20

2.7K 177 16
                                    

TOK! TOK! TOK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TOK! TOK! TOK!

"BAJINGAN!!! SIAPA SIH?!!!"

Tidur pangeran kampus terganggu. Fabian bangkit, melempar bantalnya sembarang arah meluapkan rasa marahnya sebelum keluar dengan deru nafas tak beranturan.

Ceklek...

"NGE...ganggu aja lo." alis Fabian menyatu. "Gab? Ngapain lo disini malem-malem?"

Gabian, penganggu tidurnya tidak menjawab. Dirinya masuk begitu saja ke dalam kamar milik juniornya.

"Jawab gue, ngapain lo disini malem-malem?"tanya Fabian untuk kesekian kalinya.

Menatap aneh seniornya yang duduk di atas sofa. Bagaimana tidak pria ini menggunakan stelen jas full black. Tidak sehingga Gabian melemparkan paper bag, membuat Fabian dengan singap menangkapnya.

"Pake. Karna lo udah bilang jangan dekat sama abang lo, lo harus gantiin tempatnya dia."jelas Gabian. Kakinya menyilang, memainkan ponsel miliknya.

Fabian mengecek isinya. Di dalamnya terdapat stelen jas berwarna hitam lengkap. Alis Fabian kembali menyatu.

"Ngapain?"tanyanya bingung.

"Sebelomnya, gue udah bikin sepakatan sama abang lo buat bikin fake relationship. Karena lo bilang gue gak bisa deket-deket abang lo, tugas lo buat bantuin gue."

"Malem gini? Gila lo, mana besok kuliah lagi."

"Selalunya lo bisa. Sampe jam tiga juga lo bilang biasa. Kenapa ngeluh?"

"Oke-oke."final Fabian malas.

Setelah berdandan selama hampir satu jam, Fabian keluar dengan stelen jas yang diberikan Gabian padanya.

Parfum maskulin yang menambahkan lagi aura tampan membuat Fabian tersenyum.

Pintu dibuka, menampilkan Gabian yang tengah duduk sembari memainkan ponselnya.

"Liat nih, ganteng kan?"tanya Fabian dengan senyum merekah.

Gabian mendongak, memandang penampilan Fabian dengan stelan yang sama dengannya dengan tatapan memuja.

"Ganteng kan? Udah tau, lo pasti kegoda sama gue kan?"ucap Fabian bangga.

"Cuman gini?" Gabian bangkit dari duduknya. Memandang Fabian dari atas hingga bawah. "Satu jam lo di dalam penampilan lo cuman gini? Gue pikir berubah kayak cinderella."sindir Gabian.

Pria dengan jarak satu tahun itu melongos keluar, meninggalkan Fabian dengan raut wajah tidak percayanya.

"Senior gila, gue yang ganteng kek gini dia bilang biasa?"gumamnya kesal. Keluar dari kamar, menyusul sang senior.

.
.
.

Gabian memarkirkan mobilnya  tepat di hadapan sebuah gedung besar. Keluar dari mobil yang disusul oleh Fabian.

ᴘʟᴀʏʙᴏʏ ᴠꜱ ᴘʟᴀʏʙᴏʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang