[W] 35. 9th Grade

70 14 7
                                        

"Pede tingkat tinggi banget sih kamu, Lin? Bisa-bisanya kamu mikir kalau aku naksir kamu? Ckck

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pede tingkat tinggi banget sih kamu, Lin? Bisa-bisanya kamu mikir kalau aku naksir kamu? Ckck." kataku berusaha untuk bersikap sebiasa mungkin.

Bisa-bisanya gadis itu langsung bertanya to the point apakah aku suka padanya. Apa dia tidak berpikir kalau langsung menginterogasi seperti ini justru malah bisa mempermalukan dirinya sendiri?

"Yaudah kalau engga. Aku pengen kita temen aja. Jangan sampai ya? Takutnya nanti pertemanan kita jadi beda."

"Lin? Buset. Aku kira kakakku itu orang paling kepedean di dunia ini, ternyata ada yang lebih parah. Lagian kamu kan pacarnya Jeje, mana mungkin lah."

Lina kemudian tersenyum sambil melipat bibir ke dalam. Apa dia mulai merasa malu?

"Bentar. Tapi yang kamu ngelarang aku curhat sama Kak Thunder itu apa?! Kenapa kamu kaya gitu?"

"Itu.." Aku diam sejenak. "Reflek aja. Kirain kamu naksir kakakku."

"Engga lah, aku itu bukan naksir kakakmu. Aku itu udah nganggep dia guru."

"Guru?"

Lelucon apa lagi ini.

Lina menganggukkan kepala, "Dia ngajarin aku sama Sherin macem-macem, Wil. Tentang kehidupan di SMA. Aku sama Sherin juga rencananya mau minta dia buat jadi guru privat pelajaran kita. Nanti belajarnya di rumahku hari Sabtu atau Minggu sore."

"HAH?"

"Iya, Wil. Seru kan? Baru rencana sih, kita belum ngomong sama Kak Thunder."

"Ngaco kamu, Lin. Emang ayah kamu ngebolehin apa anaknya punya guru privat yang bentukannya kaya gitu? Lagian, kakakku itu masih SMA. Mending kamu cari guru privat yang udah pengalaman."

"Tapi kan dia pinter dan sekolah di SMA favorit? Nilai UN SMP dia juga bagus semua. Berarti dia bisa dijadiin guru."

"Lin, ini sebenernya tujuan utamanya biar Sherin sama kakakku bisa ketemuan dengan dalih les privat di tempat kamu kan? Iya kan?"

"Hehe, tapi kalau aku tujuannya belajar beneran kok."

"Kalau Sherin pengen ketemuan sama kakakku ya biar dia ketemuan di tempat lain aja. Gak usah ribet-ribet kaya gini."

"Ya kan papanya galak, kalau ketemuan di tempat lain susah izinnya dan beresiko ketahuan. Kalau ketemuannya di rumahku kan aman. Apalagi kalau alesannya belajar."

"Ya urusan dia, Lin. Kenapa kamu yang pusing mikirin mereka mau ketemuan dimana?"

"Ya urusanku juga. Kan aku temennya. Bukannya kamu kalau Jeje mau ketemuan sama aku, kamu sebagai temennya juga bantuin? Kan aku juga pengen bantuin Sherin biar deket sama Kak Thunder."

"Tapi bukannya kamu dimarahin ayahmu gara-gara pacaran? Masa mau ngundang kakakku ke rumah?"

"Kok tau aku dimarahin?"

8th Grade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang