. Cerita tentang keluarga kecil Lee Heeseung yang berisi dengan canda tawa. Keluarga kecil yang sangat harmonis dan penuh dengan kehangatan di dalamnya.
"Sayang hoonie banyak banyak."
"Hoonie juga sayang ayah sama papa banyak banyak."
[heejake x sun...
"Hoonie sayang kamu demam," ucap Jake dengan panik.
Sunghoon yang memang tidak benar benar tidur itu terbangun saat mendengar suara dari orang tuanya. Perlahan ia membuka mata lalu menatap orang tuanya yang terlihat khawatir.
"Papa perut Hoonie sakit, pusing," adu Sunghoon pada papanya.
Heeseung berusaha tenang, dan karena tidak bisa memikirkan apapun jadi dia mengajak Sunghoon untuk ke rumah sakit.
"Dek ayo kita bawa Hoonie ke rumah sakit sekarang," ajak Heeseung lalu segera diangguki oleh Jake.
Sunghoon yang sudah lemas itu hanya menurut saja apa kata sang ayah karena tidak mungkin ia membantahkan.
. .
Kini mereka sedang diperjalanan untuk pulang. Setelah diperiksa tadi dokter mengatakan bahwa Sunghoon hanya demam biasa dan juga Sunghoon hanya mengalami kram perut karena telat makan kata dokter jika Sunghoon terus telat makan dan pola makan yang tidak beratur itu dapat menyebabkan asam lambung atau yang lebih parahnya lagi adalah maag.
Sesampainya di rumah Heeseung langsung mengantarkan Sunghoon ke kamarnya untuk beristirahat, sedangkan Jake membuatkan bubur untuk Sunghoon makan nanti sebelum meminum obat yang diberikan oleh dokter.
"Hoonie lain kali kamu ga boleh gitu lagi ya, boleh kok marah sama ayah boleh kok marah sama papa tapi jangan sampe ngurung diri kayak gitu apa lagi sampe mogok makan itu ga baik buat kesehatan," nasehat Heeseung pada Sunghoon.
Sunghoon mengangguk. "Iya ayah maafin Hoonie," ucapnya merasa bersalah.
Heeseung mengelus rambut Sunghoon. "Iya sayang dimaafin lain kali jangan gitu lagi ya, dan ayah juga mau minta maaf soal kejadian waktu itu sampe bikin Hoonie marah," ujar Heeseung.
Tak lama Jake pun datang dengan nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air putih.
Heeseung membantu Sunghoon untuk duduk lalu bersandar pada kepala ranjang, dan Jake mengambil mangkuk bubur itu lalu bersiap untuk menyuapi Sunghoon.
"Hoonie maafin papa ya sayang udah buat Hoonie marah." Dan gini giliran Jake yang minta maaf, ia merasa bersalah pada anak kesayangannya tersebut.
Sunghoon menggeleng. "gapapaa papa hehe Hoonie udah ga marah lagi kok, Hoonie juga mau minta maaf karena udah bikin papa sedih," ucap Sunghoon lalu menoleh menatap Jake dengan bibir yang melengkung ke bawah, ia jadi merasa bersalah pada sang papa.
Jake mengelus lembut pucuk kepala Sunghoon. "Iya sayang, janji ya jangan diulangi lagi?" ucapan Jake tersebut dapat anggukan kepala dari Sunghoon.
"Huum janji," ucap Sunghoon lalu tersenyum pada sang papa.
Heeseung yang merasa gemas itu mencubit pipi Sunghoon sampai sampai membuat Sunghoon merengek kesakitan.
"Gemes banget anak ayah." Heeseung mengerakkan gigi nya dan menatap Sunghoon dengan tatapan gemas seperti ingin mengigit anak kesayangannya itu.
"Ishh papa suruh ayah cubit cubit kan sakit," adu Sunghoon pada Jake.
"Ayo papa marahin ayah marahin," Sunghoon dengan semangat mendukung papa nya agar memarahi ayah nya.
Heeseung cengengesan, ia kini beralih mengelus lembut pipi Sunghoon. "Hehe ngga dek ini udah dielus elus," ucap Heeseung, takut dia tuh kalo sampe dimarahin.
"Nah gitu, jangan cubit cubit anak aku," ucap Jake galak.
"Anak kita dek," ucap Heeseung membenarkan ucapan Jake.
"Aku mau sama papa aja, ayah jelek wlee." Sunghoon menjauhkan tangan Heeseung dari pipinya lalu langsung memeluk sang papa.
"Heh dasar bocil satu ini yaa," ucap Heeseung sedikit kesal karena apa ya betul karena Sunghoon selalu saja hanya mau dengan Jake, kalo dengan dirinya itu paling kalo ada mau nya aja.
Jake mengelus punggung Sunghoon dengan penuh kasih sayang. Jake sedikit menghela nafas karenaaaa anak dan ayah itu jika tidak ribut sehari saja pasti akan ada yang kurang dan tentu saja dia akan jadi penengah diantara keduanya, tapi bakal lebih parah kalo mereka akur bisa bisa Jake tambah pusing seperti kejadian telur gosong waktu itu.
"Ga boleh gitu Hoonie, nanti ga dibeliin es krim loh sama ayah," ucap Jake.
Sunghoon menatap Heeseung dengan tatapan memelas, Heeseung yang ditatap itu pun memutar matanya malas kalo udah gini pasti ada mau nya.
Sunghoon melepas pelukan pada Jake lalu sekarang ia beralih memeluk Heeseung. "Ayah mau es krim," minta nya.
Heeseung menerima pelukan tersebut dengan senang hati. "Ga boleh Hoonie kan masih sakit, tunggu biar sembuh dulu ya," ucap Heeseung.
"Iyaa Hoonie sayang ga boleh makan es krim dulu ya, Hoonie harus sembuh dulu baru boleh makan es krim," kini Jake yang berbicara dan itu membuat Sunghoon melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Kapan sembuh nya? Pasti lama, ini Hoonie udah sehat kok, Hoonie kan kuat kayak vampire," Sunghoon meyakinkan pada kedua orang tua nya bahwa dia sudah sembuh padahal sebenarnya badannya masih terasa lemas dan hangat karena demam.
"No Hoonie, Hoonie belum sembuh ini badannya aja masih hangat," larang Heeseung pada Sunghoon yang merengek minta es krim.
"Hoonie harus minum obat yang rajin biar cepet sembuh terus nanti bisa suruh ayah beliin es krim deh," bujuk Jake karena Sunghoon itu sangat susah kalo disuruh minum obat nah dengan iming iming jika ia sembuh akan dibelikan es krim siapa tau dia jadi rajin minum obat.
"Humm yaudah Hoonie bakal rajin minum obat biar cepet sembuh terus bisa makan es krim," ucap Sunghoon dengan semangat.
Heeseung masih memeluk Sunghoon dan sekarang Jake pun ikut memeluk Sunghoon. Pelukan hangat itu adalah hal yang paling disukai oleh Sunghoon, ia jika keluarga nya akan selalu seperti ini tanpa ganggu dari apapun dan siapapun itu.
Jake mencium pucuk kepala Sunghoon. "Hoonie tidur yaa sayang, papa sama ayah bakal temenin Hoonie," ucap Jake.
"Selamat tidur sayang," ucap Heeseung dan Jake bersama.
"Hoonie sayang ayah sama papa."
~ Sayang Hoonie ~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hoonie:"Baa~ kembali lagi bersama Hoonie hihi. Timaaci yang sudah baca lopyouu lopyouu."