[ GEMINIFOURTH ] Sassy Love | End
Fabian Natawat, Seorang Playboy Tampan dengan sikap tengilnya memiliki ambisi untuk mendapatkan tahta pertama dalam hal wanita. Oleh itu, dengan rencana liciknya, Fabian mencoba menjatuhkan seorang Playboy dengan ta...
Ini versi terbaru dari playboy vs playboy.Terdapat banyak perubahan dari story ku kali ini.Pengurangan karakter juga berlaku untuk kenyamanan para readers.
||♧♧||
HAPPY READING!
~°○°~
• • •
__________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini kelas berlangsung di awal pagi, tepatnya jam delapan pagi. Penjelasan yang dijelaskan oleh sang dosen tidak didengarinya. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
Ancaman sang senior benar-benar mengubah hidupnya. Ia bahkan tidak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. Tapi...dari manakah sang senior mendapatkan foto sialannya? Fabian menarik napas pendek, mungkin di hari di mana Fabian terkejut saat sang senior masuk tanpa izin ke kamarnya. Tapi...bagaimana dengan kuncinya? Koneksi, ya..pasti menggunakan konseksi.
Ford yang seawalnya fokus pada pelajaran dengan tanpa sengaja memandang Fabian yang terlihat kusut sendirian.
"Kenapa lo?"soal Ford berbisik. Matanya masih fokus di hadapan tidak mahu menarik perhatian dosen untuk memarahi karna berbicara
"Ah?"-Fabian tersadar. "Gak."-ia mulai mengambil pena saat sadar sudah jauh dari penjelasan
"Pasti soal Gabian. Udah gw bilangkan. Masih aja denger si Pond."
"..........."
"Dia ngancem lo apa?"
Terdengar helaian napas berat di sana. "Bersihin kamar."
"Iya, ngancem nya guna apa? Kedudukan lo di kampus? Nama lo? Apa sesuatu yang bikin malu?"
"Pake fo-"
Sadar akan mengungkap sesuatu keaiban, Fabian serta merta menutup mulutnya rapat-rapat. Jika hanya mengatakan foto, pasti temannya ini memintanya memberitahu foto siapa dan kenapa ia malu. Untung ia cepat sadar.
"Pake fo? Foto-kah?"
"Hei kalian yang di belakang!"
Mendengar teriakan sang dosen, Ford dan Fabian sontak kaget.
"Saya cape-cape jelasin kamu dengan se-entengnya berbicara di belakang ya. Mau saya tambah tugaskah? Atau bantu saya buat jelasin apa yang telah dijelaskan oleh saya sebelumnya?"
"Gak...."
Mendapatkan kata 'gak' di sana, sang dosen kembali menjelaskan. Ford dan Fabian menghela napas panjang. Untung tidak di tambah tugasan. Ford kembali mendengar namun berbeda dengan Fabian yang masih lagi sibuk dengan pikirannya sendiri.
