Bab 4

6.4K 410 12
                                    

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

Terik matahari siang itu membuat Flora tidak bisa tiba-tiba berceramah. Jadi, niat hati membantai mereka pupus. Triseda terparkir rapi dihalaman, para cowok ngumpul di kost Flora menyalakan kipas angin yang anginnya masuk mulut Demian duluan.

Hingga akhirnya, yang lain saling tabok karena tidak kebagian.

"Minggir! Gue laper! Gue makan mampus lo!" Reksa jadi yang pertama mencuri angin dari Demian.

Demian mengaduh. "Dih, apa hubungannya angin sama makanan? Makan angin lo?" Sinisnya pindah posisi.

"Ini maksudnya apa ngumpul di tempat gue, hah!" Flora datang bersedekap dada, baju kemejanya sudah diganti kaos oblong.

"Bude mau dateng, Flo." Yuta memberitahu. "Kan kita di suruh jagain lo, sekalian aja Bude lihat disini."

"Sejak kapan kalian jagain gue? Ngerepotin yang ada!" Desisnya.

"Heh, kita tangkepin tokek buat lo, ya! Itu apaan kalau gak jagain?" Reksa nyolot, matanya mendelik. Membuat Flora ikut mendelik. Ada percikan listrik diantara mereka, tinggal tunggu beberapa menit, bola mata mereka berdua mungkin akan keluar.

"Flo, ada baiknya, lo buatin kita minum, gimana?" Demian yang lesehan dilantai berkata, "daripada berantem, cari pahala lebih berfaedah."

"Nah, cocok. Gue mau es teh, enak, nih." Laskar memesan. Tersenyum jahil.

"Gue air es aja." Yuta ikutan. Flora gantian menatap mereka. Antara kasihan, atau apa. Dipikirannya, mungkin para cowok ini tidak pernah minum minuman enak. Ya pikir aja sendiri gimana mereka saling melengkapi tanpa perempuan disini. Ohh, mungkin Bude lain cerita.

"Yaudah. Yang lain apa?"

Flora mencatat pesanan diotak, lantas menuju dapur. Menyiapkan peralatan. Ruang depan semakin gaduh. Bunyi dentingan sendok terakhir terdengar, Flora menyempatkan menyicip minuman buatannya sebelum keluar dengan nampan besar ditangan.

Dan baru menyadari kostnya berubah berantakan. Para Lelaki nampak bersembunyi dibalik karpet yang Flora gulung diujung ruangan.

"Ngapain lo pada?" Tanyanya heran, menyimpan nampan dilantai, bingung. Mereka memiliki tempat persenbunyian, Gema sendiri yang ditengah.

Mereka bermain, kah? Cih, kekanakan sekali.

Flora baru mengerti waktu Gema berteriak bak zombie dan lari ke arahnya dalam posisi badan kayang. Flora berteriak ketakutan.

"HUWAAAA!!!" Di kejar seperti itu siapa yang tidak takut coba?!

"FLORAA SINIII!!" Oke, suasana dalam kost sangat dramatis.

"MAINAN KALIAN GAK LUCU! BERHENTI GAK!!" Si cewek murka. Habis senam jantung. Tidak lama dia duduk, Gema menghampiri masih dengan permainannya, pose badannya menyeramkan. Kali ini mirip ulat yang selonjor dilantai.

Flora lari karena dia satu-satunya tidak dikawasan tersembunyi. "GEMAA BERHENTI! GUE TAKUT!!" Flora putar balik dan langsung menampol kepala Gema dengan keras. Lelaki itu berhenti, yang tadinya berdiri, jatuh terduduk. Mengendus-ngendus, lalu menarik tangan Flora. Menggigit telunjuknya.

Kost-an Griya Tawang Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang