Chapter 41

15 12 0
                                    

Sesampainya di ruangan kesehatan, orang itu memberiku masker medis. Aku menerimanya dan memakainya. Kami berdua pun masuk ke ruangan itu.

Di dalam ada banyak sekali karyawan yang terbaring lemah dan wajah mereka nampak pucat pasi. Aku mendekat ke karyawan yang terlihat paling parah. Bisa ditebak kalau orang ini adalah yang pertama terkena penyakit yang belum diketahui ini.

Aku meminta alat-alat untuk memeriksanya dan setelah mendapatkannya aku mulai memeriksanya.

"Bagaimana, nona Alexa?" tanya pria itu yang ternyata adalah dokter perusahaan.

"Siapa yang merawat pasien ini?" tanyaku.

"Kebetulan saya sendiri yang merawatnya karena dia adalah orang pertama yang sakit," jawabnya.

Ah tebakanku benar. Dia adalah orang pertama yang sakit.

"Saya minta sampel darah pria ini," ucapku.

"Akan saya ambilkan." Dokter itu pergi dan mengambil sampel darah yang kuminta.

Tanpa membutuhkan waktu lama, dokter itu kembali dengan sampel darahnya. "Ini sampel darahnya."

"Saya pinjam laboratoriumnya." Aku mulai meneliti sampel darah itu.

POV BELLA

Aku pun tiba di depan ruangan daddy. Kuketuk pintu ruangannya dan tak lama keluarlah seorang laki-laki dewasa yang memakai jas kantor seperti daddy.

"Nona Bella?!" ucapnya dengan wajah terkejut.

"Halo, Bella mau ketemu daddy. Daddy ada di dalam?" tanyaku.

"Tuan ada di dalam. Silakan masuk, nona," jawabnya.

Aku masuk ke ruangan daddy dan melihat daddy yang sedang mengerjakan tumpukan kertas-kertas itu. Baru kali ini aku melihat daddy memakai kacamata. Ternyata daddy aku sangat tampan ya, cocok dengan mommy yang juga cantik.

Aku segera berlari ke arah daddy dan memeluknya. "Daddy."

Daddy nampak terkejut melihat kedatanganku yang tiba-tiba ini. "Bella? Kenapa kamu ada di sini?"

"Bella mau anterin kue buatan mommy." Aku memberikan kue itu dan daddy menerima lalu membukanya.

"Mommy buat sendiri loh kuenya," lanjutku.

"Kamu ke sini sama siapa?" tanya daddy.

"Sama mommy," jawabku

"Terus di mana mommy?" tanyanya lagi.

"Mommy pergi ke ruang kesehatan sama seorang pria yang pake jas putih tadi," jawabku.

Setelah mendengar jawabanku, daddy menatap pria di sebelahnya itu dengan tatapan marah. "Dion, bukankah tadi saya sudah memerintahkan kamu untuk mengantarkannya ke ruangan itu? Kenapa dia bisa berkeliaran di sekitar ruangan saya?!"

Orang itu segera menundukkan kepalanya di hadapan daddy. "Maafkan saya, tuan. Saya sudah mengantarkannya, tapi saya juga tidak tahu kenapa orang itu ada di sekitar sini."

Daddy kembali mengalihkan pandangannya padaku. "Bella tunggu sini ya?"

Aku mengernyitkan kening. "Loh daddy mau ke mana? Makan dulu kuenya."

"Daddy harus cari mommy. Nanti kita makan kuenya sama-sama ya? Sekarang Bella di sini dulu," jawab daddy.

"Bella mau ikut. Bella bosen kalo harus nunggu di sini," pintaku.

Daddy menggelengkan kepalanya. "Nggak. Bella harus tetep di sini sama Dion. Di laci deket meja kerja daddy ada mainan, Bella ambil dan main sama Dion oke?"

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang