Bab 31

3.1K 214 3
                                    

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

Kalau di ingat-ingat. Flora baru dua kali dibonceng Gema. Pertama, pas naik motor spongebob, hari itu dia kesal karena Gema menghancurkan acara jalan-jalannya. Nah yang kedua, adalah sekarang.

Kalau waktu itu Flora tidak sadar karena marah-marah, sekarang dia sudah sadar kalau ternyata Gema tuh kembaran Valentina Rossi. Alias, bawa motornya laju banget!

"GEM PELAN-PELAN! PELAN-PELAN!" Suara Flora sudah serak berteriak. Perutnya masuk angin. Mulutnya komat-kamit membaca doa. Sedang tangannya kebas memeluk perut Gema.

"Motor lo nih masih baru, enak dibawa ngebut!" Gema menjawab disela wajah Flora yang ditampar angin.

"YA TAPI--EH GEM!! ITU LAMPU MERAH!" Mata Flora melotot saat Gema dengan santai menerobos lampu merah. Motor baru Flora menukik tajam mencari space kosong untuk lewat. Nih cowok jelas-jelas pelanggar ulung!

"LO BISA KENA PASAL--" Flora yang notabene nya adalah anak hukum berteriak murka. Tapi belum sempat kalimatnya berlanjut, matanya membola melihat motor yang Gema kendarai tidak berada di arah semestinya.

Motor itu melaju menuju ujung trotoar yang terparkir  beberapa motor di depannya. Flora refleks memejam dan mencengkram pinggang Gema melihat aksi nekat Cowok tersebut.

Jantungnya mencelos waktu motor di rem dengan paksa. Lalu mata Flora terbuka sebelah, mengintip, dan terkejut melihat dua sejoli yang pas sekali ada di depan motor, nyaris menyentuh ban, dengan ekspresi wajah syok bukan main.

"Lo tuh disuruh beli pulsa lampu! Bukan pacaran di pinggir jalan!" Gema berucap sarkas. Menunjuk Laskar dan Maya yang terjerembab.

Laskar sempat-sempatnya membantu Maya untuk berdiri dan berkata. "Gak papa, yang? Ada yang luka?" Lalu mendelik menatap Gema. "Lo tuh jangan seenaknya bawa motor kalau belum punya SIM! Maya tuh bukan kucing yang punya tujuh nyawa!"

Alis Maya refleks menukik. "Kok bawa-bawa kucing, sih, Yang?"

"Iyakan?" Laskar menoleh. Tidak merasa kalimatnya salah.

Flora bergidik. Tidak tau hendak mual karena Gema nyaris membawanya ke neraka atau karena ulah dua sejoli di depannya.

"Balik gak lo?!" Gema menatap nyalang. Laskar langsung mencak-mencak.

"Ini juga mau balik!" Laskar berbicara ketus. "Mau nganter penumpang dulu."

"Mana penumpang lo?"

"Eh?" Flora menoleh, menatap tampilan Laskar dari atas sampai bawah. Dia mengernyit waktu sadar Laskar memakai seragam ala ojol.

"Lo jadi ojek? Sejak kapan?" Laskar melirik Flora sekilas dengan tampang malas.

"Dari tadi. Mama gue motong uang bulanan." Ucapnya. "Lo ngapain sama Gema deh, Flo? Bahaya tau ngebut-ngebut kayak tadi."

"Nebeng. Gak ada orang di kost, mati lampu, lo pikir gue gak takut?" Flora melotot. Membuat Laskar meringis, dia kemudian menatap pacar yang ada disampingnya.

"Lo tunggu sini, Flo. Gue anter Maya pulang dulu. Nanti gue jemput lo buat balik." Laskar berkata sambil menatap Gema tajam. "Lo udah, pergi aja sendiri!"

Gema sewot. "Dih, katanya tadi mau nganter penumpang. Mana penumpangnya?"

Maya nyengir. "Gue!" Lalu dia melanjutkan dengan semangat. "Tau gak, Flo! Gue tadi kan mesen ojol, tapi gue gak tau yang datang Laskar hehehe, jadi deh mejeng dul--"

Kalimat Maya terpotong waktu Flora menjitak kepalanya. "Gak usah pacaran! Besok masuk kampus!"

Maya meringis sambil mengusap kepalanya.

Laskar memutar motor kemudian. Menyuruh Maya untuk naik, sedang Gema dan Flora menatap kedua orang tersebut.

"Tunggu bentaran, ya, Flo!"

"Enggak, Las. Gue mau sekalian bareng Gema aja." Flora menoleh pada Gema sekilas. "Mau jalan-jalan juga."

"Jangan! Lo balik bareng gue." Laskar menyanggah. "Lo ngapain, deh, Gem? Udah sana pergi!" Teriaknya dari atas motor.

Gema nyengir kuda. "Orang Flora maunya sama gue." Katanya mengejek.

"Ayo naik Flo." Flora mengangguk, bersiap naik ke atas motornya yang dikendarai Gema. Demi melihat itu, Laskar menstandar motornya dan turun, menyisakan Maya yang tertinggal dengan keheranan.

Laskar kenapa ngotot banget deh? Orang suka-suka Flora juga, begitu pikir Maya.

"Enggak boleh!" Laskar menarik Flora. "Lo kalo dibilangin jangan ngeyel! Gema tuh biang masalah!"

Flora mengaduh, nyaris jatuh dari motor. "Biang masalah gimana! Gue mau ikut juga!"

"Aish, Flo jangan sampe lo nyesel ya! Asal lo tau, kalau Gema gak nyari masalah, masalah yang nyamperin dia, jadi jangan ngikut-ngikut."

Gema ikut membenarkan. Padahal yang dikatai kan dirinya sendiri.

Flora mendelik. Keras kepala. "Enggak! Gue mau nyamperin masalah bareng Gema! Seru tau!"

Laskar pasrah. Yasudah, terserah. Mending dia lanjut pacaran sama Maya.

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

"Oke, Gem. Bisa lo jelasin kita sekarang ada dimana?" Gema selesai memarkir motor dan menghampiri Flora masih dengan tempat perkakas di tangannya.

"Tempat yang bisa di datengin polisi kapan aja, sih." Katanya ringan. Dia melirik Flora sekilas sebelum menyimpan perkakasnya di atas tanah dan membuka jaket.

"Anjing Gem beneran?!" Flora terkejut. Bola matanya membulat sempurna. "Emang apaan? Tempat tawuran? Judi? Atau--"

"Nih pake." Kepala Flora dimundurkan heran melihat jaket terulur didepannya.

"Apaan?"

"Pake, dingin."

"Jangan sok pengertian! Lo bukan Yuta!"

Alis Gema naik dengan sansi. Nih cewek suka bener bikin emosi!

"Masih untung gue perhatian!" Gema menarik tangannya yang terulur. "Yaud--"

"Siapa bilang gue gak mau?" Salak Flora menyampirkan jaket di pundaknya. Saking buru-burunya ikut Gema, Flora lupa memakai pakaian tebal.

Gema menghela nafas. Kalau sama-sama Flora, dia harus siap menampung kesabaran.

Cowok itu melangkah meninggalkan Flora ke arah dua Laki-laki berbadan besar di depan gerbang. "Dua bang." Lalu mengeluarkan satu lembar uang merah.

Laki-laki berbadan besar memberikan kertas--semacam karcis pasar malam saat Gema menyodorkan kunci motor, lalu membuka gerbang, membiarkan Gema dan Flora untuk masuk.

Sekali itu Flora menelan ludah waktu mereka berada di sebuah lorong gelap. Tidak jauh dari mereka, ada pintu yang sama, di jaga dengan dua orang lagi.

Gema menyodorkan karcis. Di saat pintu hendak di dorong, Flora menarik baju Gema. "Gem beneran, emang kita mau kemana?" Gema hanya mengangkat bahu ringan.

Disaat bersamaan, seakan-akan tempat yang mereka kunjungi di kelilingi tembok kedap suara--atau memang seperti itu. Telinga Flora menangkap bunyi bising yang tidak asing, tapi mengerikan.

Cewek itu terperangah. Didepannya ... Berdiri dunia Baru.

Flora menyusul Gema cepat-cepat. "Gema!" Panggil Flora di tengah gemuruh mesin-mesin dan hiruk-pikuk manusia.

Gema menoleh malas.

"Lo sejak kapan jadi anggota balap liar?! Terus anjir, sejak kapan disini ada sirkuit selain sirkuit mandalika?!"

🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰

Bab ini tuh sebenarnya puanjangggg,
Jadi aku bagi dua deh babnya.
Besok baru aku up ya!

Kost-an Griya Tawang Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang