21

2.9K 201 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Lepasin gue!!!" teriak Fabian keras minta dilepaskan. Tangannya diikat membuat tubuhnya terlentang di atas kasur.

"Lepasin lo?" Fluke, pria itu terkekeh pelan. Rokok dikeluarkan dari kantong saku, tubuh didudukkan ke atas kursi menghadap tubuh Fabian. "Gue gak bayar murah cuman buat ngerasain tubuh lo." sambung pria itu sebelum menghisap rokoknya.

"Kenapa harus gue? Lo bisa bayar jalang lain, kenapa harus gue?" Fabian bertanya pahit.

"Kenapa harus lo?" Fluke melempar tatapannya pada langit-langit kamar. "Karna lo mirip Favian."

Alis Fabian berkerut. "Favian? Lo...naksir dia?"

Matanya kembali memandang Fabian. Asap dihembuskan, tubuhnya bangkit dari duduk. "Gak naksir. Cuman tubuhnya itu menggoda."

Fabian. "Gila! Lo gila! Lepasin gue gak lo!"

"HEH!!" sentak Fluke membuat Fabian berjingkat kaget. "Lo pikir gue bakal lepasin lo semudah itu? Dapetin lo butuh pengorbanan uang."

"Berapa? Gue bisa bayar lo, please lepasin gue."

"Benaran?"

Fabian mengangguk antusias.

Fluke mengusap dagunya. "Gimana kaloo....abang lo?"

Fabian terdiam. Favian atau dirinya? Mengorbankan Favian tidak mungkin apalagi dirinya sendiri. Terbelenggu di dalam perasaan bingung, tubuh Fluke yang mendekat, membangunkannya ke dunia realita.

"Fabian- Fabian." nada bicara misterius kedengaran. "Lo gak bisa lari ke mana-mana. Hal yang bisa lo lakuin sekarang adalah pasrah. Ya walaupun gue gak nyangka Gabian bisa sekejam itu kasih lo ke gue cuman buat pertahanin dua peratus saham nya dia."

Apa? Sebeharga itu sahamnya di bandingkan dirinya? Fabian tidak menyangka Gabian sebegitu rakus pada uang.

Fluke mendudukkan tubuhnya di bibir kasur. Menatap dari atas hingga bawah pria kecil di hadapannya. Tangannya merayap, menyentuh wajah milik Fabian.

Fabian menepis pegangan lelaki bejat di hadapannya. Merinding, Fabian takut pada tatapan cabul pria di hadapannya.

"Kenapa? Takut?" Fluke menyeringai. "Gue gak sekasar itu. Gue bakal bikin, malam ini akan menjadi malam penuh kenikmatan tak terhingga 'buat lo."

Fluke bergerak menindih tubuh Fabian. Memegang kepala Fabian, membataskan pergerakkan pria kecil di bawahnya.

Fabian memberontak, kakinya menendang apapun yang ada di sana, kepalanya ditahan, membuat bibirnya menempel pada bibir pria bejat dengan kasar.

Fabian berusaha memalingkan wajahnya, merasa sedikit memiliki ruang, kepalanya bergerak menabrak kepala Fluke, membuat pria itu mundur sembari memegang kepalanya yang berpusing kuat.

ᴘʟᴀʏʙᴏʏ ᴠꜱ ᴘʟᴀʏʙᴏʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang