29 : Meminta Tolong

46 4 2
                                        

Comeback nih, yuhuuu!!!

Nggak kerasa Ramadhan udah pengen pergi aja huhuhu😭

Pasti banyak yang pulkam, ya?

Semoga NAGAS bisa temenin kalian yang lagi berlibur ke keluarga atau di rumah aja.

Vote +comment + share jangan lupa!

---

Terkadang permintaan tolong tidak selalu merepotkan yang dimintai.

~ ♡ ~

Nata duduk dengan tenang di salah satu kursi kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nata duduk dengan tenang di salah satu kursi kantin. Di depannya sedang duduk seseorang yang sangat ia kenali, tengah menyantap makanannya secara khidmat. Tak jarang, suara mie diseruput oleh bibir, menelusuk masuk ke telinga Nata. Kenzie makan dengan lahap.

Utang gue kayaknya nambah. Yang susu coklat di kantin itu belum gue bayar, 'kan? Ditambah bantuan lo yang udah nganter gue ke toko nyokap, terus antar pulang, artinya double.

Mendadak, ingatan atas ucapannya sendiri melintas di dalam kepala. Nata tahu kalau ia berutang banyak dengan Kenzie. Niatnya memang akan membayar utang itu suatu hari nanti. Tapi, saat melihat isi meja di depannya, Nata menelan saliva dengan susah payah.

"Lo selapar itu, ya, Ken?" tanya Nata, awalnya tidak ingin menyela, tapi lama-lama ia penasaran.

"Hm," dehemnya singkat tanpa menatap Nata sama sekali. Dia sangat fokus makan di pagi hari. Nata yang agak was-was karena bel masuk akan bunyi sebentar lagi pun, jadi angkat suara kembali.

"Masih ada yang pengen dibeli, nggak? Biar gue bayar sekalian." Nata diam-diam mengecek isi dompetnya. Kalau dihitung-hitung, entah. Nata tidak mau menghitung berapa total pesanan Kenzie di pagi ini.

"Nggak. Pergi aja."

"Iya, bentar juga pergi. Tapi, dibayar dulu. Beneran, tapi, ini udah nggak pengen beli lagi?"

"Nggak usah dibayar juga."

Nata terkejut. Ditutupnya mulut rapat-rapat untuk memastikan hening dapat membantu mengolah kerja otaknya dengan baik. Kenzie menolak bayaran atas pesanannya sendiri? Tapi, 'kan, Nata memiliki utang terhadapnya.

"Terus, utang gue?" tanya Nata.

Kenzie menyodorkan semangkuk bakso yang masih belum tersentuh dan panas itu ke depan Nata. "Kalo nggak pengen pergi, bantu habisin."

Jika mengatakan ia tidak tergiur, maka itu salah. Sangat salah. Nata jelas-jelas sangat ingin melahap bakso di depannya. Mengingat pagi tadi ia juga tidak sarapan saking semangatnya pergi ke sekolah bersama Bagas. Satu lagi alasannya, ia masih belum berbaikan dengan Cynthia, jadi Nata mengabaikan sarapan yang telah siap di meja makan.

NAGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang