26 : Permintaan Bagas

62 11 1
                                    

Ayo, beri dukungan dan cinta yang banyak buat NAGAS dengan klik tanda bintang sama ikon chat itu loh guys hehehe

Sampai part 25 kemarin, kalian ada perubahan cara pandang terhadap para tokoh?

Bagas?

Nata?

---

Tertawalah sepantasnya agar kau tidak menjadi penipu untuk lukamu sendiri.

~ ♡ ~

"Sial, apa-apaan ini, Nat?! Lo gila?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sial, apa-apaan ini, Nat?! Lo gila?!"

Nata terkejut ketika seseorang tiba-tiba ada di kamarnya dan menghentikan apa yang Nata kerjakan dengan mengambil cepat silet yang digunakan.

"Ba-Bagas?"

Oke. Bagas memang kaget dengan kondisi wajah Nata yang-, kalian pasti paham. Tapi, apa yang gadis itu barusan lakukan jauh lebih mengejutkan.

Tanpa banyak bicara, Bagas langsung menarik Nata untuk duduk di atas ranjang. "Dimana kotak P3K?"

Bagas mencoba mencari ke laci-laci nakas Nata. "Lo nyimpannya dimana? Dimana kotak P3K-nya, Nat?!"

Nata terkesiap dengan bentakan Bagas. Cowok itu tidak bisa bersabar. Masalahnya, darah terus hadir di lengan Nata. Bagaimana ia bisa abai begitu saja?

"Di bawah tempat tidur," ucap Nata.

Bagas pun segera berjongkok. Menemukan kotak yang cukup besar. Cowok itu duduk di samping Nata dan mulai membukanya. Bagas kaget, isinya begitu banyak. Seperti Nata menggunakan ini semua. Pantas saja ia merasa kotaknya cukup berat ketika diangkat tadi.

Cowok itu dengan telaten mengatasi lengan Nata. Kalau dikatakan Bagas begitu tenang, itu salah. Bagas bahkan beberapa kali menguatkan diri ketika dirasa tangannya akan bergetar hebat mengobati luka Nata.

"Pake yang mana buat luka di muka?" tanya Bagas.

Jari Nata menunjuk salep yang ada di kotak P3K. Bagas langsung menatap ke sana. Ia hampir tidak bisa berlama-lama menatap Nata. Bukan karena wajah gadis itu tampak jelek, bukan. Bagas kadang berpikir sesakit apa Nata karena luka-luka itu dan ia mulai merasakan sakitnya juga.

Namun, hal yang menambah sayatan hati Bagas adalah ketika ia melihat jari Nata yang menunjukkan salep tadi ternyata juga terluka. Tidak tahu seperti apa kejadiannya sampai kuku gadis itu juga berdarah.

Bagas menahan napas sebentar. Lalu, ia mulai mengoles salep di bagian wajah Nata yang terluka. Tidak lupa, kuku di jari gadis itu juga Bagas obati.

Saat dirasa sudah beres, Bagas berkata, "Gue ambil es batu dulu di dapur. Biar lebam di muka lo cepat hilang. Lo di sini tunggu gue dan jangan kemana-mana, oke?"

NAGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang