12

1.2K 93 3
                                    

Keesokan harinya, Callie baru saja sampai di sekolah sendiri sedangkan adiknya sedang dirawat oleh suster pribadi yang disewanya. Ia berjalan masuk kedalam sekolah itu dan saat di lorong ia melihat Ella yang sedang membawa barang-barang, ia tau itu pasti di perintah oleh teman teman OSIS nya. Ella menatap ke arah Callie, namun Callie memasang wajah yang tak berekspresi apapun, ia berjalan menuju ruangan OSIS.

" Kak Callie kenapa ya? Apa aku ada salah ya sama Kak Callie? " Batin Ella yang melihat perubahan dari Callie itu.

Sesampainya di ruangan OSIS, Callie menutup pintu ruangan OSIS lalu ia kini melompat lompat kesenangan. Teman temannya tak heran lagi dengan kesenangan dari temannya itu.

" kek orang gila " Ucap Giselle yang membuat tatapan tajam mengarah padanya kecuali Bagas.

" ehmm, pacar gw gausah di tatap begitu " Ucap Bagas yang membuat mereka mengarahkan tatapan tajamnya kepada Bagas.

" udahlah woe, gw tuh lagi dag dig dug sreeet " Ucap Callie yang sambil tersenyum membayangkan Ella.

" semuanya udah ready, security udah kita ajak kerjasama " Ucap Amanda yang membuat mereka tersenyum bangga pada Amanda.

" kita juga ngajak kerja sama sih Livia, buat adu mulut dengan Ella " Ucap Bagas yang membuat Callie menatap kaget pada Bagas.

Lyn dan Lia sebenarnya sudah melarang Bagas melakukan hal itu, karena Ella takkan hanya beradu mulut saja pasti akan terjadi yang namanya perkelahian fisik.

" lo kenapa ambil keputusan sendiri sih? kan udah gw bilang tadi malam, ga boleh ada tambahan orang lagi buat suprise ini. Shit banget sih! " Tegas Callie yang langsung meninju tembok dengan sangat kuat.

Bagas tak tau kalau hasilnya akan seperti ini, Callie yang tak menyetujui untuk keputusan nya.

" kalau terjadi lebih dari dugaan dan mereka luka, gw yang tanggung biaya pengobatan nya " Ucap Bagas yang tak menjamin semuanya.

" gw pegang omongan lo, sampe ga ada tanggung jawab dari lo, gw patahin leher lo! " Ucap Callie yang membuat mereka semua tak bisa menelan saliva nya.

Callie berjalan ke meja miliknya, ia duduk di kursinya. Ia membuka laptopnya dan langsung mengganti susunan suprise yang telah direncanakan.

" ini keputusan nya lumayan fatal, karena 85% kemungkinan besar Ella pasti bakal bales, Livia juga ga mungkin cuman diam pasti juga dibales. " Batin Callie yang pusing dengan perkiraan nya yang akan sangat meleset dari rencana sebenarnya.

Beberapa menit kemudian, Callie berdiri dari kursinya dan berjalan menuju keluar ruangan. Namun ia sempat berhenti lalu menatap ke arah teman temannya yang sudah takut dengan rencana yang kemungkinan tak akan berhasil.

" Ci Lyn, Ci Lia. Keluar sebentar, gw butuh ngomong sama kalian, gw tunggu di lorong dekat gudang" Ucap Callie yang setelah itu langsung berjalan keluar dan berjalan menuju gudang.

Lyn dan Lia hanya saling bertatapan lalu berdiri dan mengikuti arahan dar Callie. Kini mereka berdua sampai di lorong gudang yang dimaksud Callie, Callie pun membalikkan badannya.

" gw ada rencana lain buat cadangan kalau misalnya hal buruk terjadi. " Ucap Callie yang membuat Lia dan Lyn bingung.

Mereka bingung dengan pemikiran yang sangat cepat untuk menentukan rencana lain sebagai rencana cadangan ketika rencana awal gagal.
Callie pun memberitahu rencana itu, Rencana yang sangat bagus.

" keren juga lo " Ucap Lia yang setuju dengan pemikiran Callie.

" oke, gw sama Lia laksanin dulu perintah lo " Ucap Lyn yang langsung di iyakan oleh Callie.

Gabriela Abigail [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang