Chapter 29

33 37 3
                                    

Aku segera bersiap-siap dan pergi ke lantai bawah.

"Mau ke mana kamu?" tanya Allard begitu melihatku.

"Aku mau ketemu Jessica sebentar," jawabku.

Allard langsung berdiri dari kursinya. "Aku anter."

Dengan cepat, aku menolak tawarannya. "Nggak usah. Aku bakal bawa mobil sendiri soalnya Jessica minta dijemput."

"Yaudah, hati-hati ya. Kabarin aku kalo ada sesuatu," ucapnya.

"Iya, aku pergi dulu ya. Tolong jaga Bella selama aku pergi, dia baru aja tidur setelah lama menangis," pintaku.

Allard menganggukkan kepalanya.

Aku mengambil kunci mobil dan mengendarainya ke tempat mansion kakek Dhanu. Aku terpaksa berbohong pada Allard karena kalau pria itu tau, dia tidak akan mengizinkannya.

Saat sampai di mansion kakek Dhanu, aku melihat Regan sudah menunggu di depan pintu mansion.

"Tuan telah menunggu anda, nona," sambutnya.

"Tolong antarkan aku ke tempat kakek Dhanu berada," perintahku.

Regan mengantarku ke tempat kakek Dhanu berada. Pria tua itu ternyata sedang duduk seorang diri di taman kesayangannya.

Regan mendekati atasannya itu. "Nona Alexa telah sampai, tuan."

"Tinggalkan kami berdua. Jangan ada yang ke sini sampai aku memanggil," perintah kakek Dhanu.

"Baik, tuan." Regan pun pergi.

"Halo Alexa, sudah lama kita tidak bertemu ya. Terakhir kali kita bertemu adalah sebelum kamu koma," sambut kakek Dhanu.

Bagaimana kakek Dhanu bisa tau kalau aku koma? Tanyaku dalam hati.

"Tidak usah bingung seperti itu, Alexa. Aku tahu semua yang terjadi padamu," lanjutnya.

"Sayangnya anda salah, tuan. Terakhir kali kita bertemu adalah saat anda sedang sakit," jawabku.

Kakek Dhanu menganggukkan kepalanya. "Ah jadi waktu itu bukanlah mimpi. Baguslah kalau itu bukanlah mimpi, jadi aku tidak perlu menjelaskan lagi siapa dirimu sebenarnya."

"Apa yang anda tau tentang saya, tuan?" tanyaku to the point.

"Panggilanmu terhadap aku sudah berubah ternyata. Tidak apa-apa, aku juga tidak sudi dipanggil kakek olehmu," ucapnya dengan ketus.

"Tolong jawab pertanyaan saya, tuan," desakku.

"Kamu ini sangat tidak sabaran, persis seperti ayahmu," gerutunya.

Mataku membulat. "Anda kenal dengan ayah saya?"

Kakek Dhanu mengangguk. "Tentu. Aku mengenal kedua orang tua kandungmu."

"Tolong beritahu saya semuanya, tuan," pintaku.

"Apa imbalan yang aku dapatkan?" tanyanya.

"Apapun itu selama saya bisa memberinya," jawabku.

"Kalau begitu bebaskan Rosa dan Bella. Berikan mereka padaku," kata kakek Dhanu.

Keningku mengkerut mendengar permintaannya. "Bebaskan? Saya tidak mengurung mereka dan mereka bukanlah barang yang bisa saya berikan semau saya."

"Kau bilang akan memberikan apapun yang aku mau!" kesal kakek Dhanu.

"Tentu. Saya akan mempersilakan nenek dan Bella pergi kalau itu yang mereka mau," jawabku dengan tegas.

"Kau licik, Alexa! Kau pasti telah mencuci otak mereka berdua untuk membenciku! Kau memang wanita jahat!" hinanya.

"Apa yang anda bicarakan? Saya saja tidak mengetahui hubungan antara anda dan mereka berdua. Jangan berbicara seolah-olah saya yang jahat di sini," ujarku tak terima.

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang