Chapter 20

63 77 3
                                    

Akhirnya kami menemukan tempat makan yang dekat dengan bandara dan memutuskan untuk makan di sana sebelum pulang.

"Terima kasih atas kebaikan kalian berdua. Nenek nggak tau kalo nggak ada kalian berdua nasib Bella bakal kayak gimana," ucap nenek begitu sampai di rumah.

"Sama-sama, nenek. Nah sekarang kita tunggu Bella sama sama ya? Bella pasti bakal balik ke kita dalam keadaan sehat," balasku.

Aku mengantarkan nenek ke kamar yang akan digunakannya. "Ini kamar yang bakal nenek pake selama di sini."

"Apa kamarnya nggak terlalu besar? Nenek pake kamar yang biasa aja nggak apa-apa kok," ucap nenek tak enak.

"Nggak kok. Lagian nenek itu tamu spesial Alexa jadi harus dapet kamar yang terbaik," jawabku.

Nenek menatapku. "Kalian berdua benar-benar baik hati. Nenek beruntung bertemu kalian di saat sulit."

Aku tersenyum membalas perkataannya.

"Kalo nenek boleh tau, apa pekerjaan suami kamu?" tanya nenek tiba-tiba.

Aku sempat bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu tapi tetap kujawab. "Dia pemilik perusahaan."

"Wah di umurnya yang masih muda, dia udah punya perusahaan sendiri," kagumnya.

"Ya itu juga perusahaan orang tuanya, tapi karena mereka udah nggak ada jadi yang bertugas memimpin perusahaan itu adalah Allard," jelasku.

Nenek duduk di tempat tidur. "Alexa, boleh nenek kasih nasehat, nak?"

Aku menganggukkan kepala. "Boleh, nek."

Nenek menarik tanganku agar duduk di sebelahnya. "Dalam sebuah hubungan harus ada yang namanya komunikasi dan kepercayaan. Cukup dengan itu aja, masalah apapun yang terjadi nanti pasti kalian berdua bisa hadapi."

Aku mengernyitkan kening. "Kenapa nenek tiba-tiba ngomongin itu?"

"Nenek cuma kasih nasehat aja. Nenek takut suatu saat kalian berdua mengalami masalah rumah tangga yang belum pernah kalian hadapi. Setiap rumah tangga pasti akan mengalami yang namanya masalah dan nenek harap kamu sama suamimu bisa menghadapinya bersama-sama tanpa ada kata pisah," jelasnya.

"Makasih buat nasehatnya, tapi Alexa rasa di antara hubungan Alexa dan Allard nggak ada kepercayaan," ucapku murung.

"Kalo begitu komunikasikan dengan suami kamu," sahut nenek.

"Udah Alexa coba, tapi dia malah melarikan diri dari pertanyaan Alexa," jawabku.

Nenek mengelus kepalaku. "Dia pasti punya alasan kenapa belum mau membuka dirinya padamu."

"Iya, itulah mengapa Alexa bilang kalo hal itu bakalan susah buat Alexa dan Allard," tuturku.

"Tapi percayalah kalo suami kamu itu sangat menyayangimu," kata nenek.

Aku menoleh ke arahnya. "Benarkah?"

"Iya, nenek bisa melihatnya dari cara tuan Allard menatap kamu." Nenek menggenggam tanganku erat. "Ikutilah kata hatimu ya."

"Makasih, nek. Sekarang istirahatlah, Alexa mau ngerjain sesuatu dulu." Aku membantu nenek tidur dan menyelimutinya.

Aku kembali ke kamarku dan membuka laptop untuk menghubungi seseorang.

"Halooo," sapanya dari sana dengan semangat.

"Jangan berisik!" ucapku.

Dia langsung menutup mulutnya dan berbisik. "Kenapa? Allard lagi tidur?"

"Bukan tapi nenek Bella lagi tidur di kamar sebelah," jawabku.

Terlihat kening kak Alvaro mengkerut. "Nenek Bella?"

Rahasia Keluargaku  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang