Chapter 26

51 56 2
                                    

Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya kita sampai juga di rumah.

"Selamat datang tuan dan nyonya," sambut Dion.

"Pelankan suaramu, Dion. Bella lagi tidur," bisikku.

"Biarkan saya yang membawa nona Bella ke kamarnya," tawarnya.

"Nggak usah. Kamu bisa pulang, Dion. Tugasmu telah selesai," ucap Allard.

Dion menganggukkan kepalanya. "Baik, tuan. Saya pamit pulang dulu."

"Aku anter Dion sampe depan ya," izinku pada Allard.

Allard mengangguk. "Nanti langsung masuk."

Aku pun mengantarkan Dion sampai ke depan.

"Makasih udah jaga nenek hari ini, Dion," ujarku.

"Sama-sama, nyonya." Dion masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya.

Setelah memastikan kalau Dion telah pergi, aku juga masuk ke rumah.

Begitu sampai di kamar, aku melihat Allard sedang mengerjakan sesuatu. Aku menghampirinya dan memeluknya.

Allard yang merasakan pelukanku, langsung menghadap ke arahku dan membalas pelukannya. "Ada apa?"

"Nggak ada apa-apa, aku cuma mau peluk kamu aja," jawabku.

Allard mengernyitkan keningnya. "Nggak biasanya kamu kayak gini."

Aku terkekeh dan mengalihkan pembicaraan. "Kamu lagi ngapain?"

"Aku lagi liat beberapa dokumen yang harus dibawa besok," jawabnya.

"Masih lama?" tanyaku.

Allard menganggukkan kepalanya. "Iya, kamu tidur aja duluan."

"Aku maunya tidur sama kamu." Aku semakin mengeratkan pelukannya.

"Maaf, sayang. Dokumen ini penting banget buat besok jadi aku harus selesaiin ini terlebih dahulu. Kamu tidur aja, aku bakalan tidur setelah dokumen ini selesai." Allard mengelus kepalaku dengan lembut.

Aku melepaskan pelukannya dan melihat dokumen itu. "Aku boleh bantuin kamu?"

"Nggak perlu, aku bisa selesaiin sendiri," tolaknya.

"Tapi bakalan lebih cepet kalo dikerjain berdua," sambungku.

"Emangnya kamu ngerti sama dokumen-dokumen ini?" tanyanya.

"Sedikit. Kamu tinggal jelasin dan aku bakalan ngerjain dokumennya dengan baik," jawabku.

Allard menghela nafasnya. "Oke. Duduk sini, aku bakalan jelasin."

Aku menuruti perintahnya, mengambil kursi dan duduk disampingnya. Allard menjelaskan hal yang harus aku kerjakan. Penjelasan darinya sangat baik hingga aku pun cepat mengerti.

30 menit kemudian, semua dokumen itu selesai dikerjakan.

"Makasih atas bantuannya, sayang," ucap Allard.

"Sama-sama. Bener kan apa yang aku bilang, pekerjaannya jadi cepet selesai karena dikerjain berdua," ujarku.

Allard mengangguk. "Ayo kita ke tempat tidur. Kamu pasti udah capek banget, abis main harus bantuin aku urus dokumen."

Aku dan Allard naik ke tempat tidur dan berbaring. Allard memelukku dan mengelus kepalaku.

"Allard."

"Ya?"

"Kamu sayang sama aku?"

Allard terkejut mendengar pertanyaanku. "Kenapa kamu nanya kayak gitu?"

"Jawab aja."

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang