06 : Kepercayaan

136 13 6
                                    

Mau tau dong, ada kesan apa selama baca sampai bab sebelumnya?

Jangan bosan-bosan vote + comment + share yaa

Selamat membaca!

---

Ini dia cowok gondrong kita!

Ini dia cowok gondrong kita!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Bagasditya Magani ]

---

Untuk beberapa hukuman, tidak dipercaya adalah salah satu yang begitu berat.

~ ♡ ~

"Hai, neng Viana ganteng," sapa Fathan, gombal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, neng Viana ganteng," sapa Fathan, gombal.

Viana yang mendengar itu lebih jelas dari telinga kanannya, menoleh dengan tatapan sengit. "Emang gue cowok dipanggil ganteng?"

"Emang pengen dipanggil cantik sama mas Fathan?" Kedua alis Fathan naik turun dengan senyum yang semakin dilebarkan.

"Nggak," tolak Viana cepat dan buru-buru membayar minumannya di ibu kantin. "Ambil kembaliannya aja, Bu," kata Viana, tak sanggup harus menunggu itu dengan keberadaan Fathan di dekatnya.

Nata yang menyaksikan interaksi keduanya, tertawa sepanjang perjalanan Viana menuju ke meja mereka. "Diem lo!" pinta Viana seraya mengangkat kepalan tangan, seolah hendak menonjok Nata.

"Jadi, Fathan udah bisa manggil lo cantik nih?" ejek Nata, masih mengungit hal yang sama.

Viana berdecak. "Berhenti deh, Nat. Gue nggak suka sama dia."

"Kenapa? Lihat, deh. Tuh, dia masih natap lo tau," imbuh Nata.

Viana langsung menoleh cepat. Tapi, ia justru menemukan Fathan yang tengah menggoda siswi lain di sana. Kejadian itu lantas menjadi hiburan terbaik bagi Nata.

"Lo ngarep, Vi?" Tawa Nata kembali hadir, kali ini terdengar jauh lebih bahagia.

"Ah, rese lo!" kesalnya dan melempar bola tisu ke wajah Nata.

NAGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang