10

4.2K 243 18
                                    

Ini versi terbaru dari playboy vs playboy.Terdapat banyak perubahan dari story ku kali ini.Pengurangan karakter juga berlaku untuk kenyamanan para readers.

||♧♧||

HAPPY READING!

~°○°~



__________________________________

__________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gabian bergerak mendekat. Mengigit leher putih Fabian hingga meninggalkan bekas merah disana. Tangannya masih menahan tangan Fabian ke atas. Gigitan bertukar jilatan.

Fabian bergerak masih memberontak. Tubuhnya masih mengeliat nyaris seperti cacing. Hampir masuk ke permainan Gabian, cepat ia sadar ini kalau ini gila. Terus memberontak dan memberontak, tidak mahu pasrah dengan nafsu bejat sang senior.

Merasa payah dengan baju yang dikenakan Fabian, tangan kekarnya merobek paksa kaos milik Fabian. Melemparnya ke sebarang arah. Lanjut menikmati tubuh sang Junior. Dari leher turun ke dada. Memilin, meremas, menghisap. Tubuh Fabian mulai goyah. Tubuhnya yang seawal memberontak kini semakin diam bahkan menikmatinya. Teriakan yang hampir tidak kedengaran itu juga mendadak berhenti.

Gabian menyengir. Dirasa hasilnya semakin menampakkan diri, masih dengan memainkan dada sang junior, tangannya mulai membuka handuk kecil yang menutupi mulut sang junior. Dan benar, Fabian tidak berteriak. Jelas Gabian lihat, Fabian sedang menahan suara laknatnya dari keluar. Mengigit bibirnya, matanya terpejam nikmat. Fabian benar-benar menahan suaranya.

Merasa bibir Fabian seakan menganggur, Gabian melesap mencium benda kenyal itu. Mencium hanya disebelah pihak. Tembok Fabian masih ada. Bermati-matian ia bertahan.

Merasa tertantang, Gabian melancarkan aksinya dengan meremas milik Fabian yang sudah bereaksi. Mengesek milik Fabian dengan tangannya, mulut Fabian refleks terbuka. Membuka akses Gabian untuk menerobos masuk ke dalam mulut milik sang Junior.

"Hmpphh!!!"

Desahan sang junior membuat Gabian menyeringai semangat disela-sela perciuman. Decapan mendominasikan kamar saat ini.

Fabian menjambak rambut Gabian guna melepaskan tautan perciuman mereka. Nafas memburu, tatapan berghairah, bersama milik mereka yang terasa sesak dibawah sana. Tautan mata mereka masih terkunci.

"Lo ngapain?"tanya Fabian masih dengan nafas yang memburu

"You see right? I'm gonna fuck you."

"Bukannya lo- eughh!!"-belum lanjut berbicara, Gabian mengesek kembali milik Fabian yang masih tersembunyi di balik celana

"Homophobic?"pasti Gabian. Matanya menatap geram wajah Fabian yang menahan diri dari mendesah dikala Gabian sibuk mengesek miliknya

ᴘʟᴀʏʙᴏʏ ᴠꜱ ᴘʟᴀʏʙᴏʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang