Bagian 22

1 0 0
                                    

Haikal memarkirkan motornya tepat di depan garasi rumah Arsha. Ia langsung membuka helm miliknya, cowok itu terlihat khawatir sekali. Ziva dan Arsha yang kebetulan duduk di teras langsung bangkit dari duduknya.

"Lo nggak apa-apa?" Tanyanya.

Haikal meringis saat melihat kening Ziva yang sudah terdapat perban.

"Bang Nauval pergi gak tau kemana!" Ucap Ziva.

Ziva memberikan sebuah kertas yang ia temukan di kamar abangnya. Sungguh saat ini Ziva benar-benar sangat mengkhawatirkan abangnya itu. Baru saja ia bertemu lagi dengan abangnya dan kini abang nya kembali pergi tanpa kabar.

Haikal memeluk Ziva untuk menenangkan gadis  itu. Tadi sebelum kesini Haikal sempat mengabari sahabatnya untuk mencari tau keberadaan Nauval dan apakah hilangnya Nauval ada sangkut pautnya dengan Alex.

"Lo diam aja?" Tanya Haikal kepada Arsha.

"Semalem gue sempet ketemu bang Nauval di lapangan komplek. Tapi gue gak ngerasa ada yang aneh saat itu."

Mendengar hal itu keduanya langsung menatap Arsha dengan serius.

"Kenapa tadi kamu gak bilang sama aku?" Ucap Ziva.

"Gue baru inget!" Jawab Arsha.

"Dimana lapangannya?" Tanya Haikal.

Arsha langsung menunjukan letak lapangan tersebut, ketiganya langsung menuju kesana untuk memeriksa.

Sesampainya di sana mereka menelusuri setiap celah lapangan dan bertanya kepada orang sekitar yang lewat dan tinggal di dekat lapangan.

Atensi Haikal beralih menatap balok kayu yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Cowok itu memastikanya, mengambil balok kayu tersebut dengan sapu tangan yang ia miliki. Terdapat bercak darah di balok kayu tersebut, ia memperhatiakn sekitar.

"ARSHA!" Teriaknya.

Arsha yan sedang bertanya pada orang sekitar langsung terkejut. Ia langsung menghampiri Haikal. "Apa?!"

"Disini ada cctv?!"

Arsha memperlihatkan sekeliling dan mencoba mengingat sesuatu. "Ikut gue!"

Mereka bertiga melihat CCTV dari sebuah rumah besar yang berhadapan langsung dengan lapangan. Dengan meminta izin secara baik-baik sebelumnya, mereka dengan mudah bisa melihat rekaman CCTV tersebut.

Terlihat di CCTV disana ada Nauval, dan di belakangnya terlihat segerombolan pria sekitar 5 orang berbaju hitam dengan memakai masker dan topi.

Kepala Nauval di pukul oleh balok dari belakang oleh salah satu pria itu. Kemudian beberapa diantara mereka memukulinya sampai terlihat Nauval tidak sadarkan diri. Mereka setelahnya langsung membawa Nauval masuk ke dalam sebuah mobil berwarna hitam

Ziva yang melihatnya tak kuasa menahan tangis, dengan erat memeluk Haikal karena merasakan takut.

"Kita harus lapor polisi!" Ucap Ziva kepada Haikal.

Tangan Haikal mengepal setelah melihat hal itu. Ia sudah tau dan pasti siapa dalang dari penculikan Nauval, karena hanya ada satu orang yang ingin ia mati.

"Ar. Lo jaga Ziva, gue ada urusan." Ucap Haikal setelah nya ia langsung bergegas pergi.

"Woy Kal! A*j!"

"Haikal kamu mau kemana?" Teriaknya mengejar Haikal.

Sebelum cowok itu naik keatas motornya ia berbalik untuk menghampiri Ziva. Haikal mengelus kepala gadis itu, kemudian menatap kearah Arsha.

"Tunggu ya. Gue pasti akan bawa bang Nauval pulang!" Ucapnya.

"Nggak. Jangan melakukan hal yang bahaya!" Ucap Ziva sambil memegang tangan Haikal untuk mencegah cowok itu pergi.

Ia RahasiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang