27: Papa sakit

908 65 1
                                        

Pagi ini Jake bangun dengan tubuh yang kurang enak. Kepala serasa pusing. Tapi Jake tetep memaksakan diri untuk menyiapkan sarapan untuk Heeseung dan Sunghoon.

Saat sarapan, tidak ada yang salah dengan Jake, ia masih terlihat seperti biasanya. Mengerjakan rutinitas paginya, dan hal itu tidak membuat Heeseung maupun Sunghoon curiga kalau sebenarnya Jake sedang tidak enak badan.

Heeseung pun sudah berangkat bekerja, dan Sunghoon pun izin untuk bersepeda bersama Riki, karena anaknya tersebut hari ini libur.

Jadi sekarang Jake sendirian di rumah. Setelah sedikit menyelesaikan pekerjaan, ia segera kembali ke kamar. Jake pun langsung mengambil obatnya lalu meminumnya, ia pun merebahkan tubuhnya.

Jake sedikit memijat kepalanya. "Pusing banget."

Jake menggulung tubuhnya dengan selimut, hawa dingin sangat menusuk kulitnya. Ia terpaksa harus meninggalkan beberapa pekerjaan, ia tidak sanggup dengan rasa pusing yang ia rasakan.

Sejujurnya Jake tidak bisa tidur, ia hanya berbaring. Tubuhnya menggigil, ia yakin pasti ia terkena demam.

Hampir sejam Jake terus mengeluh sakit pada dirinya pun kini tertidur. Dengan harapan nanti saat ia bangun, Jake merasa lebih baik.

Hari sudah mulai siang, Jake pun terbangun dengan kondisi tubuh yang masih lemas. Ia berusaha bangkit, ia berniat untuk ke dapur untuk mengambil air. Jake akan meminum obatnya lagi, ia tidak mau sakit dan tidak mau membuat Heeseung atau Sunghoon khawatir.

"Jake, ngga boleh sakit. Ini cuma ngga enak badan doang," ucapnya pada diri sendiri.

Jake pun sampai di dapur, ia meraih gelas. Belum sempat ia mengambil air, tapi gelas tersebut sudah terlepas dari tangannya, membuat gelas tersebut jatuh lalu pecah.

Heeseung yang memang sudah pulang karena hari ini dia hanya meeting dan sudah memberitahu Jake bahwa setelah meeting ia akan langsung pulang.

Heeseung yang baru memasuki rumah pun terkejut saat mendengar benda jatuh dari dapur, jadi ia pun cepat cepat menuju ke dapur.

Saat Heeseung sampai di dapur, ia mendapatkan Jake yang berdiri diam menatap gelas yang pecah, lalu tak lama Jake pun segera mengambil pecahan gelas tersebut dan belum menyadari keberadaan Heeseung.

"Sayang, ada apa??" Tanya Heeseung dengan nada khawatirnya.

Jake langsung mendongak menatap Heeseung. Ia bangkit lalu mendekat kearah Heeseung secara hati hati.

"Kakak.." Jake langsung memeluk Heeseung.

Heeseung membalas pelukan tersebut, lalu mengusap punggung Jake. "Kenapa dek? kamu kenapa? Ada apaa?"

Jake hanya menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya.

Heeseung menangkup wajah Jake. Bisa ia rasanya bahwa tubuh Jake terasa panas. "Sayang.. badan kamu panas. Kamu sakit sayang."

Jake tetap menggeleng. "Aku gapapaa kak."

Heeseung melepaskan pelukan tersebut lalu menatap Jake khawatir.

"Ini gelas kenapa bisa pecah dek? Kamu gak kena pecahan kan?" Tanya Heeseung.

Jake menggeleng lagi. "Ngga kok. Tadi gelasnya licin jadi jatuh."

"Kenapa ngga peluk aku lagi?" Tanya Jake dengan wajah yang sedih.

Heeseung menatap Jake. Wajah itu terlihat pucat dan lemas. "Kamu sakit sayang, kenapa ngga kasih tau kakak?"

Jake hanya menunduk. "Gapapaa kok, cuma sakit sedikit. Kakak kan sibuk, aku gak mau ganggu."

"Mau sakit sedikit atau banyak tetep aja. Lain kali kamu kasih tau kakak, kakak khawatir kalau kamu sakit dan harus sendiri di rumah," ucap Heeseung khawatir.

Sayang HoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang