Chapter 12

85 97 0
                                    

"Terima kasih sekali, tuan. Akhirnya dia mau diperiksa sama dokter lain," ucap wanita tua yang aku yakini adalah nenek dari gadis kecil itu.

"Tidak perlu berterima kasih," balasku.

"Maaf nek, kalau boleh tau cucunya sakit apa? Sepertinya saya melihat dia 6 bulan yang lalu di sini. Apakah saat itu dia sudah keluar dan masuk rumah sakit lagi?" tanya Dion yang terlihat sudah penasaran sejak tadi.

"Cucu saya memang sudah lama dirawat di sini. Dia sakit kanker paru-paru stadium akhir," jawabnya.

Aku dan Dion terkejut mendengar jawaban nenek itu.

"Kanker paru-paru stadium akhir?! Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit luar negeri saja? Peralatan medis di sana lebih canggih daripada di sini," ujar Dion.

"Kami tidak punya biaya untuk berobat keluar negeri, tuan. Pengobatan di sini saja dibantu oleh dokter Alexa. Saya sangat berterima kasih pada beliau, entah apa yang akan terjadi pada cucu saya kalau tidak ada beliau." Tiba-tiba raut wajahnya berubah. "Tapi tuan, dokter Alexa benar ada urusan? Soalnya perasaan saya tidak enak. Saya harap dokter Alexa benar baik-baik saja karena bagaimana pun dokter Alexa sudah saya anggap sebagai cucu saya sendiri."

Aku mengangguk. "Iya, dokter Alexa benar ada urusan."

Dia bernafas lega. "Syukurlah kalau begitu."

"Yaudah nek, kami pamit dulu ya," ucap Dion.

"Iya, tuan. Sekali lagi terima kasih," balasnya.

Aku dan Dion pun pergi

"Jadi kita harus ke mana, tuan? Handphone nyonya ada di rumah sakit dan asisten nyonya tak bisa dihubungi ataupun dilacak," tanya Dion.

Saat ini pikiranku sangat kalut. Alexa ternyata menghilang dari tadi siang, bahkan asistennya juga pergi entah ke mana.

Tiba-tiba saja handphone Dion berbunyi. Dia mengambil handphone dari sakunya dan melihat layar handphonenya. "Nomor tidak dikenal?"

"Coba angkat. Siapa tau berhubungan dengan Alexa," suruhku.

POV AUTHOR

Sesuai perintah dari atasannya, Dion mengangkat telepon tersebut. "Halo. Maaf ini siapa dan ada urusan apa?"

"Saya Merry, asisten nona Alexa," balasnya yang sukses membuat Dion membulatkan matanya.

Mendengar itu, Dion pun berteriak. "Merry?!"

Allard yang mendengar nama tak asing itu langsung menoleh ke arah Dion dan mengambil handphonenya. "Di mana Alexa sekarang?!"

"Nona ada di Rumah Sakit Pelita," jawabnya.

Kening Allard mengkerut. "Rumah sakit?! Apa yang terjadi dengannya?"

"Nona Alexa...keracunan," jawab Merry dengan gugup.

"Keracunan?! Bagaimana bisa?! Kamu sebagai asistennya kenapa tidak becus menjaganya hah?! Saya akan segera ke sana." Allard pun mengembalikan handphone Dion.

"Bagaimana tuan? Di mana nyonya berada?" tanya Dion penasaran.

"Alexa ada di Rumah Sakit Pelita. Kita ke sana sekarang." Allard melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Untungnya rumah sakit itu tak jauh dari tempat Allard berada tadi, jadi mereka bisa sampai dengan cepat.

Begitu sampai, Allard langsung berlari masuk dan menemui resepsionis.

"Permisi, ruangan atas nama Alexa Olivia Harrison di mana?" tanyanya cepat.

"Ah nona itu ada di ruangan ICU sekarang, tuan," jawab resepsionis itu.

"Terima kasih." Allard bergegas menuju ruangan ICU dan mendapati asisten Alexa, sahabatnya Alexa, dan satu orang yang tidak dikenalnya sedang menunggu di depan ruangan.

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang