17: Lopyuuuu

671 64 4
                                        

"Hoonie sekolah yang bener ya sayang, ga boleh nakal nakal okee," pesan Jake yang langsung diangguki oleh Sunghoon.

"Oke nanti hoonie ayah jemput sama papa ya, dadah sayang." Heeseung mengelus pucuk kepala Sunghoon sebelum Sunghoon masuk ke sekolah nya.

"Iya siap ayah, hoonie sekolah dulu dadahh." Sunghoon langsung masuk ke dalam area sekolah dan tidak lupa melambaikan tangannya pada orang tuanya.

Heeseung dan Jake pun sekarang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah mereka.

Sebenarnya tadi mereka ingin sekalian pergi untuk membeli kebutuhan rumah, tapi harus ditunda dulu karena Jake merasa pusing jadinya Heeseung memutuskan untuk nanti saja biar Jake istirahat dulu di rumah.

"Pusing banget ya dek?" Tanya Heeseung dan Jake pun hanya mengangguk.

"Hamil kali tuh." Heeseung sedikit terkekeh diakhir katanya.

Jake menatap Heeseung dengan tajam. "Hamil mata lu," ucap Jake ngegas.

Heeseung tertawa kecil mendengar jawaban dari Jake. "Haha galak amat sih dek jangan jangan beneran hamil."

"Nyebelin banget sih." Jake langsung mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil, malas untuk berbicara dengan Heeseung.

Heeseung rasanya gemas sekali pada Jake, rasanya ingin terus menjahilinya. "Lucu banget sih, bikin anak yuk"

"Dih ga, ga usah macem macem," ucap Jake.

"Bikin adek buat hoonie yuk," ajak Heeseung lagi.

Jake berdecih. "Ck ngga, udahlah diem."

Jake cemberut lalu menundukkan kepalanya. "Haa kan udah ngga bisa."

Heeseung yang masih fokus dengan kemudian itu hanya tersenyum mendengar ucapan Jake.

"Iya sayang bercanda aja kok, maaf ya." Satu tangan Heeseung terangkat untuk mengelus kepala Jake.

Jake merasa sedih karena ia tidak bisa mengandung anak, ia jadi merasa bersalah pada Heeseung.

"Nyesel gak nikah sama aku?" Tanya Jake secara tiba tiba.

Heeseung menggeleng. "Ngga tuh buktinya kakak bahagia sama kamu, kenapa nanya gitu?"

"Ga apa apa kak hehe bagus deh kalo gitu." Jake merasa senang atas apa yang diucapkan oleh Heeseung.

"Apa yang kamu pikirin?" Tanya Heeseung, karena ia pastikan pasti ada sesuatu yang ganggu pikiran Jake.

Jake menggeleng lalu tersenyum pada Heeseung. "Ga ada kok hehe."

Heeseung langsung memarkirkan mobilnya di garasi karena mereka sudah sampai di rumah, setelah selesai memarkirkan mobilnya mereka pun langsung turun lalu masuk secara bersama.

"Dek kalo ada apa apa bilang ke kakak oke? jangan dipendam sendiri harus bagi bagi sama kakak, ngerti?" Heeseung kembali mengingat pada Jake untuk selalu berbagi beban apa yang dia tanggung entah itu secara batin atau fisik, ia tidak mau Jake menanggung semuanya sendiri, ia tidak mau Jake banyak pikiran yang nantinya malah membuatnya Jake akan setres.

Jake mengangguk. "Iya kakak, pasti kok."

"Yaudah kamu istirahat ya sekarang, kakak temenin." Heeseung mengajak Jake menuju kamarnya agar Jake bisa beristirahat.

Jake langsung berbaring di atas kasur dan Heeseung langsung ikut berbaring di samping Jake. Heeseung mengelus lembut rambut Jake lalu mencium kening Jake.

"Bobo ya sayang," ucapnya.

Jake mengangguk. "Huum, jangan lupa jemput hoonie nanti yaa," ingat Jake pake Heeseung.

Sayang HoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang