11

3.9K 210 12
                                    

Ini versi terbaru playboy vs playboy dari story ku kali ini.Pengurangan karakter juga berlaku untuk kenyamanan para readers.

||♧♧||

HAPPY READING!

~°○°~



____________________________________

____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sial....emang cowok babik!"gerutunya di sepanjang perjalanannya

Dengan langkah pincang ia memaksa diri menuju ke kantin demi mengisi perut kosongnya. Entah berapa menit ia berjalan, itu terasa begitu lama baginya. Faktornya pasti karna sakitnya. Permainan Gabian benar-benar membuatnya kewalahan. Entah berapa ronde, yang pasti Fabian lelah dan sakit.

PLAK!!!

"Aduh!!!"rintihnya. Fabian menoleh ke belakang. Ternyata itu Winny yang berlarian pergi meninggalkannya setelah menampar bokongnya begitu saja. Sudahlah sakit, kini bertambah sakit. Fabian hanya bisa meringis sembari kembali berjalan. "Sial lo! Tau gak sakit!"marahnya. Masih berdiri menunjuk tajam pada Winny

"Habisnya lo lambet!"

"Lo tau gak sakit?! Udah gw di itui-"mulutnya tertutup rapat. Fabian menampar mulutnya sendiri membuat teman-temannya mengernyit heran. "Sialan...hampir aja keceplosan...."batinnya berbicara

"Diituin apanya?"soal Ford heran.

Fabian menggeleng agresif. "Gak!"-Fabian mengerjap sadar dengan nada bicaranya yang mendadak meninggi. "Ada apa-apa..."sambungnya dengan lirih. Mendudukkan dirinya di samping Pond yang tampak tertidur pulas dengan tangan yang menumpu kepalanya.

"Kenapa dia?"tanya Fabian pada teman-temannya.

"Katanya kamar sebelah brisik."respon Ford. "Lo? Gak denger apa-apa?"

Gak denger apa-apa? Hell, kalau saja mereka tahu penyebab mengapa temannya yang satu ini kurang tidur karna dirinya, bersumpah, Fabian akan di maki habis-habisan oleh temannya.

BRAK!!

Gebrakan meja membuat Fabian, Ford dan Winny melongo tidak tahu apa. Pond, teman mereka yang seawalnya tertidur pulas bangkit dengan napas tidak beraturan. Wajah menahan marah, kesal bahkan geram. Tidak biasanya Pond seperti ini.

"Kenapa lo?"

Pond mendudukkan dirinya kembali ke atas bangku. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras. Dia memandang Fabian dengan tatapan tajam seolah menyalahkan temannya tentang semua masalah yang dihadapinya.

ᴘʟᴀʏʙᴏʏ ᴠꜱ ᴘʟᴀʏʙᴏʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang