Chapter 11

90 109 0
                                    

Jessica langsung berangkat menuju rumah sakit yang telah diberitahukan asisten sahabatnya itu. Selama perjalanan gadis itu selalu berdoa agar sahabat baik-baik saja. Saat ini dirinya tidak tahu apa yang menyebabkan sahabatnya itu bisa masuk rumah sakit.

Tak butuh waktu lama untuk Jessica sampai di Rumah Sakit Pelita. Dia langsung masuk dan berlari ke ruangan UGD. Di depan ruangan itu ada Merry dan satu orang perempuan yang tidak dia kenali.

"Gimana? Udah ada kabar?" tanya Jessica dengan nafas terengah-engah.

Merry menghampiri sahabat nonanya itu. "Duduklah dulu, nona. Atur nafas anda."

"Jangan banyak basa-basi, Merry! Gimana kondisi Alexa sekarang?!" tanya Jessica tak sabar.

"Masih belum ada kabar. Dokter masih menangani nona Alexa di dalam," jawab Merry.

Tiba-tiba dokter keluar dari ruangan. Jessica, Merry, dan Risa langsung menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan nona Alexa, dokter?" tanya Merry.

"Apakah ada keluarga pasien di sini? Saya harus berbicara dengannya," ucap dokter itu.

Jessica mengangkat tangannya. "Saya kakaknya. Apa yang terjadi dengan adik saya, dokter?"

"Begini nona, adik anda meminum racun dan untungnya dalam dosis sedikit. Namun ternyata daya tahan tubuh adik anda sangatlah lemah. Walaupun racun yang diminum adik anda dosisnya sedikit, tapi itu sangat berpengaruh bagi kesehatannya dan...sepertinya adik anda tidak sekali/dua kali meminum racun tersebut," ungkap dokter itu.

Jessica, Merry, dan Risa sangat terkejut mendengar penjelasan dari sang dokter.

"Maaf nona, apakah adik anda memiliki masalah pada kesehatan mentalnya?" tanya dokter itu.

Jessica menggelengkan kepalanya. "Tidak dokter. Keluarga kami sangat menyayanginya dan dia adalah anak yang baik. Saat mengalami kesulitan dia cenderung bercerita pada saya daripada melakukan hal nekat."

"Apakah mungkin teman-temannya yang mempengaruhinya?" tanya dokter itu lagi.

"Itu tidak mungkin. Saya tahu lingkungan pertemanannya dan teman-temannya itu baik semua," jawab Jessica cepat.

"Dokter, racun apa yang mungkin diminum oleh pasien?" tanya Merry. Jujur saja gadis itu sangat penasaran dengan jenis racun yang telah diminum oleh nonanya. Dia berharap kalau itu bukanlah racun mematikan.

"Saya belum bisa memastikan jenis racun apa yang diminum olehnya, tapi bisa dipastikan kalau beliau meminumnya bersamaan dengan teh karena melihat hasil kafein yang sangat tinggi di dalam tubuhnya," jelas dokter itu.

Jessica mengernyitkan keningnya. "Bersamaan dengan teh?"

"Iya, bisa saja racun tersebut dia larutkan dalam teh dan meminumnya," jawabnya.

"Tidak mungkin dia melakukan hal seperti itu. Apa motifnya kalau memang benar dia melakukannya sendiri?" tanya Jessica tak percaya.

"Maka dari itu tadi saya bertanya pada nona apakah pasien memiliki riwayat penyakit mental atau tidak," ujar sang dokter.

Risa pun ikut bertanya. "Lalu apa yang akan terjadi dengan nona Alexa?"

"Kemungkinan besar pasien akan mengalami koma. Sejauh ini belum ada tanda-tanda yang muncul dari efek racun tersebut, tapi kita semua harus tetap waspada. Hal seperti ini malah jauh lebih berbahaya karena kami tidak bisa mengidentifikasi keadaan pasien. Kami akan memindahkan pasien ke ruang ICU. Tolong segera beritahu keluarga pasien yang lainnya karena bisa saja mereka mengetahui sesuatu terkait pasien," ucap dokter itu.

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang