09: Pundung

706 66 0
                                    

"Hoonie.." panggil Heeseung yang langsung masuk ke kamar anaknya.

Sunghoon hanya diam dan tidak merespon panggilan dari ayahnya, ia memilih tetap fokus pada handphone ditangannya.

"Hoonie, kalo dipanggil sama orang tua itu nyaut jangan diem aja," ucap Heeseung yang masih tidak mendapatkan apa dari Sunghoon.

"Sunghoon," panggil Heeseung lagi.

"Iyaa ayah, maaf," jawab Sunghoon karena takut ayahnya marah.

Heeseung dudukkan dirinya di samping Sunghoon. "Jangan cemberut gitu," celetuk Heeseung.

"Apa sih ayah diem ah, Hoonie lagi pundung." Sunghoon melipat kedua tangannya di dadanya lalu memalingkan wajahnya dari sang ayah.

"Aishh gitu aja pundung." Heeseung mencolek dagu Sunghoon dan itu berhasil membuat Sunghoon semakin kesal.

"Ishh suka suka Hoonie lah, sana jauh jauh." Sunghoon mendorong ayahnya agar menjauh dari dirinya.

"Gak mau jauh jauh." Heeseung langsung memeluk anaknya dengan erat.

"Ayahh lepasin Hoonie, ayah jelek ih" Sunghoon yang dipeluk pun berusaha melepaskan diri.

Mendengar itu Heeseung malah semakin erat memeluk anaknya yang membuat Sunghoon jadi sulit bernafas.

"PAPAAAA TOLONGIN HOONIE, AYAH NAKALL!" teriak Sunghoon.

Heeseung langsung melepaskan pelukannya. "Hehhh ga usah panggil papa, nanti kamu ngadu yang bukan bukan lagi." Heeseung tau anaknya itu suka hiperbola, mana Jake percaya aja lagi dan ujung ujungnya jadi Heeseung yang kena.

"Biarin wlee." Sunghoon langsung melarikan diri berniat untuk menghampiri Jake.

Baru saja Jake ingin menuju ke kamar Sunghoon, tapi ternyata anak itu sudah berlari ke arahnya.

Sunghoon memeluk Jake. "Papa papa, ayah cekek cekek Hoonie," adu Sunghoon yang membuat Jake sedikit terkejut.

"Nggak dek, Hoonie bohong," sangkal Heeseung yang tiba tiba muncul.

"Gaaa pa, ayah yang bohong, tadi ayah cekek Hoonie kan kan Hoonie jadi ga bisa bernafas," ucap Sunghoon yang jelas jelas itu bohong.

"Kak kamu mau bunuh anak aku hah?" Marah Jake, bisa bisanya main cekek cekekan.

"Dek dek dengerin dulu, tadi kakak cuma peluk Hoonie yang erat soalnya Hoonie ngambek terus, kakak ga ada cekek Hoonie," jelas Heeseung dan Jake kelas percaya pada ucapan Heeseung.

Jake menatap anaknya tajam. "Hoonie siapa yang ngajarin kamu bohong?"

Sunghoon menundukkan kepalanya karena merasa tidak ada yang membelanya. "Maaf papa." Sunghoon langsung berlari menuju kamarnya, menutup pintu lalu menguncinya.

Jake menghela nafas. "Huhh anak itu."

"Makanya jangan sering dimanjain," ucap Heeseung.

"Gimana ga manjain, dia anak satu satunya jadi semuanya bakal aku kasih kak, kamu juga pasti gitu." Kata Jake yang membuat Heeseung terdiam dan merasa kata kata dari Jake itu benar.

Karena Sunghoon adalah anak tunggal jadi seluruh kasih sayang kedua orang tuanya akan diberikan penuh kepada Sunghoon, tak jarang mereka akan memanjakan Sunghoon dan itu membuat Sunghoon menjadi anak yang manja.

Mungkin itu salah tapi hanya itu satu satunya yang bisa mereka lakukan untuk mengekspresikan rasa sayang mereka pada Sunghoon tapi terlepas dari itu semua, mereka selalu menasehati Sunghoon atas kesalahan yang ia buat, dan berusaha mendidik Sunghoon menjadi anak baik dan berbakti kepada orang tua dan juga menjadi orang yang mandiri, walaupun kadang Sunghoon sangat bandel dan keras kepala tapi Heeseung dan Jake selalu sabar menghadapi anaknya dan akan selalu memberikan tanggapan yang terbaik untuk itu.

Sayang HoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang