24

2.3K 163 12
                                    

"Udah gue duga! Sialan emang tuh cowok!" Pond berteriak keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah gue duga! Sialan emang tuh cowok!" Pond berteriak keras.

Fabian hanya diam. Menatap malas makanan di hadapannya tanpa niatan menyentuhnya sama sekali. Kepalanya pusing dengan segala masalah di tambah kesan alkohol kemarin. Rasanya ingin meledak!

Ford menggelengkan kepalanya. Sumpah, kondisi Fabian saat ini sangat berantakkan. Wajahnya lesu, tidak banyak bicara. Bukan Fabian yang mereka kenali. Sangat berbeda.

"Lo.... yakin?" Winny bertanya, membuat semua penghuni meja itu menoleh.

Pond, "Yakin apaan? Lo liat nih, teman kita udah gak kayak manusia lagi lo tau gak?"

Winny mendesah. "Jangan emosi dulu. Gue denger, ada rumor yang bilang kalo si Gabian punya kembaran."

Lamunan Fabian terbuyarkan. Dengan mata sembab yang masih belum menghilang, Winny dipandangnya. "Kembar?"

Winny mengangguk setuju. "Iya. Kalo gak salah.... Gavian, namanya. Beda kampus sih."

Ford, "Lo yakin?"

Winny mengangkat bahunya. "Gue juga kurang tau. Tapi, lo semua  bisa tanya Favian. Gue yakin dia pasti tau."

Pond mengernyit heran. "Kenapa Favian? Emangnya mereka punya hubungan apa?"

"Tanya aja."

Mereka saling berpandangan sesama sendiri memikirkan ucapan Winny. Dan semua penghuni meja itu kembali menyantap makanan masing-masing dengan raut bingung.

Fabian untuk kesekian kalinya mengelamun. Memikirkan apa hubungannya Favian pada Gavian, yang dikatakan kembaran Gabian. Setidaknya ini akan memberikan Fabian jawaban dari tidak melakukan apa-apa.

.
.
.

"Favian."

Favian menoleh ke belakang dan sosok sang adik tersayang tertampang di matanya. Favian tersenyum tipis, memandang kedatangan Fabian.

Favian, "Fab, kenapa?"

Fabian hanya memandang sosok sang kakak tanpa ingin membuka suara. Hal yang dilakukan Fabian cukup membuat seorang Favian hairan.

Favian mengernyit. "Kenapa?"

"Gue... "

Favian masih menantikan Fabian. Dan kondisi anak itu masih sama; gugup, bungkam dan... takut.

ᴘʟᴀʏʙᴏʏ ᴠꜱ ᴘʟᴀʏʙᴏʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang