18

3K 172 11
                                    

Ini versi terbaru dari playboy vs playboy.Terdapat banyak perubahan dari story ku kali ini.Pengurangan karakter juga berlaku untuk kenyamanan para readers.

||♧♧||

HAPPY READING!

~°○°~



__________________________________

"Eh liat, dua kembaran ganteng ada sini! Aaaaa!!!! Bisa gila! Bisa gila! "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh liat, dua kembaran ganteng ada sini! Aaaaa!!!! Bisa gila! Bisa gila! "

"Makin diliat secara langsung, nambah ganteng ya cok!  Moga-moga jomblo, mau tes ombak! "

"Pengen milikin taunya anak sultan. Moga-moga gak playboy."

Dengungan lebeh mengisi pendengaran Fabian dengan baik. Bukannya risih atau apapun itu, ia malah tersenyum bahagia. Benar-benar momen indah. Kedatangan Favian bukan saja mendatangkan kebahagian, juga keberuntungan!

Lain di sisi Favian yang tampak tenang dengan sarapan paginya. Menyetel lagu di headphone miliknya, menghilangkan suara-suara tidak menyenangkan. Baginya, pujian adalah omong kosong. Entah tidak bersyukur atau sudah terbiasa.

"Wah~ makin populer aja geng kita."celetuk Pond memulai pembicaraan.

"Iya sih, tapi karna si Favian. Inget!"sahut Ford.

Pond, "Iya deh iya. Karna Favian."

"Guys! Bukan cuman Favian tapi gue! Gue! Denger itu, Fabian~ Fabian~ pujaan yang gue nantiin selama ini."monolog Fabian memuji dirinya sendiri. Menikmati dengungan lebah sebagai tanda penghormatan kepadanya.

"Gue tertanya-tanya sih, gimana Favian bisa punya saudara gak bener kek Fabian."bisik Pond pada Winny dan Ford.

Ford, "Bukan cuman lo."

Fabian menutup matanya, membayangkan ocehan pujian para fans nya sebagai lagu terindah yang  pernah ada. Gila sih iya, tapi itu Fabian. Ingat, Fabian.

Favian yang selesai dengan urusan makannya memutuskan untuk beredar. Mencari ketenangan, mungkin di perpustakaan.

Suara dobrakan antara kaki dan meja membangunkan Fabian dari hanyalannya. Memandang Favian, bingung.

"Lo mau kemana?"tanya Fabian.

"Perpus? Di sini brisik, gak nyaman."

"Perpus? Biar gue anterin."

Kata-kata Fabian disetujui begitu saja oleh Favian. Ia menyusul abangnya yang berbeda setahun darinya itu ke perpustakaan, mungkin karna niat lain.

Dan benar, di sepanjang jalan, pujian semakin banyak dilontarkan pada mereka. Mungkin ranking untuk menjadi The most wanted boy mungkin akan menjadi miliknya.

ᴘʟᴀʏʙᴏʏ ᴠꜱ ᴘʟᴀʏʙᴏʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang