Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari demi hari, kabar tentang aku dan Jeje semakin menyebar luas tak hanya di kelasku dan kelas Jeje, tapi kelas lain juga.
Siswa yang dulu tidak mengenalku kini jadi mengenalku. Yang dulu tidak tahu namaku kini jadi tahu. Yang dulu tidak pernah menyapa kini jadi menyapa. Contohnya, ketika aku sedang berdiri di depan gerbang sekolah untuk menunggu dijemput, tiba-tiba seorang anak laki-laki yang out of nowhere, tapi sepertinya kelas 8, mendatangiku dan menyapaku, "Hai, kamu Lina yang nembak Jeje itu kan?"
Menyebalkan sekali.
Kini aku lebih suka menjadi orang invisible seperti sebelum-sebelumnya.
Jeje kini juga ikut populer karena alasan penolakannya padaku. Bagi teman-teman itu lucu.
Beberapa kali, ketika aku pergi ke kantin dan harus lewat kerumunan anak laki-laki kelas Jeje, mereka langsung menyeletuk, "Jeje~ Jeje~" atau, "Lina dicari Jeje~"
Meski teman sekelasku sudah tahu, tapi mereka biasa saja, tidak seperti anak laki-laki 8B yang selalu meledekku tiap kali papasan.
Kalau teman sekelasku, paling hanya ada beberapa anak perempuan yang bertanya tentang kebenaran kabar itu. Sama sekali tidak ada yang meledek. Meski begitu, aku juga cukup malu ketika menjawab pertanyaan mereka.
Beberapa hari setelah beritanya menyebar, aku sempat tidak ke kantin karena selalu diledeki ketika bertemu dengan gerombolan anak laki-laki 8B. Jadi, aku hanya menitip jajan ke Sherin atau teman lain.
Sebenarnya kabar tentang aku dan Jeje awalnya hanya berhembus di kelas 8B saja, namun kabar ini semakin menyebar luas ketika ada brand deodorant yang mengadakan event di sekolah kami dalam rangka peluncuran produk terbarunya yang diperuntukkan untuk remaja. Dimana seluruh siswa kelas 8 dipertemukan menjadi satu di aula.
Awalnya biasa saja. Ada presentasi-presentasi dan pembagian sampel deodorant.
Kekacauan terjadi ketika masuk sesi game. Dimana MC meminta sukarelawan dua siswa, satu laki-laki dan satu perempuan, untuk maju dan bermain Dance Dance Revolution seperti yang ada di Timezone. Dalam permainan ini, pemain harus menginjak tombol panah sesuai dengan yang ada di layar.
Di depan sudah disediakan dua buah dancingpad yang dikoneksikan ke laptop, kemudian dari laptop ditampilkan ke layar lcd.
Yang mau maju, nanti akan diberi hadiah. Namun, anak kelas 8 mendadak jadi pemalu sehingga tidak ada yang mengangkat tangan. Hingga akhirnya MC menunjuk siswa secara random.
Dan sialnya, aku yang terpilih.
Aku diminta maju dan berdiri diatas dancing pad. Perasaanku sudah tidak enak.
Setelah menunjuk siswa perempuan, MC lalu menunjuk siswa laki-laki.
Ketika MC sedang berpikir siapa siswa laki-laki yang akan ditunjuk, salah satu siswa yang sepertinya dari kelas 8B menyeletuk, "PACARNYA AJA KAK.. PACARNYA!" sambil menujuk Jeje. Satu celetukan menimbulkan celetukan-celetukan lainnya. Mereka lalu menyoraki Jeje untuk maju.