Chapter 7

115 152 1
                                    

POV ALEXA

Sudah 5 jam lamanya aku mencobanya, tapi belum juga berhasil.

"Alexa," panggil seseorang.

Aku langsung menoleh ke arah sumber suara. "Kakek Dhanu, aku masih belum berhasil membuatnya. Aku udah ikutin semua langkah-langkahnya dengan benar, tapi kenapa selalu gagal? Apa yang salah?"

Kakek Dhanu mengelus kepalaku. "Istirahatlah dulu. Dari tadi kamu belum makan loh."

"Tapi kakek, aku masih penasaran kenapa punyaku selalu gagal," rengekku.

"Gagal dalam suatu usaha itu wajar, nak. Yang penting kamu pantang menyerah. Udah sekarang ayo kita makan dulu, kakek udah minta ke koki buat masak steak," ucapnya.

Mataku berbinar ketika mendengar nama makanan kesukaanku itu. "Steak?!"

"Itu makanan favorit kamu, kan? Makanya ayo sekarang kita ke ruang makan, pasti perut kamu mulai keroncongan denger kata steak," ajaknya.

"Ayo!" Aku menggandeng lengan kakek Dhanu dan pergi menuju ruang makan bersamanya.

Sesampainya di ruang makan tercium aroma steak yang sangat menggiurkan.

"Wah semuanya keliatan enak," pujiku melihat semua makanan di atas meja itu.

"Pasti dong. Koki kakek ini asli barat jadi dia ahlinya bikin steak kayak gini," ucapnya.

"Aku boleh makan semua ini?" tanyaku dengan mata yang masih berbinar.

"Boleh. Ini semua emang disajikan buat kamu, sayang," jawab kakek Dhanu sambil tersenyum lembut.

"Makasih, kakek Dhanu emang yang terbaik!" kataku bersorak senang.

Tiba-tiba saja kakek Dhanu mengelus kepalaku. "Makanlah yang banyak, Alexa. Kamu terlalu kurus."

Aku hanya mengangguk polos dan memakan semua makanan enak itu.

Selesai makan, kakek Dhanu dan aku mengobrol di ruang tamu.

"Jadi gimana sama laboratoriumnya?" tanyanya.

"Awesome! Aku bahkan bisa di sana berjam-jam karena banyak banget hal menakjubkan di sana," jawabku antusias.

"Kamu bisa ke sana kapanpun kamu mau, tapi tetep inget sama kesehatan," ujarnya.

Aku menganggukkan kepala. "Baik, kakek."

"Yaudah malam ini kamu nginep aja di sini," kata kakek Dhanu.

"Aku nggak bisa. Kakek sama kak Alvaro pasti khawatir kalo aku nggak pulang," jawabku.

Kakek Dhanu mengangguk pasrah. "Yaudah kalo gitu, kakek bakal siapin mobil buat kamu pulang."

"Makasih, kakek." Aku menghentikan ucapanku sejenak. "Oh iya, aku masih boleh ke sini lain kali, kan? Aku masih mau coba buat lagi."

"Tentu, sayang. Kamu bisa dateng ke sini kapan aja, tapi dengan syarat rahasiakan hal ini dari siapapun oke?" ucapnya.

Aku tersenyum dan menganggukkan kepala. "Oke."

Sesuai perkataan kakek Dhanu, dia menyiapkan mobil beserta supirnya untuk mengantarku sampai rumah dengan selamat.

"Loh kok pintunya nggak ke kunci?" tanyaku ketika membuka pintu rumah yang harusnya terkunci itu.

Tiba-tiba seseorang memelukku. Ruangan yang gelap membuatku tidak bisa melihat jelas siapa yang sedang memelukku sekarang.

"Ke mana aja kamu seharian ini?! Aku hampir gila nyari kamu ke mana-mana!" ucapnya.

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang