"Dasar anak pembunuh. Kenapa kamu harus bertahan hidup?! Kamu bisa menjadi ancaman bagi banyak orang!"
"Seharusnya kamu mati bersama keluargamu yang lain saat itu!"
"Kenapa malah kamu yang bertahan?! Seharusnya saya yang hidup dan melanjutkan perusahaan itu!"
"Dasar anak tidak berguna!"
Aku langsung terbangun dan menarik nafasku dalam-dalam. Apa yang baru saja aku mimpikan? Kenapa aku merasakan kebencian yang sangat besar?
Setelah kejadian hari itu, aku selalu bermimpi buruk. Aku kehilangan semangat untuk melakukan aktivitas apapun.
Aku bertanya-tanya siapa sebenarnya keluarga Smith itu? Aku tak bisa mendapatkan informasi apapun di internet tentang keluarga itu. Ingin sekali menanyakannya pada kak Alvaro, tapi aku tidak berani. Lagi pula belum tentu juga kak Alvaro akan memberitahukannya.
Saat sedang melamun, terdengar seseorang mengetuk pintu kamarku.
"Siapa?" tanyaku tanpa berniat membukakan pintu.
"Ini nenek," jawabnya dari luar pintu.
Aku masih diam di tempat tidur. "Ada apa, nek?"
"Nona Jessica ada di bawah. Beliau bilang mau ketemu sama kamu," ujarnya.
Kenapa Jessica datang pagi-pagi? Tanyaku dalam hati.
"Iya, nanti Alexa ke bawah. Bilang sama Jessica tunggu sebentar," ucapku.
"Baik." Setelah itu tak terdengar suara apapun lagi dari depan kamarku.
Aku pun ke kamar mandi dan mencuci wajah. Setelah itu aku turun ke bawah untuk menemui Jessica.
"Ngapain pagi-pagi ke sini?" tanyaku.
Matanya mendelik. "Pagi-pagi? Oh my gosh Alexa, lihatlah sekarang jam berapa."
Aku melirik ke jam dinding.
Oh udah jam 1 siang. Batinku.
"Ini udah jam 1 siang dan kamu baru bangun?!" tanyanya.
"Yaudah sih mumpung libur ini," jawabku santai.
Dia menggelengkan kepalanya. "Astaga, di mana Alexa-ku yang selalu bangun pagi?"
"Kamu terlalu berlebihan, Jessica. Kadang-kadang aku bangun siang kayak gini," sahutku.
Dia memutar bola matanya malas. "Ya ya ya."
"Terus kenapa kamu ke sini? Kalo nggak ada urusan penting aku mau lanjut tidur," ujarku.
"Aku mau ngajak kamu ke mall," jawabnya.
"Ke mall? Ayolah, aku lagi males pergi keluar. Kamu pergi sendiri aja ya?"
Jessica menggelengkan kepalanya. "Nggak, suami kamu yang minta aku buat ngajak kamu jalan-jalan keluar."
Aku langsung menoleh ke arahnya dan menatapnya tajam. "Kamu punya nomor Allard?!"
"Wow tenang, sayang. Allard nggak hubungi aku pake nomor pribadinya. Dia hubungi aku pake nomor asistennya itu," jelasnya cepat.
"Oh." Aku menghela nafas lega. "Jawaban aku masih sama, aku nggak mau soalnya lagi males keluar."
Saat aku hendak pergi kembali ke kamar, Jessica menahan lenganku. "Ayolah Alexa. Kapan lagi aku senggang kayak gini."
"Oh iya, kenapa kamu bisa senggang? Biasanya kamu selalu sibuk kalo aku ajak jalan-jalan," tanyaku.
"Ya ini demi sahabatku tercinta. Jadi aku kosongin semua jadwal hari ini. Makanya jangan sia-siain hari liburku ini ya?" Matanya menatap memohon ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Keluargaku ( END )
RomanceSiapa sangka keluargaku menyembunyikan rahasia sebesar ini dan suamiku juga terlibat. Rahasia apa itu? Mengapa mereka bersikeras menyembunyikannya dariku? Aku sangat penasaran, tapi rasa penasaran itu malah membawaku ke penderitaan tak berujung. Bis...