Saat Allard tertidur aku merapikan bekas sarapan tadi dan bersih-bersih rumah. Ya rumah kami belum ada pembantunya karena kami terlalu sibuk mengurus hal lain sampai tak ada waktu untuk mencari pembantu.
Saat sedang membersihkan rumah, tiba-tiba aku teringat perkataan Allard tadi. Aku mengambil handphone dan memeriksanya. Benar saja, ada ratusan telepon dari kakek, kak Alvaro, Allard, Merry, Dion, dan Jessica. Tunggu? Jessica? Kenapa Jessica telepon aku?
Aku pun menghubungi Jessica untuk menanyakan alasannya. "Halo, kenapa kamu telepon aku kemaren?"
"Alexa! Oh my gosh, thank god you are safe!" ucapnya lega dari ujung sana.
Keningku mengkerut. "Safe? What do you mean? I'm fine."
"Aku tau kemaren kamu hilang, Alexa," ujarnya.
"Astaga Jessica, aku bukannya hilang, tapi pergi tanpa izin aja," jelasku.
"You're lying!" katanya tak percaya.
Aku menghela nafas. "Aku nggak bohong, Jessica."
"Kalo begitu kenapa kamu nggak bisa dihubungi dan aku juga nggak bisa lacak kamu sama sekali?" tanyanya.
"Kamu juga berusaha ngelacak aku?" tanyaku terkejut.
"Iyalah, aku nggak tau di mana sahabatku berada dan bisa aja kamu dalam bahaya. Makanya aku berusaha ngelacak keberadaan kamu," jelasnya.
Aku terdiam sejenak. "Jessica, ini aneh."
"Aneh kenapa? Terjadi sesuatu sama kamu kemaren, kan? Ayo cepet kasih tau aku!" desaknya.
"Nggak jadi. Lupain aja," elakku.
"Kamu tega sama aku? Aku sahabatmu, kamu bisa cerita semuanya sama aku." Dia menjeda ucapannya sejenak. "Kamu inget? Dulu kamu sering cerita banyak hal yang nggak bisa kamu ceritain ke keluarga kamu."
"Aku inget kok, tapi maaf Jessica bukannya aku nggak mau kasih tau kamu cuma waktunya belum tepat dan aku nggak mau berpikiran negatif dulu," jelasku.
"Terserah kamu aja, tapi kalo ada apa-apa bilang sama aku oke?" ujarnya.
"Iya. Makasih udah mau ngertiin aku, Jess," balasku.
"Sama-sama. Yaudah aku mau ada meeting bentar lagi, aku tutup ya." Teleponnya pun dimatikan.
"Bahkan Jessica yang udah sering lacak aku juga nggak bisa ngelakuinnya kali ini. Sebenernya apa yang terjadi? Aku harus kembali ke sana dan pastiin ini semua." Aku mulai bersiap-siap.
Aku pun pergi ke rumah kakek Dhanu, tapi kali ini aku meninggalkan secarik kertas di atas laci samping tempat tidur supaya Allard mudah menemukannya. Berhubung aku juga sedang izin tidak bekerja jadinya aku bebas hari ini.
Sesampainya di rumah kakek Dhanu, aku melihat sinyal handphoneku dan ternyata tidak ada satu batang pun muncul malahan ada tanda silang merah di situ. Ini aneh. Di saat aku ingin bergegas pergi tiba-tiba saja kakek Dhanu muncul.
"Halo Alexa, cepet banget kamu udah ke sini lagi. Kamu mau coba buat lagi? Kali ini kakek bakalan bantuin kamu sampe berhasil," sambutnya.
Entah kenapa aku merasa takut. Aku ingin segera pulang, tapi aku terlalu takut untuk menolaknya. Akhirnya aku menerima ajakannya.
Lalu di sinilah aku berada, di laboratorium perusahaan Wesley. Di sana ada Regan yang sedang fokus membuat sesuatu.
Aku mendekati pria itu dan menepuk bahunya pelan. "Hai, lagi ngapain tuh?"
"Halo nona, saya sedang merias kulit buatan yang sudah jadi," jawabnya.
"Wah aku boleh coba nggak? Kebetulan aku bisa merias wajah," pintaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Keluargaku ( END )
RomanceSiapa sangka keluargaku menyembunyikan rahasia sebesar ini dan suamiku juga terlibat. Rahasia apa itu? Mengapa mereka bersikeras menyembunyikannya dariku? Aku sangat penasaran, tapi rasa penasaran itu malah membawaku ke penderitaan tak berujung. Bis...