🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰
Flora melongo puluhan detik sejak dia keluar dari dalam kamar kost, hendak menyapu halaman depan bekas nongki. Di depan, dia menatap Laskar yang sudah siap-siap, padahal ini masih jam 6:25 pagi.
"Lo mau kemana, dah?" Heran cewek itu menenteng sapu lidi. Seperti sudah menjadi kewajiban sehari-hari, cowok itu baru saja selesai mencuci triseda.
Laskar tersenyum cerah. Menepuk jaket. Flora mengernyit melihat kain merah yang mengikat kepalanya. "Jalan lah. Gue semangat, nih."
Flora mencibir. Kemarin memang Laskar menang suit. Tapi gak pagi gini juga kali. Mana Laskar penampilannya aneh banget.
"Emang lo rencana mau kemana?" Flora mulai menyapu.
"Gunung." Dan sapu di tangan Flora refleks terjatuh, membuat debu beterbangan.
"Gunung? Lo mau bawa gue ke gunung?!"
Laskar mengangguk mantap. "Sekali-kali healing, Flo. Mendaki baik untuk kesehatan." Cowok itu berkata, tidak peduli pada wajah horror Flora. Dia dengan anteng menunjuk tas carrier jumbo yang nangkring di teras.
Flora langsung bergidik. Memang tidak heran mengapa Laskar suka mendaki, prodinya saja kehutanan, badannya gede, udah pasti kuat. Lah ini dia malah mengajak Flora yang kering kerempeng untuk ikut hobbinya. Yang ada, belum sampai puncak, Flora sudah inalillahi.
"Lo gak ada rencana lain kek! Gue cewek, mana kuat mendaki?" Flora protes.
"Lagian, lo mau ke gunung mana? Gunung disini jauuuuuh--"
"Nah makanya gue udah siap-siap, perjalanan enam jam lebih. Kita bisa sampe pas matahari tenggelam di puncaknya, Flo. Sana lo siap-siap."
Flora menganga, Laskar tidak main-main. "Laskar pelangi sumpah?!"
"Suer." Laskar mengangkat jejemari membentuk peace.
"Kita berdua? Mendaki? Enam jam perjalanan?!"
"Siapa bilang berdua?"
Dahi Flora mengernyit. Bingung. Setidaknya hampir lima detik, suara gaduh dari dalam kamar Laskar terdengar. Flora menoleh patah-patah dan mendapati lima kutu kupret sisanya sedang berbenah-benah dengan pakaian super tebal.
"Kita healing bareng-bareng. Horeeee!" Seru Laskar girang hingga matanya menyipit.
🄶🅁🄸🅈🄰 🅃🄰🅆🄰🄽🄶 🄿🅄🄽🅈🄰 🄲🄴🅁🄸🅃🄰
"Permisi pak, buk, permisi..." Posisi Flora ada di tengah-tengah saat Yuta membuka posisi jalan di dalam bus antar kota yang tiketnya sudah dipesan dari semalam.
Bayangkan saja, dengan badan full tas gede, pakaian tebal yang matahari saja tidak bisa tembus, serta kupluk di kepala, Flora harus berhimpit-himpit mencari tempat duduk. Beruntung para cowok ngerti kalau Flora kesusahan, sampai Reksa mengambil alih tasnya yang sebenarnya gak berat-berat amat dan menyuruhnya duduk di kursi yang satu-satunya tersisa.
Flora duduk dengan kebingungan, menatap teman-temannya yang mulai menurunkan tas di lantai bus dan mulai mengambil posisi berdiri masing-masing.
"Terus kalian berdiri?" Tanya Flora yang langsung di balas sarkas oleh Gema, meskipun suaranya gak galak-galak amat, tapi cukup untuk menyalakan percikan api di kepala Flora.
"Kenapa? Lo mau pangku kita-kita?"
"Nanya doang!"
"Hust! Di liatin orang!" Demian menegur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost-an Griya Tawang Punya Cerita
De TodoUPDATE SESUAI MOOD. Ini cerita humor pertama saya, buatnya susah ternyata [Cry] Jadi mohon dukungannya berupa follow dan vote setiap chapter. Thank you💗 ________ Setelah balik kampung. Flora kembali ke kost dan baru saja diberitahu kalau kamar kos...