[L] 43. Friend?

50 11 8
                                        

Dudung SMP:Udah nyampe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dudung SMP:
Udah nyampe

Aku menutup ponselku dan memasukkannya ke dalam tas, kemudian melihat kaca untuk yang terakhir kali sebelum pergi. Memastikan tidak ada yang salah dari penampilanku. Perfect.

Aku turun ke bawah dan Ibu kaget aku keluar dengan kepala dililit pasmina.

Padahal hanya ke rumah cowok itu, tapi rasanya seperti akan ke pengajian. Namun aku merasa harus melakukan ini. Bagaimana lagi, keluarganya kan sepertinya religius. Takutnya kalau berpakaian seperti biasanya, mommy-nya tidak menerimaku.

Iya, jadi hari ini aku akan ke rumah Jeje untuk yang pertama kali.

Tidak ada acara apa-apa. Semua berawal dari tugas Seni Rupa membuat sketsa yang mana aku sangat payah di dalamnya. Benar-benar payah. Aku sudah berulang kali menggoreskan pensil ke buku gambar sketsaku tapi berakhir seperti gambaran anak SD.

Aku pun menyerah dan berkeluh kesah pada Jeje karena dia pacarku. Dan seperti biasa, slow-response.

Tapi begitu membalas pesanku, dia menawarkan solusi. Katanya tetangga sebelah rumahnya yang bernama Prima jago menggambar dan bisa dimintai bantuan untuk membuatkan tugasku.

Aku belum pernah bertemu tapi sering dengar tentang Prima-Prima ini. Dia katanya juga wibu seperti Jeje. Selain menggambar, Prima juga jago bermain basket dan pernah mengajari pacarku yang payah itu cara lay-up.

Marshmallow:
Ke sini aja lin

Awalnya aku berpikir apakah Jeje gila karena menyuruhku ke rumahnya untuk bertemu Prima, tapi setelah dia bilang Dudung akan main ke rumahnya Minggu siang, akupun mempertimbangkan. Kalau aku datangnya saat ada Dudung, mungkin tidak akan terlalu canggung.

Dan di sinilah aku. Di daerah rumahnya.

Ngomong-ngomong, aku bingung karena perumahannya luas sekali. Jalannya membingungkan seperti labirin. Ditambah, matahari di atas sana lumayan terik. Menyebalkan sekali, aku jadi sedikit berkeringat.

Daritadi aku sudah menyusuri belokan demi belokan untuk menemukan blok C, lokasi rumahnya, tapi belum ketemu juga.

"Perasaan tadi udah lewat sini deh?" gumamku pada diri sendiri.

Rasanya hanya berputar-putar di tempat yang sama, aku bingung. Akhirnya aku tanya orang.

Begitu tanya orang, ternyata lokasinya tak jauh dari tempatku berhenti. Huft, akhirnya..

Sampai depan rumah Jeje, aku merogoh saku mengambil ponsel dan coba menghubunginya. Dudung juga kuhubungi, tapi belum ada respon. Kuintip melalui sela-sela gerbang, sudah ada vario sapi terparkir di sana, alias motor Dudung.

Lalu aku turun dari motor dan coba memencet bel.

Terdengar suara pintu rumah dibuka, aku langsung antusias dan memasang senyum.

8th Grade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang