar nama itu, ia mengingat orang dengan nama Keane yang tak sengaja atau sengaja bertemu dengan nya.

"Oh!"

"Di save nomornya, saya mau bertemu dengan kamu!"

Ziva melihat Haikal berjalan kearahnya, namun ada yang aneh cowok itu seperti diikuti oleh seorang gadis dengan membawa beberapa buku paket ditangannya.

"Iya nanti aku telepon!" Ucap Ziva kepada si penelepon dan langsung mematikan nya.

Saat Haikal sudah berada didekat Ziva mengangkat alisnya bertanya siapa cewek itu sebagai isyarat. Tapi Haikal mengabaikan nya dan malah memberikan tas nya kepada Ziva.

"Haikal Lo bisa kan pulang sama gue?!" Tanya gadis itu.

"Nggak bisa, udah gue bilang kan?!" Tegas cowok itu.

Ziva melihat dari muka Haikal merasa tak nyaman dengan kehadiran cewek itu.

"Kak, siapa ya?!" Tanya Ziva.

"Temen!" Bukan orang itu yang menjawab melainkan Haikal, terlihat cewek itu sedikit terkejut dengan respon Haikal.

"Cepet naik!" Ucap Haikal menyuruh Ziva.

Ziva tersenyum kepada cewek itu, setelah nya ia langsung naik keatas motor.

Haikal mulai menjalankan motornya, keduanya meninggalkan cewek itu yang masih setia berdiri melihat kepergian Haikal dan juga Ziva.

"Dari matanya seperti dia suka sama kamu!" Ucap Ziva sedikit mengeraskan suaranya agar Haikal mendengar.

"Suka bikin emosi!" Ucapnya.

Ziva terkekeh sambil menepuk punggung Haikal.

####

Kini Haikal dan juga Ziva sudah berada di apartemen, keduanya terlihat menaiki anak tangga karena lift sedang ada perbaikan, beruntung apartemen Haikal tidak berada di lantai 5 jadi mereka tidak terlalu kelelahan.

"Nanti jangan pulang dulu, makan siang dulu sama aku!" Ucap Ziva.

Haikal mengangguk. "Tapi gak lama!" Ucap Haikal.

"Terserah, yang penting makan siang sama aku!" Ucapnya.

Sebelum itu mereka sudah membeli makan cepat saji dan tinggal di hangatkan, sangat praktis bukan.

Haikal membuka pintu apartemen saat mereka sudah sampai di depan apartemen Haikal. Cowok itu mempersilahkan Ziva untuk masuk terlebih dahulu.

Secara bersamaan Ziva melihat seseorang yang familiar di penglihatannya, seorang laki-laki dengan setelah kemeja sedang duduk sambil melihat majalah.

"Abang!" Teriak Ziva.

Laki-laki itu sedikit terkejut dan langsung bangkit dari duduknya, tersenyum kepada Ziva. Ziva langsung berlari menghampiri kakak laki-laki nya, dan ia langsung memeluk kakaknya itu.

Ia RahasiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang