21: Main

615 57 8
                                        

Heeseung menggelar tikar yang sudah ia bawa, lalu meletakan barang bawaannya seperti beberapa camilan dan minuman. Ia pun menuntun Jake untuk duduk diatas tikar tersebut.

Sunghoon menendang bola yang ia bawa, ia berlari dengan girang mengejar bolanya.

"Ayahh ayoo katanya mau mainn!" Seru Sunghoon yang sudah tidak sabar bermain bola dengan ayahnya.

Heeseung terkekeh. Ia menatap Jake lalu mencium pipi Jake sebelum pergi menghampiri Sunghoon.

"Ayoo hoonie."

Heeseung langsung merebut bola yang anaknya bawa. Sunghoon yang bolanya direbut pun tak terima dan mengejar sang ayah yang sedang mengiring bola tersebut.

Sunghoon kewalahan menghadapi sang ayah, ayahnya terlalu lincah saat menggocek bola. Setelah perjuangan merebut bola, Sunghoon pun mendapatkan bolanya kembali.

Ia berlari sembari menggiring bola menghindari sang ayah yang mengejarnya, tapi tak lama Heeseung berhasil merebut kembali bola tersebut.

"Wuuu hoonie cemen, liat ayah nih." Heeseung memainkan bolanya dengan sangat mahir, dan itu membuat Sunghoon mendengus tak terima.

Heeseung pun menendang bola tersebut ke daerah Sunghoon yang dimana itu adalah sebagai gawang. Karena serangan mendadak tersebut, Sunghoon tak sempet menangkap bola yang ditendang oleh ayahnya.

"ISHH AYAHH!" Teriaknya tak terima.

Heeseung yang melihat sang anak tak terima dengan satu poin pertamanya itu hanya terkekeh. Ia pun menghampiri sang anak, ia menepuk pucuk kepala Sunghoon.

"Kamu salah ngelawan ayah," ucap Heeseung.

Sunghoon menatap sang ayah sebal. "Ish! Minimal ajarin lah." Sunghoon langsung melibatkan tangannya di depan dada, lalu mencebikkan bibirnya.

Heeseung yang melihat itu merasa gemas, ia pun mengusak rambutnya Sunghoon. "Iyaa iyaa ayah ajarin."

Jake yang dari tadi melihat interaksi antara ayah dan anak itu hanya tersenyum. Senang rasanya bisa menghabiskan waktu seperti sekarang, hatinya menghangatkan saat melihat Heeseung dan Sunghoon tertawa lepas.

Setelah lelah bermain bola, Heeseung dan Sunghoon langsung menghampiri Jake.

Sunghoon duduk di sebelah sang papa, ia mengatur nafasnya, lalu tertawa. "Capek, tapi seruuu. Ayah kapan kapan kita main lagi, pokoknya hoonie harus menang."

"Kayak yang bisa aja," jawab sang ayah yang membuat Sunghoon tak terima.

"Idihh, bisa lahh, hoonie pokoknya mau tantang ayah nanti." Sunghoon benar benar merasa tertantang untuk melawan sang ayah.

Heeseung menerima botol minum yang diberikan oleh Jake, lalu meminum nya sebelum menjawab ucapan dari sang anak.

"Oke, siapa takut."

"Tapi ayah lebih suka main basket sih," celetuk Heeseung.

Sunghoon menatap sang ayah. "Widihh, nanti ajarin ayah main basket dong."

"Iyaa deh nanti ayah ajarin, tuh papa kamu juga pinter main basket," ucap Heeseung.

Sunghoon menatap sang papa berbinar. "Beneran pa?"

Jake sedikit menggelengkan kepalanya. "Ngga pinter kok, tapi bisa ajaa."

"Ih tapi kan tetep keren, pokoknya nanti harus ajarin hoonie."

"Iyaa hoonie."

Jake tersenyum, ia mengambil tisu lalu mengelap keringat yang membasahi dahi sang anak, ia juga merapikan rambut Sunghoon yang sedikit berantakan.

Sayang HoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang