Chapter 43

19 9 0
                                    

"Kembalilah Alexa."

"Selesaikan hal yang belum terselesaikan."

"Kau harus kembali ke tempat yang sebenarnya."

"Jangan lupakan dirimu yang sebenarnya."

Aku bangun dengan nafas terengah-engah. Apa yang baru saja aku mimpikan tadi? Aku turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Aku terdiam cukup lama di dalam kamar mandi sampai merasa sudah tenang barulah aku keluar.

Allard dan Bella masih tertidur, jadi aku memutuskan untuk bermain handphone karena tidak bisa tidur lagi. Mencoba menghilangkan rasa bosan dengan melihat-lihat sosial media.

Tiba-tiba ada satu berita yang mengalihkan perhatianku. Aku membuka berita itu dan membacanya.

"Ahli waris keluarga Smith telah kembali? Tunggu, bukannya ahli waris keluarga Smith itu aku?! Aku masih di sini terus kenapa berita itu bilang kalo ahli waris keluarga Smith telah kembali?"

Aku memutuskan untuk mengirim berita itu pada Jessica dan meminta tolong padanya untuk mencari informasi lebih dalam. Tak membutuhkan waktu lama, Jessica berhasil mendapatkan beberapa informasinya, tapi bukannya menjawab rasa penasaranku, informasi yang didapatkan oleh Jessica malah membuatku semakin penasaran.

Saat sedang berpikir, tiba-tiba saja Jessica meneleponku. Aku pun mengangkat teleponnya. "Halo."

"Kamu jangan bertindak gegabah, Alexa!" peringatnya.

Aku mengernyitkan kening. "Apa? Aku nggak ngelakuin apa-apa."

"Aku tau kamu penasaran sama berita itu, tapi kita harus bicarain sama keluarga kamu dan juga suami kamu," sambungnya.

"Aku tau, Jessica," sahutku.

"Bagus. Omong-omong, aku denger kalo Bella sakit? Dia sakit apa?" tanyanya mengganti topik.

"Cuma demam biasa. Waktu infusnya abis, dia juga udah dibolehin pulang," jawabku.

Helaan nafas terdengar dari sebrang sana. "Syukurlah, kalo gitu."

"Tapi ada yang aneh sama dia. Bella terus meracau agar aku sama Allard nggak pergi ke mana-mana dan terus bersamanya sampe dia besar," aduku.

"Itu wajar. Saat anak-anak sakit, dia bakal bilang hal semacam itu," jelas Jessica.

"Begitukah?" tanyaku.

"Iya, udah nggak usah mikir macem-macem. Kalo gitu kita bakal bicarain hal tadi waktu kamu pulang," ujar Jessica.

"Iya. Makasih, Jessica," jawabku.

Jessica pun memutuskan teleponnya.

Keesokan harinya, Bella sudah diperbolehkan untuk pulang.

Begitu sampai di rumah aku langsung menceritakan tentang berita itu dan informasi yang didapatkan oleh Jessica ke Allard.

"Kayaknya ada yang sengaja mancing kamu keluar," sahut Allard.

"Jadi aku harus nunjukin diri atau nggak?" tanyaku.

"Nggak. Ini jelas-jelas jebakan. Kita abaikan berita nggak penting itu," jawabnya.

Aku pun mengangguk dan berpikir kalau beritanya akan mereda seiring berjalannya waktu. Namun setiap harinya berita itu malah semakin parah. Mulai dari pengumuman kalau perusahaan Smith akan membagikan senjata secara gratis sampai rencana terjadinya perang besar-besaran.

"Aku nggak bisa tinggal diem. Orang itu semakin menjadi-jadi," ucapku.

Jessica mengelus punggungku. "Tenang Alexa. Kita nggak boleh gegabah."

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang